Ini Penyebab Perang Kampung Ketara-Segala Anyar Kembali Pecah dan Menewaskan Satu Orang

Polisi bersiaga di perbatasan Desa Ketara dan Segala Anyar, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Rabu (7/2/2024). (IST FOR RADAR LOMBOK)

PRAYA–Perang kampung antara warga Desa Segala Anyar dan Desa Ketara, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah kembali pecah, Rabu (7/2) sore kemarin.

Akibat perang ini, salah seorang warga Desa Ketara meninggal dunia dan satu sepeda motor dibakar massa.

Diketahui, bentrokan pertama dipicu akibat pemukulan terhadap pria berinisial LAW warga Ketara karena diduga mencuri lampu reklame di Bypass BIL-Mandalika di Segala Anyar, Jumat subuh (8/12/2024).

Pemukulan itu membuat sekelompok warga Ketara tidak terima dan menyerang ke Segala Anyar. Situasi pun semakin memanas ketika kedua kelompok warga sempat adu fisik di Dusun Kadek, Desa Segala Anyar

Dalam bentrok Jumat (8/12/2023) pukul 17.00 WITA itu, Amaq Alus warga Segala Anyar menjadi korban penusukan.

Baca Juga :  Perang Kampung Ketara dan Segala Anyar, Satu Orang Tewas

Korban meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB pada Selasa (19/12/2023) akibat luka tusuk di perut kiri.

Pihak kepolisian kemudian bergerak cepat menyelidiki dan akhirnya kini berhasil menangkap terduga pelaku pembacokan terhadap Amaq Alus.

Ternyata penangkapan ini membuat pihak warga Ketara diduga tidak terima dan kembali terjadi bentrokan Rabu (7/2/2024) kemarin di perbatasan desa yang bertetangga ini. Bentrok ini menewaskan satu orang warga Ketara.

Kapolres Lombok Tengah, AKBP Iwan Hidayat membenarkan jika bentrokan ini terjadi karena warga Desa Ketara tidak terima atas penangkapan terduga pelaku penusukan Amaq Alus ini.

“Minta dibebaskan yang sudah polisi tangkap salah satu terduga pelaku yang ikut serta penusukan Amaq Alus,” ungkap AKBP Iwan Hidayat, Kamis (8/2/2023)

Baca Juga :  Perang Kampung Ketara dan Segala Anyar, Satu Orang Tewas

Pihaknya menegaskan bahwa petugas dapat menghalau atau mengurai massa dengan tembakan peringatan dan gas air mata.

“Kami dapat membubarkan masa secara paksa. Tindakan tersebut merupakan upaya untuk menghalau warga agar tidak saling serang menggunakan senjata tajam,” tegasnya.

Sementara itu, Sekda Lombok Tengah Lalu Firman Wijaya berharap agar kedua belah pihak menahan diri. Dari pemkab juga tidak menutup kemungkinan akan kembali memediasi kedua belah pihak.

“Semua kemungkinan-kemungkinan untuk penyelesaian masalah ini akan kita ambil. Kita berharap agar para pihak menahan diri, memberikan kesempatan pada kepolisian untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang terjadi,” ungkapnya. (met)

Komentar Anda