Utamakan Kerja Keras, Pangkat Urusan Belakang

AKBP Rifa’i SH (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

Nama AKBP Rifa’i sebenarnya tidak asing lagi bagi masyarakat Lombok Utara. Karena sebagai pimpinan sementara sudah disandangnya sejak setahun silam. Hanya saja, Rifa’i baru dilantik bulan lalu dan menjabat sebagai kapolres pertama di daerah itu.

 

 


HERY MAHARDIKA-TANJUNG


 

PERJALANAN AKBP Rifa’i menjadi Kapolres Lombok Utara, cukup panjang dan berliku. Ia harus meniti karir seperti rekannya yang lain. Namun, nama besarnya tentu akan selalu dikenang masyarakat Lombok Utara kedepan. Ini mengingat Rifa’i adalah kapolres pertama di daerah itu.

Perjalanan inilah dituturkan perwira melati dua ini kepada Radar Lombok, pekan lalu. Rifai muda awalnya masuk institusi korps cokelat itu tahun 1995. Ia lulus tahun dengan pangkat letnan 2 jenjang kepolisian SP PK Abri dengan menempuh masa pendidikan selama 1,2 tahun. “Selama tujuh bulan saya dididik di Magelang dan lima bulan di Sukami,” tutur Rifa’i.

Setelah lulus, ia langsung ditugaskan di Sulawesi Selatan hingga akhir tahun 2004. Selama sembilan tahun bertugas di Sulawesi Selatan, ia telah banyak diberikan amanah untuk menduduki jabatan perwira di institusinya. “Paling banyak menggeluti Serse Kriminal,” terangnya.

Baru selanjutnya, pada tahun 2005 ia dipindah tugaskan ke Polda NTB pada bidang Seksi Penyelidikan Provos. Kemudian digeser ke Kasubdit Narkoba Polda NTB, digeser lagi menjadi Wakapolres Sumbawa Barat. “Jenjang karir kepolisian minimal 17. Tapi saya sudah melampui di atas 20 karir yang pernah saya duduki. Yang tidak pernah saya duduki di bagian Satlantas” candanya.

Rifa’I kemudian balik lagi ke Polda NTB menjadi Kasubit Paminal Pengamanan Internal Kapolri. Kemudian digeser lagi ke Kasubit Dua Serse Kriminal Umum Bidang Pertanahan dan Penipuan, digeser lagi ke Kepala Bagian Pengendalian dan Operasi Polri Polda NTB. Tidak lama kemudian digeser ke Kepala Strategi dan Manajemen Polri.  “Kembali ke Penyidik Madya dan Analisis Kriminal Umum Serse. Baru selanjutnya saya ditunjukan menjadi Kapolres Kerangka Lombok Utara. Dan sekarang sudah menjadi polres definitif,” ulasnya.

Dari prestasi karirnya, ia mendapatkan pangkat AKBP pada tahun 2010. Mengemban pangkat AKBP sampai saat ini sudah enam tahun. Terkait kenaikan pangkat menjai Kombes, ia tidak mengetahui. Yang ada dalam pikirannya bagaimana ia mampu menunjukan kerja yang baik, loyal dan sukses. “Nasib di tangan Tuhan. Yang penting saya sudah menunjukan kinerja. Nanti pimpinan yang memberikan penilaian,” tandasnya.

Atas jabatan baru ini, kata Rifa’i, ia akan berupaya melaksanakan tugas dan fungsi kepolisian tanah air yang telah termaktub. Yakni menyelenggarakan kamtibmas, memberikan perlindungan, mengayomi, dan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. “Tetap yang menjadi atensi penyelenggaraan Kamtibmas sesuai intruksi Kapolri,” tegasnya.

Menurutnya, bagaimana kepolisian daerah Lombok Utara harus mampu memberikan pelayanan lebih dekat dan memastikan semua fungsi kepolisian bisa berjalan. Sekarang ini, ia bersama jajarannya ingin menjamin kamtibmas yang kondusif. “Dengan dikukuhkan Polres Lombok Utara, kemudian nanti tingginya kasus kriminiltas bukan berarti polres tidak sukses. Karena selama ini Lombok Utara termasuk daerah yang rendah kasus kriminilitasnya,” tandasnya.

Rendahnya angka kriminilitas di Lombok Utara di tingkat NTB, kata Rifa’i, Kapolri mungkin sudah melakukan pengkajian di semua lini terutama keamanan masyarakat, potensi kerawanan. Dari dua hal inilah yang kemungkinan Polres ini segera dikukuhkan. Apalagi, Lombok Utara memiliki objek wisata yang ramai kunjungan dan banyak para pengusaha menanam investasi. Tentu para wisatawan maupun pengusaha ingin mendapatkan keamanan dan kenyamanan tersebut.

Selain itu, keamanan hewan ternak masyarakat. Selama ini, masyarakat yang hilang hewan ternak kemungkinan malas melaporkan, karena jarak rumah mereka dengan Polres Lombok Barat (dulu) sehingga membuat mereka malas. “Oleh karena itu, kita akan rubah pola pikir masyarakt. Kalau ada kejadian segera laporkan ke Polres,” harapnya.

Melihat antusias masyarakat dengan adanya keberadaan Polres ini, terangnya, sudah banyak masyarakat berdatangan untuk meminta pelayanan SIM, membuat surat izin keributan (HO), dan lainnya. Namun, ia belum maksimal memberikan pelayanan karena mengingat Simulator pembuatan SIM masih diusulkan ke Polri. Sedangkan, persoalan lainnya belum diterima sepenuhnya, karena saat ini masih masih mempersiapkan ruangan. “Insya Allah dua minggu lagi akan bisa terlayani semuanya. Kalau personil simulator akan segera datang pada minggu depan,” tandasnya. (**)