Dua PMI Korban Penyiksaan di Libya Disambut Tangis Keluarga

TANGIS HARU: Tiba di kampung halaman, dan diserahterimakan di Pendopo Gubernur NTB, dua PMI asal NTB korban penyiksaan majikan di Libya, disambut tangis haru keluarga masing-masing, Senin (3/7). (RATNA/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Dua Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Provinsi NTB yang disiksa oleh majikannya di Libya, yakni Sri Muliemi dan Yuliana, akhirnya berhasil dipulangkan ke kampung halaman. Kepulangan mereka disambut tangis haru oleh keluarga masing-masing, yang telah menunggu kedatangannya.

Tangis haru para kerabat dari dua PMI ini langsung pecah begitu melihat anggota keluarga mereka bisa pulang dengan selamat. Bukan hanya keluarga para PMI saja, Pemerintah NTB juga menyambut kepulangan dua orang PMI yang telah diperjuangkan kepulangannya ini sejak beberapa waktu lalu.

Bahkan kepulangan PMI asal Kabupaten Sumbawa ini, diantar langsung oleh Pimpinan Komisi I DPR RI, H. Bambang Kristiono (HBK), dan perwakilan Departemen Luar Negeri Kementerian Luar Negeri, yang diterima oleh Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, dan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi beserta keluarga kedua PMI di Ruang Kerja Pendopo Gubernur NTB, Senin (3/7).

Kesempatan itu, HBK mengatakan pihaknya terus mengupayakan pemulangan kedua PMI ilegal tersebut. Namun tugas seperti ini tentu tidak bisa dilakukan sendiri. Tapi dibutuhkan kerjasama semua pihak. “Tugas-tugas besar seperti ini tidak bisa diselesaikan orang per orang. Kita harus bersinergi, bekerjasama dengan baik, dan alhamdulillah itu bisa saya lakukan dengan Pak Gubernur,” kata HBK.

HBK menilai langkah pemerintah untuk membentuk Satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) adalah hal yang tepat. Demi mencegah terjadinya pengiriman PMI secara nonprocedural, serta peristiwa penyiksaan terhadap para pekerja migran terulang kembali.

“Ini merupakan suatu rencana pencegahan. Mudah-mudahan akan lebih baik hasilnya dimasa yang akan datang dan tidak boleh lagi terulang hal seperti ini,” ujarnya.

Baca Juga :  Sejumlah Kampus Ditemukan Sunat Dana Beasiswa

Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengucapkan terima kasih kepada HBK yang telah bersedia membantu pemulangan dua PMI asal Sumbawa yang disiksa di Libya. Sebab tidak semua dewan memiliki kemampuan untuk didengar. “Kita beruntung salah satu dewan yang mewakili daerah kita pak HBK punya otoritas dan kemampuan menyelamqtkan saudara-saudar kita sehingga selamat sampai ke Tanah Air,” katanya.

Menurut Gubernur, persoalan ini terjadi karena mereka berangkat ke luar negeri secara illegal. Untuk itu dia mengingatkan kepada seluruh warganya yang ingin bekerja keluar negeri untuk menggunakan cara yang legal. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya tindak pidana perdagangan orang.

“Jadi berangkat pakai visa kunjungan. Sampai disana agennya distribusikan ke daerah-daerah lain. Ini yang memang mulai harus disosialisasikan. Jangan sampai ketika ada masalah baru mengaku dari NTB. Padahal berangkatnya dari Subang,” katanya.

Kepala Disnakertrans NTB I Gede Putu Aryadi berharap bahwa kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat lain. Ketika ingin bekerja keluar negeri harus melalui cara-cara yang legal. “Inikan modelnya jaringan sehingga kerjasama antar daerah itu penting. Makanya kami Babinsa dan Bhabinkamtibmas kerjasama untuk edukasi. Jadi ketika penekan hukum seperti ini kita berkoordinasi,” terangnya.

Khusus untuk perlindungan ke dua PMI ini. Nantinya akan didampingi oleh DP3AP2KB NTB dan pengacara. Disnaker NTB sendiri sudah ada Satgas Perlindungan PMI yang melibatkan Polda dan BP2MI. Sebab, kasus seperti ini biasanya para pelaku melakukan banyak cara supaya korban mau damai.Untuk itu perlu ada kerjasama dari masyarakat agar pelaku pengiriman PMI ilegal dapat ditindak tegas.

“Kalau ada tindak pidana koordinasi denganSatgas TPPO di Polda. Setelah diPolda baru Karena itu ansih penegakan hukum makanya kami membackup dengan satgas perlindungan PMI dengan UU 18 tahun 2017 tentang perlindungan PMI,” ujarnya.

Baca Juga :  Satu Lingkungan Zona Merah, Mataram Masih PPKM Level 1

Sementara itu orang tua Sri Muliemi, Nuridah tidak bisa menahan tangis menyambut kedatangan anaknya sampai ke Lombok. Di mengucapkan rasa terima kasih kepada HBK dan Pemerintah Daerah NTB yang sudah memperjuangkan kepulangan anaknya sampai ke Tanah Air. “Alhamdulillah semoga semua yang ikut memperjuangkan anak kami disini dibales oleh Allah yang maha kuasa,” imbuhnya.

Dia mengatakan baru dua bulan mengetahui anaknya berada di Libya. Dan belakangan menerima informasi bahwa anaknya telah disiksa oleh majikan selama bekerja. “Saya taunya dari media,” tambahnya.

Dia tidak mempermasalahkan apakah anaknya digaji atau tidak. Terpenting adalah anaknya bisa pulang dengan selamat. “Yang penting anak saya sudah ada ditangan saya dan oulang dengan selamat. Kedepannya itu urusan pemerintah,” imbuhnya.

Sementara Yuliana mengaku memang berangkat ke luar negeri secara ilegal. Bahkan paspor yang digunakan merupakan milik orang lain bernama Anisa. Sebelum berangkat, Yuliana awalnya dijanjikan oleh calo untuk bekerja di Turki. Tetapi kenyataannya malah dikirim ke Libya. “Dua orang awalnya berangkat sama saya. Tidak pakai perusahaan, paspornya itu juga palsu, paspor orang lain. Disebut Anisa, tapi di KTP-ku Yuliana,” imbuhnya.

Diketahui bahwa Yuliana dan Sri Muliemi viral di sosial media karena Curhatnya yang menjadi korban penyiksaan majikan saat bekerja di Libya. Dia bersama rekannya disiksa dan dicambuk menggunakan selang hingga meninggalkan bekas. Kepalanya juga dihantam sampai matanya bengkak. (cr-rat)

Komentar Anda