Cuaca Buruk Picu Kenaikan Harga Cabai

Cuaca Buruk Picu Kenaikan Harga Cabai
Salah seorang penjual cabai rawit di Pasar Kebon Roek Ampenan menunggu pembeli yang keadaan sepi, karena harga mulai mahal. (Devi Handayani /Radar Lombok)

MATARAM – Harga sejumlah kebutuhan pokok mulai mengalami peningkatan signifikan. Peningkatan tersebut terjadi pada harga jual cabai yang tembus hingga mencapai Rp 30.000 per kilogram (kg).

Sejumlah pedagang di Pasar Kebon Roek Ampenan mengaku jika kenaikan harga cabai ini dipicu karena cuaca buruk dan stok cabai yang berkurang, sehingga mereka terpaksa menaikkan harga jual kepada konsumen. Kenaikan harga cabai ini sudah terjadi sejak tiga hari lalu. Semula harga jual cabai rawit hanya berkisaran  Rp 20 ribu per kg.

“Stoknya berkurang karena hujan terus, jadi cuma sedikit yang bisa dipanen,” kata salah satu pedagang cabai, Nur, Jumat kemarin (4/1).

BACA JUGA: Selama 2018, Kunjungan Wisatawan ke NTB Terjun Bebas

Dijelasknya, stok berkurang sejak musim hujan, sehingga dirinya setiap kali membeli dari pengepul hanya 100 kg saja, dikarenakan permintaan pun ikut menurun. Biasanya ketika hari Natal dan tahun baru beberapa waktu lalu, permintaan cabai rawit sedikit terjadi peningkatan, namun saat ini sebaliknya mulai berkurang.

Baca Juga :  Cuaca Buruk Diprediksi Masih akan Berlangsung di Wilayah NTB

“Permintaannya juga sedikit berkurang dari bulan Desember kemarin,” ujarnya.

Hal senada juga diakui pedagang cabe lainnya, yakni Saudiah mengaku kenaikan harga terjadi pada harga cabai rawit merah. Dari yang semula hanya Rp20 ribu /kg, kini sudah mencapai Rp30 ribu/kg. Kenaikan ini baru terjadi sejak 2 hari yang lalu. Hanya saja disaat harga cabai mulai naik tinggi justru tidak dibarengi dengan jumlah pembeli yang semakin banyak. Tapi justru sebaliknya, dimana permintaan semakin berkurang.

“Harga cabai rawit merah sekarang Rp30 ribu/kg dari semula Rp20 ribu/kg,” sebutnya.

Di tempat terpisah Kepala Pasar Induk Mandalika H Ismail menuturkan stok cabai memang sudah berkurang semenjak musim hujan terjadi. Bahkan permintaan akan cabai rawit di masyarakat menurun, yang biasanya pasokan cabai masuk ke pasar bisa mencapai 2 ton perharinya. Tetapi kini terjadi penuruanan lumayan banyak.

“Pasokan sekarang hanya 100 kg hingga 800 kg. Semoga saja pasokan kembali normal dan harga bisa segera cepat turun kembali normal,” ungkapnya.

Baca Juga :  Warga Lombok Timur Diimbau Waspada Pohon Tumbang

Sementara itu, Plt Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Dinas Perdagangan Provinsi NTB Lalu Suparno mengatakan stok untuk cabai masih aman hingga bulan Maret mendatang.

BACA JUGA: Prediksi HPHSI, 2019 Pasar Bitcoin di Indonesia Bakal Cerah

Menurutnya untuk di tingkat pengepul atau di lahan masih cukup, sedangkan penyebab berkurangnya komoditi cabai di pasar, karena sekarang sudah mulai memasuki musim penghujan. Dimana para pekerja pemetik cabe waktunya terbatas untuk keluar kesawah.

Ia mencontohkan jika yang biasanya sehari mereka dapat memetik 50 kg akhirnya hanya dapat 20 kg itu salah satu penyebabnya. Selain itu, pohon cabe sudah berusia tua, sehingga hasilnya juga semakin sedikit.

“Di daerah yang curah hujannya sedikit di NTB sudah mulai juga panen untuk cabai ini. Jadi pasokan tetap aman,” pungkasnya. (cr-dev)

Komentar Anda