Mohan Masih Bimbang

H Mohan Roliskana (Ali Ma'shum/Radar lombok)

MATARAM – Nama H Mohan Roliskana mencuat dan semakin ramai diperbincangkan menjelang pilkada serentak November mendatang. Maklum saja, Wali Kota Mataram tersebut tengah dinantikan pada dua pilihan yang dinilai berat. Di satu sisi, Mohan Roliskana disebut layak untuk naik kelas dan bertarung pada pemilihan gubernur (pilgub) NTB. Di sisi lain Mohan punya kans terkuat untuk mempertahankan jabatan sebagai Wali Kota Mataram. Dihadapkan pada dua pilihan sulit tersebut, Mohan masih bimbang untuk menentukan pilihannya. “Nanti saya akan pilih yang paling realistis dan rasional,” ujar H Mohan Roliskana, Rabu (20/3).

Dia mengatakan tidak akan gegabah mengambil keputusan. Pilihannya nanti akan bergantung pada beragam pertimbangan ilmiah. Seperti menunggu hasil survei terkait elektabilitas dan peluangnya. “Itulah jadi basis kita nanti untuk putusan politik yang kita ambil,” katanya.

Mohan memastikan diri untuk bertarung di pilkada 2024. Tetapi belum diputuskan antara pilgub NTB atau pilwakot Mataram. Terlebih Mohan dikenal sangat rasional dalam memutuskan pilihan. Tetapi untuk urusan politik disebutnya semua masih memungkinkan. “Karena politik ini kan segi segala kemungkinan,” ungkapnya.

Berkaca pada hasil pemilihan legislatif (pileg) di NTB, Partai Golkar NTB dimana Mohan sebagai ketuanya mendapat hasil elektoral yang cukup memuaskan dengan mendapatkan 10 kursi di DPRD NTB. Hasil tersebut tentunya menjadi indikator penguat jika Mohan memutuskan maju di pilgub NTB. Soal kemungkinan tersebut akan dipertimbangkan dengan matang. “Bisa saja itu, karena infrastruktur partai insyaallah sudah cukup kuat dan itu salah satu yang menjadi tolak ukur untuk melihat penerimaan publik terhadap partai. Tapi untuk pemilihan kepala daerah apakah dia itu pararel dengan pileg kemarin tentu nanti akan kita lihat lagi dari hasil survei,” terangnya.

Sementara untuk pilwakot Mataram, meskipun dirinya disebut punya peluang terkuat sebagai incumbent. Mohan menilai calon wali kota yang saat ini bermunculan juga memiliki peluang. “Tokoh-tokoh politik di sini juga kan banyak. Nanti lah kita lihat, sekalipun saya bertahan di Kota Mataram. Ada nama-nama lain yang memiliki keinginan untuk maju,” jelasnya.

Pada akhirnya nanti kata Mohan, putusan yang diambil bukan dari putusannya semata. Karena putusan dan perintah partai tempatnya bernaung juga memiliki andil. “Nanti juga partai memutuskan berdasarkan hasil kita lah harus didasarkan dengan itu. Soal kursi yang masih kurang, baik itu di pilgub dan pilwakot memang harus koalisi. Kemarin (pilwakot) dengan kursi penuh saja kita masih koalisi. Koalisi itu bukan sekedar untuk pendaftaran, tapi menunjukkan semangat untuk komitmen politik bersama,” pungkasnya. (gal)

MATARAM – Nama H Mohan Roliskana mencuat dan semakin ramai diperbincangkan menjelang pilkada serentak November mendatang. Maklum saja, Wali Kota Mataram tersebut tengah dinantikan pada dua pilihan yang dinilai berat. Di satu sisi, Mohan Roliskana disebut layak untuk naik kelas dan bertarung pada pemilihan gubernur (pilgub) NTB. Di sisi lain Mohan punya kans terkuat untuk mempertahankan jabatan sebagai Wali Kota Mataram. Dihadapkan pada dua pilihan sulit tersebut, Mohan masih bimbang untuk menentukan pilihannya. “Nanti saya akan pilih yang paling realistis dan rasional,” ujar H Mohan Roliskana, Rabu (20/3).

Dia mengatakan tidak akan gegabah mengambil keputusan. Pilihannya nanti akan bergantung pada beragam pertimbangan ilmiah. Seperti menunggu hasil survei terkait elektabilitas dan peluangnya. “Itulah jadi basis kita nanti untuk putusan politik yang kita ambil,” katanya.

Mohan memastikan diri untuk bertarung di pilkada 2024. Tetapi belum diputuskan antara pilgub NTB atau pilwakot Mataram. Terlebih Mohan dikenal sangat rasional dalam memutuskan pilihan. Tetapi untuk urusan politik disebutnya semua masih memungkinkan. “Karena politik ini kan segi segala kemungkinan,” ungkapnya.

Berkaca pada hasil pemilihan legislatif (pileg) di NTB, Partai Golkar NTB dimana Mohan sebagai ketuanya mendapat hasil elektoral yang cukup memuaskan dengan mendapatkan 10 kursi di DPRD NTB. Hasil tersebut tentunya menjadi indikator penguat jika Mohan memutuskan maju di pilgub NTB. Soal kemungkinan tersebut akan dipertimbangkan dengan matang. “Bisa saja itu, karena infrastruktur partai insyaallah sudah cukup kuat dan itu salah satu yang menjadi tolak ukur untuk melihat penerimaan publik terhadap partai. Tapi untuk pemilihan kepala daerah apakah dia itu pararel dengan pileg kemarin tentu nanti akan kita lihat lagi dari hasil survei,” terangnya.

Sementara untuk pilwakot Mataram, meskipun dirinya disebut punya peluang terkuat sebagai incumbent. Mohan menilai calon wali kota yang saat ini bermunculan juga memiliki peluang. “Tokoh-tokoh politik di sini juga kan banyak. Nanti lah kita lihat, sekalipun saya bertahan di Kota Mataram. Ada nama-nama lain yang memiliki keinginan untuk maju,” jelasnya.

Pada akhirnya nanti kata Mohan, putusan yang diambil bukan dari putusannya semata. Karena putusan dan perintah partai tempatnya bernaung juga memiliki andil. “Nanti juga partai memutuskan berdasarkan hasil kita lah harus didasarkan dengan itu. Soal kursi yang masih kurang, baik itu di pilgub dan pilwakot memang harus koalisi. Kemarin (pilwakot) dengan kursi penuh saja kita masih koalisi. Koalisi itu bukan sekedar untuk pendaftaran, tapi menunjukkan semangat untuk komitmen politik bersama,” pungkasnya. (gal)

Komentar Anda