Modal Rp 30 Juta, Kini Aset Sudah Rp 2 Miliar

Ahyar Rosidi (Ahmad Yani/Radar Lombok)

Kegagalan  menjadi awal kebangkitan untuk meraih sukses.  Pengalaman inilah yang dirasakan  Ahyar Rosidi. Dia pernah beberapa kali gagal dalam berbisnis, tak membuat patah arang. Dengan tekad dan kemauan kuat, dia pun bangkit.  Akhirnya, dia  sukses dengan usaha konveksi.

Rata – rata keuntungan bersih diperoleh dari usaha dilakoni Ahyar berkisar Rp 25 juta  sampai Rp  30 juta perbulan. Itu setelah dipotong gaji karyawan, biaya operasional dan lainnya. Namun hasil dicapai Ahyar saat ini, tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh komitmen, kerja keras, keuletan, pantang menyerah, dan tidak kenap putus asa. Dengan semua itu pundi – pundi rupiah dari usaha tersebut makin terus mengalir ke kantong pria berusia 23 tahun itu.

Ahyar menjalankan usaha konveksi itu di sebuah bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1, 5 area  di Jalan Arya Getas Lingkungan Bagek Kembar  Kecamatan Ampenan Kota Mataram. Di bangunan inilah, Ahyar melakoni usahanya yang dinamakan " Djagon Kaos''.  '' Disinilah kegiatan usaha saya lakoni sejak tiga tahun terakhir ini saya pusatkan,” ucap alumni mahasiswa Fakultas Ekonomi Unram ini kepada Radar Lombok belum lama ini.

Ahyar dibantu 10 orang karyawannya.  Ada ayang di bagian bagian desain, bordir, jahit, konveksi dan lainnya. Awalnya, tidak mudah bagi Ahyar memilih berwiraswasta. Sejak lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Mataram pada tahun 2008 silam, berbagai usaha  sudah dilakoninya mulai dari peterrnak, Batu Bata dan bisnis lainnya.  Semua usahanya itu berakhir dengan kegagalan.

Ahyar pun sempat menjadi karyawan swasta di salah satu perusahaan di Cakranegara. Hal itu hanya dilakoni beberapa bulan saja. Dia memilih mengundurkan diri. Dia merasa tidak betah dan cocok menjadi karyawan. Dia tidak ingin terikat dan terkekang berbagai aturan.

Baca Juga :  Kunci Sukses Berbakti Orang Tua dan Salat Duha

Naluri bisnis atau berwiraswasta masih menggelora dalam diri Ahyar. Akhirnya dia memilih mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja. " Tekad saya memang sejak mahasiswa ingin jadi pengusaha. Saya tidak cocok jadi karyawan,'' terang pemuda asal Ampenan itu.

Tak mudah bagi Ahyar dengan keputusan tersebut, disaat tidak ada pekerjaan dilakoni kala 2012 lalu. Apalagi  Ahyar sudah berkeluarga dan memiliki satu putra.  Dengan tetap menjadi karyawan, Ahyar tidak bisa memikirkan peluang bisnis yang ada. Hasrat dan keinginan sejak mahasiswa menjadi pengusaha pun makin jauh. Tekad dan keinginan bulat Ahyar pun mundur.

Ahyar tidak menyerah. Beragam peluang usaha dijajalnya. Meski belum juga menunjukkan hasil memuaskan alias masih gagal. Hingga peluang usaha itu kembali menghampirinya.

Salah satu temannya mengajak Ahyar kala itu berbisnis sablon. Pengetahun Ahyar tentang usaha sablon masih sangat minim. Awalnya hanya ikut – ikutan dengan temannya itu. Namun Ahyar sudah berkomitmen dan bersungguh – sungguh untuk bisa memanfaatkan apapun peluang usaha dilakoninya.

Kesempatan tersebut tidak di sia – siakan. Ahyar banyak belajar. Rekan dan jaringan usaha sejenis pun makin banyak dikenal. Merasa sudah memiliki ilmu cukup, memiliki jaringan memadai, promosi dan kesempatan untuk bisa mewujudkan obsesi menjadi pengusaha, pada pertengahan tahun 2013 lalu Ahyar memilih membuat usaha sendiri.

Dia memilih tidak bergabung lagi dengan rekan tersebut. Untuk membuka usaha sendiri, Ahyar kala itu memberanikan diri untuk meminjam uang di bank sebesar Rp 30 juta dengan jaminan sertifikasi tanah milik orang tuanya. Dengan pinjaman tersebut Ahyar membuka usaha sablon.

Baca Juga :  Kunci Sukses Berbakti Orang Tua dan Salat Duha

Tidak mudah dalam menjalankan usaha tersebut. Usaha sablonnya sempat tertatih – tatih. Bahkan, pada awalnya,  sempat merugi. Itu sempat terjadi beberapa kali. Pesanan sudah dikerjakan tidak dibayarkan pelanggan bahkan dia harus menanggung kerugian. Namun, dia menyadari, untung rugi adalah dinamika yang harus siap dilakoni dalam berwiraswasta atau berbisnis. " Hanya ada dua hal dalam kita berbisnis, kalau tidak rugi ya untung, demikian juga sebaliknya,'' ungkapnya.

Kondisi ini tidak membuatnya putus asa.  Dia bertekad tak boleh gagal lagi dalam menjalankan usaha tersebut. Jika ada kemauan pasti ada jalan. Dengan kerja keras dan kesungguhan, usaha sablon Ahyar pun makin berkembang. Pelanggan makin banyak berdatangan. Jasa sablon  makin banyak diminati.

Ahyar sangat mengutamakan kepuasan dan ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan. Baginya dengan pelanggan puas menjadi promosi sangat efektif bagi bisnis tersebut. Dengan sendiri pelanggan puas dengan hasil pekerjaannya, akan memberitahukan atau merekomendasikan kepada lainnya.

Tidak puas dengan hanya usaha sablon, Ahyar pun kemudian memberanikan diri membuka usaha bordir dan konveksi. Bordir dan konveksi digeluti Ahyar sejak satu tahun terakhir. Dia pun harus merogoh kantong lebih dalam lagi untuk membeli berbagai peralatan konveksi. Dia membeli peralatan mesin konveksi dan bordir seharga Rp 400 juta.

Pelanggannya kini tidak hanya dari Kota Mataram, tapi dari daerah lainnya. Seperti Lombok Tengah, KLU, Lombok Barat dan Sumbawa.

“ Terkadang kita juga memperoleh pesanan dari NTT,” pungkasnya. Kini, total aset yang sudah dimiliki Ahyar dari usaha tersebut mencapai Rp 2 miliar lebih. Mulai dari bangunan, mesin dan berbagai lainnya.(yan)

Komentar Anda