Serunya Mengikuti Rakor Pemkot Mataram di Atas KRI Bima Suci

Kapal Pengganti Dewaruci, Rakor Pertama Sekelas Kepala Daerah

Serunya Mengikuti Rakor Pemkot Mataram di Atas KRI Bima Suci
PERTAMA : Plt Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana, kepala daerah pertama di Indonesia yang menaiki dan rapat di atas KRI Bima Suci. (ALI MA’SHUM/RADAR LOMBOK)

Pemkot Mataram menggelar rapat koordinasi persiapan final penyelenggaraan event Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018. Rapat ini digelar bersama dengan jajaran pejabat Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Tanjung Perak Surabaya. Uniknya, rapat tersebut digelar di atas KRI Bima Suci di pangkalan Armatim Surabaya.


ALI MA’SHUM – SURABAYA


LANGIT Kota Surabaya cukup terik pagi kemarin. Angin laut Pelabuhan Tanjung Periuk berembus kencang. Meliuk-liukan bendera merah putih yang terikat kuat di tali kapal. Bendera ukuran 60 x 80 meter itu berkibar deras dan sesekali memayungi arena di bawahnya. Kibarannya semakin membuat kapal itu tampak gagah dan perkasa.

Lalu ada juga lima bendera negara lain yang terpasang di sekitar tiang. Yaitu bendera Spanyol, Italia, Arab Saudi, Mesir dan Srilanka. Kelima bendera itu menadakan lima negara yang sudah disinggahi kapal itu.

Pukul 10.00 Wit, rombongan peserta rapat koordinasi (rakor) menaiki kapal. Mereka akan rapat sambil berlabuh di atas kapal seharga Rp 1 triliun itu. Kapal itu tergolong baru. Baru dua kali diikutkan dalam operasi, yaitu ke daerah Sabang dan Cirebon.

Dari kejauhan, di atas kapal terpampang tiga layar raksasa dan dibagi tiga sebutan. Yaitu tiang haluan (trengginas), tiang tengah (tanggon) dan tiang buritan (tanggap). Kapal ini mempunyai panjang 112,2 meter dan lebar 13,65 meter dengan kecepatan maksimal 12 knots plus kecepatan maksimal layar 15 knots. Berat KRI Bima Suci 2.346 ton. Total layarnya sebanyak 26 bidang dengan luas 3.352 meter. Kapal ini bermesin MAN-Main Engine 6L2131. Jumlah ABK 66 orang dan taruna 120 orang.

Baca Juga :  Mengikuti Tour de Lombok Mandalika (TdLM) Kali Ketiga di NTB

Selain itu, kapal ini memiliki 203 kamar akomodasi. Di samping itu, kapal ini memiliki fasilitas olahan limbah sampah. Deretan fasilitas ini seakan menambah kemewahan kapal. KRI Bima Suci bukan kapal sembarangan. Kapal ini adalah kapal terbaru milik Armatim. Kapal buatan Spanyol ini datang ke Indonesia Desember 2017. Kapal ini diproyeksikan sebagai pengganti kapal legendaris RI KRI Dewaruci yang sudah beroperasi sejak tahun 1953. Kapal ini masuk dalam TNI Angkatan Laut (AL) sebagai kapal latig Akademi Angkatan Laut (AAL). ‘’Utamanya, kapal ini digunakan untuk pelatihan taruna. Juga untuk menyiapkan taruna menjadi perwira,’’ ungkap Komandan Kapal KRI Bima Suci, Kolonel Laut (P) Widyatmoko Baruno Adjie.

Nah, di atas kapal ini Pemkot Mataram akan menggelar rakor persiapan final penyelenggaraan event Multilateral Navas Exercise Komodo (MNEK) 2018 bersama jajaran Armatim. Selain rakor, kapal ini biasanya digunakan sebagai duta bangsa, duta pariwisata, kebudayaan dan sarana informasi tentang Indonesia. Misinya juga membina hubungan persahabatan internasional.

Baca Juga :  Kisah Polisi Pahlawan Pendidikan yang Diundang ke Istana Negara

Untuk rakor sendiri, KRI Bima Suci beberapa kali digunakan rapat oleh beberapa pejabat negara. Di antaranya Wakil Presiden (Wapres) RI Yusuf Kalla, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti. Khusus untuk kepala daerah, hanya Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana yang pertama naik kapal tersebut. ‘’Wali Kota Mataram adalah kepala daerah pertama yang naik dan mengadakan rapat di atas KRI Bima Suci. Belum ada kepala daerah sebelumnya,’’ sebut Komandan Gugus Tempur Laut Armada Timur ( Danguspur) Laksamana Pertama TNI Rachmad Jayadi di Surabaya.

Sementara itu, Plt Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana mengaku bangga dengan diundangnya Pemkot Mataram mengikuti rapat di atas KRI Bima Suci. Menurut dia, tidak banyak orang yang mendapatkan kesempatan tersebut. Terlebih lagi, kapal ini masih baru milik TNI AL. ‘’Ada kebanggan karena tidak banyak orang yang mendapat kesempatan itu. Pengalaman yang luar biasa. Kita tidak tahu apa ada kesempatan lagi. Setiap personelnya juga ramah. Serasa kita di rumah sendiri,’’ ungkapnya.

Kesempatan tersebut juga disebutnya sebagai pengalaman luar biasa. Ia juga bersyukur bisa berkenalan dengan perwira di Armatim. ‘’Itu juga saya syukuri,’’ tandasnya. (**)

Komentar Anda