BI Proyeksi Inflasi NTB 2023 Dikisaran 3-4 Persen

Kepala Perwakilan BI NTB Berry Arifsyah Harahap.

MATARAM – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB Berry Arifsyah Harahap memproyeksi inflasi NTB pada tahun 2023  ini masih bisa terkendali di rentang 3- 4 persen.

“Laju inflasi 2023 masih dalam batas aman, ya di rentang 3-4 persen,” kata Bery Arifsyah, Senin (25/9).

Berry menyebut tekanan inflasi pada tahun 2023 ini tidak separah kondisi tahuun 2022, akibat dampak dari pandemi Covid-19 yang masih terjadi. Meski di pertengahan tahun 2023 ini, terjadi ancaman El Nino, yang menyebabkan masa paceklik tanaman pangan, khususnya padi, sehinga berdampak pada kenaikan harga beras, namun masih dalam ambang batas wajar.

Pasalnya, stok barang berupa beras di NTB sebagai lumbung pangan nasional masih tersedia banyak. Bahkan data Perum Bulog NTB bahwa stok cadangan beras di gudang masih aman hingga Februari 2024 mendatang, di mana saat itu sudah mulai ada panen tanaman padi.

Baca Juga :  BI NTB Beri Hadiah Sepeda Motor Jukir Digital di Kota Mataram

Selain itu, kata Berry, Pemprov NTB bersama pihak terkait lainnya yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) NTB secara intens menggadakan pasar murah bahan pokok, khususnya Bulog NTB untuk beras. Begitu juga dengan OPD teknis lainnya di Pemprov NTB bersama kabupaten/kota gencar melakukan pasar murah di sejumlah titik guna pengendalian kenaikan harga yang terlalu tinggi. Begitu juga dengan Pemerintah Pusat mulai menggelontorkan bantuan pangan berupa beras kepada keluarga penerima manfaat masing – masing 10 kg beras per bulan yang disalurkan selama tiga bulan kedepannya.

Baca Juga :  BI NTB Ajak Ponpes Berkontribusi Kendalikan Inflasi

Kendati demikian, Berry mengingatkan Pemprov NTB untuk tetap memperhatikan potensi kenaikan harga beras yang bisa saja cukup tinggi. Karena itu, perlu dilakukan penanganan khusus, dengan secara rutin melakukan pasar murah, tidak hanya beras, tapi juga produk pangan lainnya, seperti telur dan minyak goreng. Terlebih lagi, sudah mulai memasuki peringatan Maulid Nabi Muhammad, yang menyebabkan permintaan masyarakat akan pangan semakin tinggi.

“Kita harus hati hati dengan masalah beras ini. Karena beras ini dampaknya terhadap inflasi cukup berat. Pemerintah daerah juga perlu hati hati menangani persoalan minimnya pasokan dan produksi beras di tingkat petani, karena El Nino,” ujarnya. (luk)

Komentar Anda