Versi WFP, NTB Masih Memprihatinkan

MATARAM—Pembangunan di NTB beberapa tahun terakhir cukup maju dibawah pimpinan TGH M Zainul Majdi. Berbagai prestasi dan penghargaan telah diraih, baik ditingkat nasional maupun internasional. Namun ternyata kondisi NTB masih memperihatinkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 oleh World Food Programme (WFP).

WFP yang bermarkas besar di Kota New York, sebuah lembaga yang memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan jangka panjang untuk program pangan di negara-negara berkembang. “Ketahanan pangan di NTB sudah cukup bagus, tapi masih banyak masalah besar yang harus dituntaskan,” ungkap Deputi Country Director of WFP, Mr Dageng Liu, saat peluncurkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan NTB tahun 2015 di Mataram, Rabu kemarin (11/5).

Masalah besar dimaksud yang cukup memprihatinkan dari hasil penelitian WFP, diungkapkan, ternyata 5 dari 10 perempuan di NTB masih buta huruf. WFP melakukan penelitian terhadap perempuan dengan usia 15-60 tahun. Fakta ini tentunya sangat mengejutkan, di tengah maraknya program pemberantasan buta aksara.

Baca Juga :  Kuota Pupuk Bersubsidi NTB Jauh dari Usulan

Tidak hanya itu, dalam bidang kesehatan juga NTB masih memperihatinkan. Banyak rumah tangga masih kesulitan akses air bersih, pemenuhan gizi jauh dari harapan dan lain sebagainya. “Dan 1 dari 3 bayi di NTB terkena stunting (balita pendek – red),” bebernya menggunakan bahasa Inggris yang dilanjutkan oleh penerjemah.

Apabila 1 dari 3 bayi di NTB terkena stunting, itu artinya sekitar 36 persen bayi yang ada tidak normal. Hal ini tidak bisa dipandang remeh Karen akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan. Orang-orang stunting apalagi buta huruf akan kesulitan mendapatkan masa depan lebih baik.

Dageng Liu juga mengingatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB agar mewaspadai cuaca dan iklim. Ia memperkirakan NTB akan mengalami kekeringan yang cukup parah kedepannya. “Kalau ketahanan pangan sebenarnya cukup bagus, dari 60 kecamatan yang rawan pangan pada tahun 2010 bisa dikurangi pada tahun 2015 tinggal enam kecamatan saja. Tapi kalau masalah-masalah yang ada tidak diatasi maka rentan akan terajdi rawan pangan,” ucapnya.

Baca Juga :  Tahun Baru, BI NTB Siapkan Layanan Maksimal

Acara Peluncurkan Peta Ketahanan & Kerentanan Pangan (FSVA) terlaksana atas kerjasama antara Pemerintah Provinsi NTB, Badan Ketahanan Pangan Provinsi NTB, World Food Programme (WFP) dan Australian Aid.  Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala BKP Provinsi NTB Ir Hj Hartina, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten/Kota se-Provinsi NTB, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan BKP Kementerian Pertanian RI dan juga Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin membuka acara.

Dalam sambutannya, Wagub mengaku kurang percaya atas apa yang baru saja didengarnya. Data masih tingginya perempuan buta huruf dan penyakit stunting yang mencapai 36 persen tidak pernah disangka selama ini. “Benar gak ini datanya, kok bisa 5 dari 10 perempuan di NTB buta hurup ? Bayi stunting juga kok banyak sekali, saya minta dinas terkait kejelasannya. Ajak saya ke bayi yang stunting itu juga,” ujarnya. (zwr)

Komentar Anda