Merugi, Gelaran WSBK Mandalika Akan Dihilangkan

Gelaran WSBK Maret 2023 di Sirkuit Mandalika. (IST FOR RADAR LOMBOK)

MATARAM–Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/6/2023), Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) Dony Oskaria mengajukan permohonan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 1,193 triliun dari alokasi cadangan pembiayaan investasi APBN 2023.

Rinciannya yaitu Rp 1,05 triliun untuk membayar utang ITDC ke perbankan. Kemudian Rp 143 miliar untuk pembangunan Kawasan Ekonmi Khusus (KEK) Sanur Rp 143 miliar.

Utang ITDC itu sebagai dampak penugasan pengembangan 1.200 hektare KEK Mandalika di Lombok Tengah serta pembangunan Sirkuit Mandalika, berikut penyelenggaraan MotoGP dan World Superbike (WSBK), ITDC memiliki utang jangka pendek atau short term liability Rp 1,2 triliun. Sementara utang jangka panjang atau long term liability Rp 3,4 triliun. Total Rp 4,6 triliun. “Terus terang saya tidak bisa meneyelesaikan short term liability ini,” jelas Doni.

Baca Juga :  Pengembangan KEK Mandalika dan Sirkuit Tinggalkan Utang Rp 4,6 Triliun

Untuk itulah dilakukan pengajuan PMN sebesar Rp 1,05 triliun guna menyelesaikan sisa utang Rp 1,2 triliun tersebut.

Adapun untuk long term akan dilakukan berbagai langkah strategis ke depan. Karena kerugian Mandalika setiap tahun akan semakin besar karena tidak hanya rugi tetapi secara cashflow juga negatif. “Kerugian terbesar sebetulnya adalah WSBK. Bukan dari MotoGP. MotoGP dia bisa melakukan biaya operasionalnya tertutup tetapi yang WSBK ini memunculkan kerugian,” jelasnya.

Sehingga apa yang akan dilakukan adalah renogosiasi untuk menghilangankan WSBK sehingga tidak muncul biaya dalam penyelenggaraan WSBK. Dengan tidak adanya WSBK maka kerugian akan menurun 100 miliar. “Tahun ini akan kita lakukan untuk negosiasi untuk membuang WSBK,” bebernya.

Baca Juga :  Pengembangan KEK Mandalika dan Sirkuit Tinggalkan Utang Rp 4,6 Triliun

Sementara untuk MotoGP akan dilihat berapa negatifnya dari sponsorship dan juga dari hosting fee-nya. “Kita sudah menghitung sekitar Rp 50 miliar,” jelasnya.

Kemudian untuk membantu pembayaran long term liability, akan dilakukan sejumlah business plan seperti kerja sama dengan swasta dalam pengembangan lahan 1.200 ha itu, sehingga Mandalika bisa tumbuh dalam ekosistem pariwisata. Kemudian mengaktifkan sirkuit dengan menggelar berbagai event, menjadikan Mandalika pusat otomotif, dan lain sebagainya. (zul)

Komentar Anda