NTB Jadi Finalis Top Inovasi Nasional Pelayanan Publik 2023

I Gede Putu Aryadi (DOK/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) berhasil masuk sebagai finalis Top Inovasi Nasional Pelayanan Publik 2023.

“NTB mengirim 14 inovasi, tapi salah satu top inovasi yang masuk, PePaDu Plus. Dengan judul inovasi Revitalisasi BLK melalui Pelatihan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja Terpadu Plus (PePadu) Plus,” ucap Kepala Disnakertrans NTB I Gede Putu Aryadi, Rabu (21/6).

Mengenai inovasi pelayanan publik yang dilakukan, Aryadi menjelaskan, tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 kondisi ketenagakerjaan di NTB kurang menggembirakan. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) NTB naik 0,94 persen poin menjadi 4,22 persen dibandingkan tahun 2019. Bila dilihat menurut tingkat pendidikan, TPT tertinggi terdapat pada penduduk dengan pendidikan tamatan SMA Kejuruan, yaitu sebesar 9,71 persen.

Sebelum adanya PePadu Plus, kata dia, selama ini pelatihan yang dilakukan di Balai Latihan Kerja (BLK) dan lembaga pelatihan lainnya belum link and match dengan kebutuhan dunia kerja. Mereka cenderung hanya sebatas pelatihan saja, sehingga ketika lulus belum seluruhnya bisa terserap secara optimal di dunia industri dan usaha.

Baca Juga :  Kelebihan Bayar Perjalanan Dinas 9 OPD Masih Berproses

“Setelah lulus pelatihan mereka menganggur lagi, dengan kata lain mereka belum mampu membangun wirausaha baru atau wirausaha mandiri,” terangnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Disnakertrans NTB membuat program Inovasi yang disebut “PePADu Plus” akronim dari Pelatihan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja Terpadu Plus. Program ini merupakan inovasi atau implementasi dan pengembangan Program Unggulan Revitalisasi BLK dengan cara melengkapi instrumen yang dibutuhkan mulai dari hulu ke hiir.

“Proses penyiapan kompetensi calon tenaga kerja di lembaga-lembaga pelatihan kerja, baik di BLK maupun LPKS secara terpadu bersama dunia industri hingga fasilitasi dan pendampingan pasca pelatihan bersama stakeholder terkait,” bebernya.

Baca Juga :  Mataram Masuk Daftar Kota Layak Huni Tertinggi di Indonesia

Dengan adanya inovasi ini, berkontribusi pada penurunan TPT di NTB yaitu tahun 2020 sebesar 4,22 persen turun menjadi 3,01 persen pada tahun 2021, lanjut hingga tahun 2022 yang turun menjadi 2,89 persen. Dari realisasi tersebut sebanding dengan lulusan pelatihan pelatihan yang di tempatkan baik di sektor formal dan informal.

Sebelum adanya inovasi ini, sambungnya, tingkat keterserapan lulusan pelatihan hanya berkisar pada 25-30 persen saja. Namun setelah inovasi ini berjalan, keterserapan lulusan mengalami peningkatan yang signifikan rata-rata di atas 90 persen karena pola pelatihan yang sudah berbasis penempatan.

“Salah satunya didukung oleh KEK Mandalika, event-event nasional yang membuka banyak kesempatan kerja baik sektor formal dan informal,” tutupnya. (rie)

Komentar Anda