Konsep Nomadic Tourism Dikembangkan di Doro Ncanga

Festival Pesona Tambora 2019

Tari Kolosal Doro Mantika
TARI KOLOSAL: Tari Kolosal Doro Mantika, dengan 350-an penari, memeriahkab pembukaan puncak acara kepariwisataan Festival Pesona Tambora 2019, yang berlangsung di Doro Ncanga, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Kamis (11/4). (SIGIT SETYO/RADAR LOMBOK)

DOMPU – Event Festival Pesona Tambora 2019 yang berlangsung kali kelima di Doro Ncanga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu, Kamis (11/4), diharapkan menjadi titik awal pengembangan Nomadic Tourism, salah satu jenis wisata menggunakan mobil karavan, sebagai akomodasi utama bagi para wisatawan yang berkunjung ke Doro Ncanga, salah satu pintu pendakian Gunung Tambora.”Alhamdulillah sejak kali pertama kegiatan ini dilaksanakan, yang bahkan untuk event pertama dibuka langsung oleh Presiden RI, Jokowi, hingga kali kelima tahun ini. Dari waktu ke waktu padang savana di bawah kaki Gunung Tambora ini mulai dikenal, dan ramai dikunjungi para wisatawan, termasuk diantaranya para pendaki,” kata Bupati Dompu, H Bambang M Yasin.

Kesempatan itu, Bupati Dompu dua periode ini juga bertekad akan terus menggelar dan melaksanakan Festival Pesona Tambora ini sebagai event tahunan pariwisata Pemerintah Kabupaten Dompu. “Sejak berlangsung kegiatan ini, padang savana Doro Ncanga, termasuk berbagai potensi wisata lainnya di Kabupaten Dompu mulai dikenal para wisatawan. Untuk itu, kedepan kami akan mengembangkan Doro Ncanga dan sekitarnya sebagai destinasi wisata karavan, untuk menyikapi keterbatasan akomodasi yang ada. Jadi para wisatawan yang datang tidak perlu hotel atau penginapan lagi. Cukup datang menggunakan mobil karavan, dan beraktifitas menikmati keindahan alam yang ada di kaki Gunung Tambora yang sangat indah,” ujar Bambang.

BACA JUGA: ATOS Minta Pendakian Rinjani Dibuka

Senada, Gubernur NTB, DR Zulkieflimansyah, dalam arahannya juga berharap kepada pihak Kementerian Pariwisata RI, untuk terus mendukung pelaksanaan even Festival Pesona Tambora. Mengingat pentingnya acara ini sebagai upaya promosi dan memperkenalkan berbagai potensi yang ada di bawah kaki Gunung Tambora, Pulau Sumbawa.”Buktinya, di sekitar Doro Ncanga ini sekarang telah berkembang tidak hanya sebaga8 destinasi wisata saja. Lebih dari itu, satu per satu mulai banyak bermunculan investasi. Artinya, dengan banyaknya investasi yang masuk, berarti daerah itu telah berkembang,” urai Gubernur.

Tari Kolosal Doro Mantika Tari Kolosal Doro Mantika Tari Kolosal Doro Mantika Tari Kolosal Doro Mantika

Sekaligus sambung Gubernur, berkembangnya Doro Ncanga dan sekitarnya, sebagai bukti kalau Bupati Dompu telah berhasil mengembangkan daerahnya. “Adalah suatu hal yang mustahil, daerah terpencil seperti di kaki Gunung Tambora ini bisa berkembang menjadi pusat perekomian. Tetapi ternyata Bupati Dompu mampu mewujudkan semua itu,” beber DR Zul, sapaan akrab Gubernur NTB ini.”Karena itu, mewakili masyarakat NTB, kami menyampaikan ucapan terima kasih, dan berharap agar terus mendukung berbagai even kepariwisataan yang ada di NTB, baik di pulau Sumbawa maupun pulau Lombok,” ucap DR Zul.

Sedangkan Staf Ahli Bidang Multikultur Pemasaran Regional I Kementerian Pariwisata RI, Esthi Reco Astuti, mewakili Menteri Pariwisata RI, menyampaikan apresiasi dan penghargaannya kepada Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Kabupaten Dompu, dan para pihak yang telah bekerja keras mempersiapkan acara Festival Pesona Tambora 2019 dengan sukses. “Kegiatan Festival Pesona Tambora 2019 (Kabupaten Dompu) ini merupakan salah satu dari empat even kepariwisataan di NTB, yang masuk dalam 100 even Kementerian Pariwisata RI. Tiga even lainnya, yakni Festival Bau Nyale (Kabupaten Lombok Tengah), Festival Pesona Ramadhan (Kota Mataram), dan Festival Moyo (Kabupaten Sumbawa),” papar Esthi.

BACA JUGA: Kondisi Taman Kota Mataram Semakin Memprihatinkan

Laiknya event yang mendapatkan dukungan Kementerian Pariwisata RI, maka empat even di NTB ini juga mendapatkan dukungan (anggaran) dari APBN. “Itu juga sesuai arahan Menteri Pariwisata, khusunya Bapak Presiden RI, agar penyelenggaraannya dilaksanakan secara profesional dan menarik, dengan balutan nuansa pakaian yang juga unik, namun tetap menonjolkan lokalnya,” urai Esthi.

“Karena itu, mengapa untuk penampilan berbagai atraksinya, even seperti Festival Pesona Tambora ini juga selalu mendapatkan pendampingan pihak profesional. “Seperti tari kolosal Doro Mantika, yang melibatkan 350-an penari, serta Tari Tambora dan Takdir Cinta, dengan 20-an penari, juga mendapatkan pendampingan dari koreografer Deny Malik sebagai konsultan kita di Kemenpar. Sehingga tampilannya bisa menarik dengan busana (fashion) yang juga sangat menarik juga,” jelas Esthi.”Ada tiga A yang menjadi kunci sebuah destinasi wisata itu sukses dan ramai dikunjungi para wisatawan. Pertama Amenitas, Aksesbiltas dan Atraksi. Kami berharap ini bisa menjadi perhatian pemerintah daerah, sehingga objek-objek wisata di daerahnya masing-masing bisa berkembang dan menjadi daerah tujuan wisatawan. (gt)

Komentar Anda