Imbas Cuaca Ekstrem, Petani Tembakau Merugi

RUSAK : Imbas cuaca ekstrim beberapa waktu lalu, petani tembakau rugi besar. (RATNA / RADAR LOMBOK)

MATARAM – Musim kemarau basah, dengan intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan produksi tembakau para petani tidak memuaskan. Akibat kondisi tersebut, para petani tembakau di Pulau Lombok mengaku rugi besar. Salah satu petani tembakau asal Lombok Timur Sudriawan mengaku hujan yang terjadi belakangan ini membuat dirinya terpaksa panen lebih awal, lantaran tidak ingin mengalami kerugian yang lebih besar.

“Sebenarnya belum umurnya tembakau untuk panen, tapi harus dipetik. , karena takut kena terendam air hujan. Tapi kondisi itu yang buat kurang di bal-balannya dan beratnya juga tidak terlalu bagus, sehingga harganya juga kurang,” Katanya kepada Radar Lombok, Jumat (21/6).

Musim panen tahun lalu, lanjut Awan produksi tembakau miliknya mencapai 130 ball, dengan omzet penjualan bisa meraup untung Rp 390 juta dalam sekali tanam.  Sekarang akibat cuaca buruk, omzet penjualannya hampir turun 50 persen dari tahun sebelumnya.

Baca Juga :  OJK Temukan 12 Entitas Investasi Ilegal di NTB

“Saat ini kalau dapat Rp 1,5 juta per bal sudah sukur. Karena saudagar yang datang juga belum ada. Jadi kita jual ke pasar-pasar,” tuturnya.

Dikatakan awan, kondisi cuaca ekstrim yang terjadi saat ini, membuat tanaman tembakau matang lebih awal. Sementara jika dibiarkan tumbuh berkembang, dikhawatirkan tembakau yang ditanam justru gagal panen, karena cuaca yang tidak bisa diprediksi.

Oleh karena itu, petani terpaksa panen lebih awal. Jadi yang harusnya panen satu kali  sepekan, saat ini panen dilakukan dua kali sepekan untuk menghindari ancaman kerugian yang lebih besar. Akibatnya kualitas tembakau yang dihasilkan menjadi rendah, terutama soal berat tembakau yang juga berkurang.

Baca Juga :  Inovasi Terbaru Rajanya Audio, Polytron Hadirkan PMA 'Merah Putih'

Padahal, jika kondisi cuaca bagus dan masa panen sesuai, kualitas tembakau yang dihasilkan akan tinggi, terutama getah daun tembakau yang diproduksi juga banyak. Sehingga harga jual tembakau di tumpiannya pun relatif lebih mahal.  Sementara saat ini kondisi hujan membuat tembakau tidak ada getahnya, karena di potong belum umurnya.

“Sebab jika ditimbang di saudagar berat tembakau berkurang, rasanya juga kata perokok kurang bagus,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB H Fathul Gani, mengatakan pemerintah terus berupaya agar tembakau produksi petani NTB bisa terserap lebih banyak.

“Untuk solusi jangka pendek bagi petani tembakau, agar tidak terancam gagal panen. Imbas perubahan iklim yang buruk belakangan ini,” kata Gani. (cr-rat)

Komentar Anda