PT GNE Diminta Lebih Serius Meningkatkan Potensi PAD

MATARAM – Kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) dari sejumlah BUMD milik Pemprov NTB, masih ada yang belum memuaskan. Salah satunya dari PT GNE (Gerbang NTB Emas). Karena itu, pemerintah meminta jajaran direksi untuk memaksimalkan setiap potensi yang dimiliki.

“GNE masih belum optimal. Harus dikembangkan dan dikelola secara profesional. Salah satunya, dengan diversifikasi usaha,” kata Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) Provinsi NTB Hj. Eva Dewiyani.

Artinya, harus berani mencoba berbagai usaha. Selama itu untuk menambah dividen, pemerintah pasti mendukung. Sejauh ini, Eva mengaku, setoran PAD PT GNE belum sesuai target.

“Agak kurang berkembang, padahal banyak potensi yang bisa menambah PAD kita,” ujarnya.

Meski begitu, Eva menyebut, ada beberapa BUMD yang menyumbangkan PAD besar dan mencapai target. Dia mencontohkan Bank NTB Syariah. “Sedangkan BPR masih goyah, perlu lebih profesional. NPL (Non-Performing Loan) di atas 9 persen. Itu juga harus didorong,” kata Eva.

Eva menambahkan, pemerintah ingin, BUMD yang ada menjadi badan usaha yang mandiri. Artinya, tidak hanya mengharapkan pengembangan usahanya melalui tambahan modal pemerintah saja. Tetapi mereka berakselerasi dan berinovasi sendiri.

Dia mengaku, sejauh ini sudah banyak BUMD yang memperoleh penyertaan modal. Harapannya, tambahan modal itu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mengembangkan usahanya.

“Jadi, tidak itu-itu terus usahanya. Modalnya bisa berputar, itu harapan kita,” katanya.

Direktur PT GNE Samsul Hadi membenarkan kalau sampai saat ini pendapatannya belum optimal. Tetapi, upaya-upaya untuk pengembangan usaha terus dilakukan.

”Kita memang sedang terbatas pergerakan karena modal dasar yang belum dipenuhi pemprov, jadi sekarang sedang mengoptimalkan bisnis-bisnis kemitraan,” dalihnya.

Dia mencontohkan dengan partisipasinya dalam pembangunan pabrik Compressed Biogas (CBG) di Lembar, Lombok Barat. Pabrik ini mengolah tongkol jagung menjadi biogas, dan ditarget beroperasi awal 2025. Hadirnya industrialisasi tersebut diharapkan bisa mendukung upaya pemerintah menekan impor elpiji, akselerasi target nol emisi karbon pada 2060, dan membuka lapangan kerja.

Pabrik ini berkapasitas 10 ton per hari. Samsul mengaku, PT GNE menjadi mitra suplai bahan baku dan mitra suplai produk.

“Kita gandeng Pertamina untuk suplai gas 3 kg untuk areal Mataram, Lombok Barat dan Lombok Timur. Jadi kita optimalkan potensi kerjasama dengan mitra,” katanya. (rie)

Komentar Anda