Waspada Cuaca Ekstrem di NTB Hingga 16 Maret Akibat Aktifnya Equatorial Rossby dan MJO

Pohon tumbang akibat cuaca ekstrem di Dusun Pandanan, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Minggu (10/3/2024). (IST FOR RADAR LOMBOK)

MATARAM–Kepala Stasiun Meteorologi ZAM Satria Topan Primadi, S.Si menerangkan bahwa saat ini menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan  hujan.

Kondisi atmosfer menunjukkan aktifnya beberapa fenomena yang mendukung pembentukan awan hujan yang cukup intensif dalam beberapa
waktu ke depan di antaranya aktifnya gelombang atmosfer Equatorial Rossby serta aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO).

Selain itu terpantau sirkulasi siklonik di Samudera Hindia sebelah barat daya Lampung yang membentuk daerah pertemuan angin (konvergensi) di wilayah NTB.

Hal tersebut dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan
potensi pertumbuhan awan-awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk NTB dalam beberapa hari ke depan.

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat
yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 10 sampai 16 Maret 2024 di Lombok Utara, Kota Mataram, Lombok Barat,  Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, Kota Bima, dan Dompu pada pagi hingga dini hari.

Baca Juga :  Tiga Rumah Rusak Tertimpa Pohon di Desa Kuripan

Untuk potensi gelombang tinggi di wilayah perairan NTB pada 10 sampai 16 Maret 2024 yaitu tinggi gelombang sedang 1,25 sampai 2,5 m di Selat Lombok bagian utara, Selat Alas bagian utara, perairan utara Sumbawa, dan Selat Sape bagian utara.

Kategori gelombang tinggi 2,5 sampai 4,0 m di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan,
dan Selat Sape bagian selatan.

Kategori gelombang sangat tinggi 4,0 sampai 6,0 meter Samudera Hindia selatan NTB.

Terhadap kondisi ini, pihak-pihak terkait diharapkan melakukan persiapan antara lain memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan
curah hujan.

Baca Juga :  Cuaca Ekstrem Terbangkan Atap Rumah Warga Karang Bongkot

Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan
pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.

Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.

Menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan
kepedulian pemda, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana
hidrometeorologi (banjir, longsor, pohon tumbang, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang  tinggi).

Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antarpihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi
bencana hidrometrorologi.

Serta terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah NTB. (RL)

Komentar Anda