Diperlakukan Represif, Mahasiswa Minta Rektor Tanggung Jawab

REPRESIF: Tampak salah satu mahasiswa yang mendapatkan tindakan represif aparat keamanan kampus ketika sedang unjuk rasa, dirawat oleh rekan-rekannya. (ABDI ZAELANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Ratusan Mahasiswa Universitas Mataram (Unram) yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UNRAM Melawan, melakukan aksi unjuk rasa ke Rektorat Unram, Selasa kemarin (20/6). Namun bukannya mendapat jawaban dari tuntutan yang diajukan, justru para mahasiswa tersebut, mendapatkan perlakuan represif oleh petugas keamanan kampus atau Satpam.

“Kita menuntut keadilan ke pihak Rektorat, dan ada 13 poin tuntutan kami. Namun kita dianggap teroris, sehingga mendapatkan tindakan represif dari aparat keamanan kampus. Atas dasar itu, kita minta Rektor bertanggungjawab atas tindakan robot-robot kampus itu,” kata Kordinator Lapangan (Korlap) Aliansi Mahasiswa Unram Melawan, Soleh Hambali.

Dikatakan, tindakan yang dilakukan Satpam Unram itu, adalah upaya untuk memberengus kebebasan mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi.

Ke 13 poin tuntutan mahasiswa itu, yakni mendesak Satgas PPKS secepatnya menyelesaikan kasus kekerasan seksual yang telah dialami oleh mahasiswi di dalam dan luar kampus Unram. Kemudian meminta menghapus pembayaran IPI di Unram, serta meminta kejelasan dan keterbukaan dalam penentuan grade UKT Mahasiswa.

Selanjutnya mendesak untuk memperbaiki saran dan prasarana, meminta Rektorat supaya melakukan penyesuaian biaya tes mandiri dan tes kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi orang tua/wali, dan menggratiskan mahasiswa yang tidak mampu.

Meminta mengkaji ulang MBKM, serta memperjelas pembiayaan akomodasi mahasiswa MBKM, dan pencairan intensif apresiasi terhadap proposal PKM mahasiswa yang sudah dijanjikan. Menuntut supaya meratanya pemberlakuan jam malam kegiatan mahasiswa dalam ruang lingkup Unram.

Baca Juga :  Inaya dan Anaya Jalani Operasi Pemisahan di Surabaya

Berikutnya menyetop punguatan liar (Pungli) dari segala lini di Unram terhadap mahasiswa, setop melakukan kriminalisasi dan pembungkaman ruang demokrasi, mendesak Rektor membuat POB bagi Ormawa di tingkat Unram, memberikan subsidi kepada mahasiswa yang melakukan KKN, serta memperjelas penerapan IKU beserta alur administrasinya untuk kegiatan mahasiswa, dan menuntut serta mendesak pihak kampus untuk melakukan perbaikan sekaligus peningkatan kualitas layanan.

“Itu adalah poin-poin tuntutan kami. Tetapi kenapa kami dikira seperti teroris, dihajar oleh robot-robot (Satpam) kampus itu. Makanya Kami mengecam tindakan represif dari aparat keamanan kampus, dan Rektor harus bertanggungjawab atas kejadian ini,” tegas Soleh.

Dalam aksi yang dilakukan itu, diwarnai dengan aksi pemukulan oleh oknum aparatur keamanan kampus. “Dua kawan kami mendapatkan tindakan represif dari aparat keamanan kampus, hingga dipaksa masuk ke dalam, dan kemudian dibebaskan kembali. Kami mengecam segala tindakan represif ini,” tegasnya.

Sejumlah massa aksi dipukul, dihantam menggunakan tongkat saat melakukan aksi demonstrasi. “Saya adalah korban pertama. Ketika lagi dorong-dorongan, tiba-tiba saya ditarik. Setelah itu saya diinjak-injak lagi oleh Satpam itu,” lanjutnya.

Sementara Ketua BEM Unram selaku Koordinator Umum Aksi, Martoni Ira Malik, juga mengaku dicekik dan ditendang dibagian perut oleh Satpam Unram. “Saya kan pas mau melerai massa aksi dengan Satpam, saya langsung dicekik, terus ditendang dua kali. Akhirnya saya jatuh, sesak nafas,” ucapnya.

Baca Juga :  Bos PT Sinta Batal Diperiksa

Tak hanya itu, Martoni selaku Koordinator Umum Aksi, juga dicari hingga menjelang aksi berakhir. “Pas keadaan sudah tidak kondusif, saya jagain massa aksi yang dikejar dan dihantam. Saya tiba-tiba ditendang dua kali, sampai saya diangkut oleh teman-teman yang lain,” sambungnya.

Disampaikan, kronologi awal insiden pemukulan itu terjadi sekitar pukul 10.36 Wita, yaitu ketika massa aksi baru beberapa saat memasuki gerbang Rektorat Unram. Para petugas keamanan kampus mencoba menghalagi mahasiswa masuk, sehingga terjadi gesekan dan saling dorong antara Satpam dan mahasiswa.

Keadaan semakin memanas, hingga terjadi bentrokan antara massa aksi dengan pihak keamanan Unram, yang berujung pada pemukulan oleh pihak keamanan kampus.

Beberapa saat kemudian, kondisi mulai kondusif. Namun karena tidak ada pihak kampus yang mau menemui massa aksi, akhirnya ba’da zuhur para mahasiswa pun kembali melakukan orasi, dan kembali terjadi gesekan dengan pihak keamanan kampus.

Keadaan semakin memanas, hingga terjadi pengejaran terhadap massa aksi oleh Satpam Unram. Beberapa massa aksi bahkan mendapatkan pukulan dan tendangan dari Satpam. Hingga saat ini, pihak aliansi terus mendata para demonstran yang mendapatkan tindakan represif. (adi)

Komentar Anda