Boyong Pendukung Kawal Kursi Terakhir

MATARAM – Perebutan kursi terakhir sejumlah kandidat calon anggota legislatif (caleg) di beberapa daerah pilih semakin ketat. Para caleg tak hanya memperketat pengawalan dengan saksi yang diberikan mandat semata, tetapi juga memboyong pengawal. Bahkan, sejumlah caleg harus memboyong serta massa pendukung untuk mengawal pleno di tingkat kecamatan.

Seperti di Kecamatan Sandubaya, caleg Partai Demokrat dan PKS terlihat ada di lokasi dengan massa dan simpatisan. Beberapa kali pleno diskors sampai mejelang Subuh, Selasa (27/2) dini hari. Saat pleno, beberapa kali permintaan saksi dari Partai Demokrat dan PKS untuk membuka kembali kotak suara dan menghitung kembali surat suara DPRD Kota Mataram dapil Sandubaya. Beruntung, tidak terjadi keributan meski di luar ruang ruang pleno dipadati massa pendukung caleg. Di samping itu, aparat kepolisian juga bersiaga ketat bersama jajaran KPU, Bawaslu, dan Pemkot Mataram di lokasi pleno.

Meski jumlahnya ratusan, massa diminta tetap tenang dan menjaga kondusivitas dengan memantau langsung berlangsung pleno dari area yang telah ditentukan. Meski sempat berjalan alot sampai pukul 3.30 Wita dini hari, namun tak ada keributan fatal. Hanya proses perhitungan yang alot karena permintaan saksi untuk membuka kotak suara.

Data yang dihimpun dari berbagai sumber untuk Kecamatan Sandubaya, C1-Plano dan C1-Hasil dan Deks Pemerintahan Kecamatan Sandubaya, posisi pertama diraih Partai Golkar dengan perolehan 9.056 suara, PDIP 4.808 suara, PKB 4.694 suara, PPP 4.386 suara, Partai Gerindra 4.239 suara, dan terakhir kursi keenam  direbut PKS dengan perolehan 3.981 suara.

Peristiwa serupa juga terjadi di Kecamatan Ampenan. Caleg perebut kursi terakhir juga memboyong massa untuk mengawal ketat proses pleno tingkat kecamatan. Dari delapan kursi yang masih berebut di posisi terakhir antara PPP dan Partai Golkar. Rapat pleno sempat diskors dan dilanjutkan Selasa (27/2) pagi. Karena ada protes dari saksi dan caleg. Kursi terakhir masih diperebutkan Partai Golkar dan PPP dengan perolehan suara tipis.

Data perolehan suara tertinggi di Kecamatan Ampenan dipegang Partai Golkar dengan raihan 9.415 suara, PKS 5.315 suara, PAN 5.284 suara, Partai Gerindra 5.019 suara, Partai Hanura 3.876 suara, Partai Demokrat 3.857 suara, PDIP 3.756 suara. Sedangkan untuk kursi terakhir masih direbut Partai Golkar dan PPP dengan selisih tipis. Saat ini, sidang pleno masih berlangsung dan tinggal satu kelurahan yang belum tuntas.

Asisten I Setda Kota Mataram, H Lalu Martawang mengatakan, untuk dua kecamatan sudah dipantau secara ketat dan menghindari kericuhan. Para massa dan caleg telah minta untuk menjaga kondusivitas.  ‘’Kita sudah minta untuk tetap jaga kondusivitas dan menjalankan pleno sesuai dengan aturan,’’ katanya.

          Dua kecamatan menjadi atensi secara serius, termasuk pengamanan secara ketat. Karena proses pleno masih berjalan saat ini di semua kecamatan. Pleno ditargetkan rampung sampai tanggal 28 Februari untuk dilanjutkan ke tingkat Kota Mataram tanggal 3 sampai 5 Maret. ‘’Untuk menjaga kondusivitas, tetap diminta semua jajaran di tingkat bawah agar terus melakukan pengawalan dan pemantuan secara ketat. Peran dari lurah, camat terus memantau kondisi masing-masing wilayah terus terjaga,’’ katanya.

          Ketua DPD PKS Kota Mataram, Ismul Hidayat mengatakan, untuk pengawalan ketat telah dilakukan dari proses awal. Dari perolehan di masing-maisng TPS, saksi sudah disebar di 1.248 TPS, PKS terus komitmen bersama untuk menjaga dan mengawal suara. ‘’Kita pastikan semuanya berjalan aman dan saya memantau langsung yang di Kecamatan Sandubaya. Dari data sementara kita memperoleh enam kursi dan semua dapil terisi,’’ katanya.

          Untuk proses pleno sampai tingkat Kota Mataram, akan terus dikawal secara ketat. Para kader dan saksi terus mengawal semua proses tahapan. ‘’Sekarang proses satu tahap lagi di tingkat kota. Semua bentuk persiapan termasuk data dan saksi partai sudah sangat matang disiapkan,’’ singkatnya. (dir)

Komentar Anda