IPM Lotim Tetap di Posisi Tujuh

PENENTU : Sektor pertanian salah satu penentuk peningkatan IPM Lombok Timur. (M. GAZALI/RADAR LOMBOK)

SELONG – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lombok Timur masih di peringkat tujuh di NTB. Meski peringkat IPM stagnan, namun pengeluaran perkapita masyarakat Lombok Timur paling tinggi dari semua kabupaten/kota di NTB. Hal tersebut  berdasarkan rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023.

Berkaitan dengan pengeluaran perkapita jika mengacu pada data BPS  tersebut mengalami peningkatan dari tahun lalu. Peningkatan di tahun ini yaitu sebesar Rp 521 ribu. Peningkatan tersebut menyebabkan besaran pengeluaran perkapita  di 2023 ini sebesar Rp 10,152 juta pertahun.  Sedangkan di tahun lalu hanya  Rp 9,63 juta perkapita pertahun.” Kalau melihat rilis BPS meski peringkat IPM kita tetap di posisi ketujuh namun jika dilihat dari sektor ekonomi tersebut Lombok Timur tidak terlalu lemah dibandingkan kabupaten lain di NTB,” kata Pj Bupati Lombok Timur HM. Juaini Taofik.

Sedangkan untuk IPM sendiri sebutnya Lombok Timur memang masih tertahan di peringkat 7 di bawah Sumbawa yang berada di posisi ke 6.  Dimana IPM Lombok Timur sebut dia berada di angka 70,65.  Artinya untuk menaikkan IPM  ini Lombok Timur harus menggeser Kabupatan Sumbawa yang saat ini IPM nya berada di angka 71,68.” Untuk bisa meningkatkan IPM tentunya ini merupakan hal yang sangat luar biasa. Pertumbuhan IPM nasional satu digit saja yaitu di angka 0,90 persen. Dan pertumbuhan IPM kita di Lombok Timur sudah melampaui nasional karena sudah bisa mencapai  1 persen,” beber Juaini.

Baca Juga :  Guru Honor Diminta Persiapkan Diri

Untuk mengejar atau memperbaiki IPM tentunya ada beberapa indikator yang perlu untuk terus dibenahi. Pertama indikator pendidikan. Rata lama sekolah harus lebih baik dibandingkan dengan kabupaten lain. Atau rata-rata masyarakat Lotim yang berusia 25 tahun sekolah setingkat kelas satu sekolah menengah pertama.” Untuk memperbaiki indikator pendidikan ini kita tentu harus  memperbaiki beberapa hal di sektor pendidikan. Diantaranya kita terus mendorong program Paket A ke B, dan B ke C.  Makanya di tahun 2024 mendatang melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) kita akan  hidupkan program pendidikan kesetaraan,” ungkapnya.

Ia menambahkan jika melihat angka IPM di  tahun ini Lombok Timur terbilang mampu di atas rata- rata provinsi, karena angka 70 ke atas merupakan angka yang cukup tinggi.”  Kalau dibandingkan  Mataram memang kita masih lebih rendah, karena Mataram sudah tembus 81,”  terang Juaini.

Untuk itu Pemkab Lombok Timur akan  terus berupaya untuk memperbaiki peringkat IPM di tahun mendatang. Beberapa indikator yang menjadi syarat untuk perbaikan IPM ini akan diperbaiki. Baik itu kesehatan, pendidikan termasuk ekonomi.

Baca Juga :  Keterbukaan Informasi Lotim Dapat Apresiasi

Terpisah, Kepala BPS Lombok Timur Muhadi mengatakan IPM ini merupakan cermin pembangunan manusia di setiap daerah. Ada tiga indikator utama yang menjadi penentu IPM ini yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Tiga indaktor itu bermakna tingkat kesehatan, pengetahuan dan daya beli masyarakat.” Kalau sehat itu ditunjukkan dengan  umur harapan hidup (UHH),  kalau pengetahuan berkaitan dengan rata- rata lanjut sekolah dan rata rata harapan lama sekolah. Untuk rata- rata lanjut sekolah itu dihitung dari usia 25 tahun ke atas.  Sedangkan rata-rata lama sekolah dihitung dari usia 7 tahun dan seterusnya,” jelasnya.

Sedangkan berkaitan dengan daya beli itu bisa diukur dari tingkat perekonomian masyarakat. Peningkatan perekoniman ini dilihat dari sejauh mana daya beli masyarakat apakah semakin melemah atau meningkat.”Terutama kita di Lombok Timur ini kan sebagian besar masyarakat kita menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Untuk meningkatkan perekonomian ini maka ini tentunya menjadi tugas pemerintah daerah untuk terus meningkatan infrastruktur,” tutupnya.(lie)

Komentar Anda