Ketika Cinta Suci Samsul Hadi Dan Nurmayati Dihalalkan Ayam Panggang

AYAM PANGGANG: Pengantin Samsul Hadi saat menyerahkan ayam panggang sebagai maskawin kepada istrinya Nurmayati. (JANWARI IRWAN/RADAR LOMBOK)

 

Beragam cara anak manusia mengikat janji suci. Begitu pula saat melangsung akad nikah. Seperti yang dilakukan Samsul Hadi dan Nurmayati, pasangan pengantin ini mengikat janji suci dengan maskawin seekor ayam panggang.


JANWARI IRWAN-LOMBOK TIMUR


SAMSUL Hadi adalah warga Dusun Pren Desa Gunung Rajak Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur. Dia melangsung pernikahannya bersama Nurmayati pada hari Senin tanggal 2 November 2020 kemarin. Pernikahan yang disaksikan kedua orang tua wali dari dua mempelai dan masyarakat sekitar ini sempat mencengangkan setempat. Bagaimana tidak, saat ditanya menjadi maskawinnya, Nurmayati sontak menyebut ayam panggang.

Nurmayati awalnya mengenal Samsul Hadi sekitar sebulan lalu. Perkenalan mereka dimulai dari salah satu media grup media sosial. Dari medsos lah keduanya menjalin komunikasi intens. Bertanya lebih dalam satu sama lain sehingga menjalin timbul perasaan cinta.

Setelah hampir sebulan berkenalan, Samsul Hadi pun memutuskan untuk mengajak Nurmayati menambatkan cintanya di ranjang pengantin. Samsul Hadi tak ingin bercinta dalam dunia maya, melainkan menunjukkan kesiapannya mengarungi bahtera rumah tangga. Keduanya pun sepakat saling menerima apa adanya, segala kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Singkat cerita, hari yang dinantikan pun tiba. Sebelum akad nikah disaksikan orang banyak, Samsul Hadi bertanya kepada Nurmayati soal maskawinnya. ‘’Mendengar pertanyaan suami saya, saya menjawab ayam panggang. Tidak mau yang lain,”cerita Nurmayati kepada Radar Lombok.

Mendengar jawaban calon istrinya, Samsul Hadi pun cukup kaget. Samsul Hadi mengira istrinya bercanda. Ia pun kembali menanyakan untuk kali keduanya. Namun, jawaban ayam panggang kembali menembus telingan Samsul Hadi.

Nurmayati bahkan mempertegas, bahwa ia tak menginginkan uang atau pun emas. Ia hanya ingin panggang untuk dijadikan maskawin. ‘’Meskipun saya ditawarkan uang, emas dan lain-lain, saya tidak mau,”tegas perempuan asal Desa Kotaraja Kecamatan Sikur ini.

Permintaan Nurmayati untuk menjadikan ayam panggang maskawinnya bukan tanpa alasanya. Ia hanya tak ingin memberatkan calon suaminya dengan meminta harta berlebihan. Namun, permintaan Nurmayati ini justru membuat orang di sekelilingnya menggelengkan kepala serasa tak percaya tapi benar adanya. ‘’Jadi kalau saya ditanya berapa uang jaminan atau yang lain-lain yang diberikan ke orang tua satu persen tidak ada. Kalau saya mau itu, itu artinya saya memberatkan suami,”katanya saat didampingi mertua dan adik iparnya.

Setelah memastikan ayam panggang menjadi maskawinnya, Samsul Hadi pun langsung membeli seekor ayam dari tetangganya seharaga Rp 150 ribu. Sesuai permintaan, ayam itu kemudian dibakar dan diberikan saat akad nikah dilangsungkan. ‘’Tadi malam sebelum tidur, saya tawarkan suami ayo makan ayamnya, tapi dia tidak mau. Jadi saya makan sendirian,”akunya.

Kepala Desa Gunung Rajak, Lalu Samsul Jamhari mengaku kaget dengan adanya pernikahan yang diberikan maskawin ayam panggang. Meski demikian, semua itu harus diterima masyarakat lantaran pengantin perempuannya ikhlas dengan maskawin itu. “Saya juga bingung, kenapa maunya ayam panggang. Padahal ada yang lain,” herannya.

Sebelum diberikan ke pengantin perempuan, dia sempat menanyakan apakah tidak mau maskawin yang lain. Tapi sontak saja jawaban ayam panggang kembali disuarakan pengantin perempuan. “Sudah ditanyakan apa maunya, tapi tetap saja mau ayam panggang,” katanya. (**)

Komentar Anda