Tempat Wisata Mataram Ditutup Lagi

Wali Kota Juga Ancam Tutup Pasar Tradisional

PASAR TRADISIONAL : Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh mengancam akan menutup pasar yang tidak patuh menjalankan protokol Covid-19. (ALI MA’SHUM/RADAR LOMBOK)
PASAR TRADISIONAL : Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh mengancam akan menutup pasar yang tidak patuh menjalankan protokol Covid-19. (ALI MA’SHUM/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Pemkot Mataram kembali memperketat akses keluar masuk warga ke tempat keramaian. Salah satunya dengan menutup tempat wisata yang mulai ramai dikunjungi masyarakat.

Penutupan ini dilakukan untuk menekan penyebaran virus corona yang kembali mengancam warga. Mengingat, sebaran jumlah pasien positif corona terus bertambah. Begitu pula dengan angka kematian yang terus terjadi hampir setiap hari. ‘’Sesuai dengan arahan dan keputusan Wali Kota Mataram, destinasi wisata yang berpotensi mengundang keramaian itu ditutup lagi sejak hari Minggu,’’ ujar Asisten I Setda Kota Mataram.

Beberapa destinasi wisata dipastika ditutup seperti Taman Loang Baloq, Pantai Mapak Indah, Pantai Gading, Pantai Selingkuh, dan Pantai Ampenan. Penutupan ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penumpukan warga masyarakat di objek-objek wisata di sepanjang pinggir pantai di Kota Mataram. ‘’Makanya dengan tegas Bapak Wali Kota mengatakan manakala berpotensi terjadi penularan Covid-19, diambil kebijakan tegas ditutup. Pokoknya destinasi wisata itu ditutup,’’ katanya.

Tidak hanya karena terjadinya penumpukan warga masyarakat melainkan protokol kesehatan tidak dijalankan di beberapa destinasi wisata. Karena Pantai Loang Baloq sore harinya ramai dikunjungi warga masyarakat yang bermain layangan. Oleh karenanya, Pantai Loang Baloq ditutup petugas. ‘’Nanti akan ada petugas yang berjaga di sana. Mereka akan melakukan penertiban terhadap keputusan tegas wali kota,’’ ungkapnya.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram, H Nizar Denny Cahyadi memastikan, siap untuk menindaklanjuti instruksi Wali Kota Mataram. Bahwa destinasi wisata di Kota Mataram ditutup lagi. Sementara untuk keluhan pedagang di tempat wisata agar tidak berdagang dengan kondisi sekarang ini. ‘’Wali Kota kan bilang ini ditutup saja dulu. Penutupan tadi diinformasikan sampai akhir bulan Juli ini. Nanti kita lihat perkembangannya. Untuk pedagang ya kita minta untuk berkemas selama jeda penutupan ini,’’ katanya.

Dari hasil evaluasi tempat wisata, terjadi penumpukan warga masyarakat yang luar biasa. Terutama di destinasi wisata Loang Baloq. Setidaknya sampai seribu warga masyarakat tumpah ruah di Loang Baloq sehingga perlu diantisipasi dengan melakukan penutupan. ‘’Jangan sampai ada klaster baru lagi nanti seperti klaster Loang Baloq,’’ terangnya.

Denny juga menegaskan, penutupan ini dilakukan setelah mengevaluasi perkembangan kunjungan wisatawan lokal. Kebanyakan pengunjung tidak menjalan protokol kesehatan. Tandon yang disiapkan untuk mencuci tangan tak diacuhkan. Pengunjung juga ramai ditemukan tidak menggunakan masker. ‘’Kami sudah membagikan masker kepada pengunjung. Tapi itu pun kurang. Hampir setengah pengunjung tidak menggunakan masker. Ini yang kita khawatirkan. Makanya Pak Wali kebijakannya menutup dulu untuk sementara sekalian menyadarkan masyarakat untuk taat tentang protokol Covid-19. Petugas gabungan ini nanti akan berjaga di sana,’’ pungkasnya.

Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh menegaskan, pengunjung Loang Baloq luar biasa jumlahnya. Karena tidak bisa dilakukan pengawasan terhadap lokasi yang pengunjungnya sangat padat. Begitu juga dengan lokasi wisata lainnya juga ditutup. ‘’ Itu nanti menjadi tanggung jawab Kepala Dinas Pariwisata,’’ katanya.

Pihaknya tidak akan bekerja sendiri melainkan bersinergi dengan TNI-Polri. Untuk itu, jalur-jalur alternatif untuk masuk di kawasan tersebut juga diawasi. ‘’ Memang sangat luas pengawasannya. Karena pantai itu sepanjang 9 kilometer. Makanya kita terus bersinergi,’’ tegasnya.

Selain itu, Ahyar juga mengancam akan menutup sejumlah pasar yang pedagangnya tidak taat prokes Covid-19. Ahyar bahkan sempat naik pitam mendengar laporan jajarannya, bahwa banyaknya pedagang yang tidak mengindahkan prokes. ‘’Jika tidak bisa ditertibkan dan tidak bisa diatur sesuai dengan protokol covid. Saya akan tutup pasar itu. Perlu diingat itu, saya tidak main-main,’’ ujar Ahyar dengan berapi-api saat apel satgas peningkatan penegakan disiplin prokes Covid-19 di kawasan pasar tradisional, kemarin.

Ahyar menekankan, pedagang dan pengunjung wajib menggunakan masker. Tanpa masker, pengunjung dan pedagang tidak diizinkan masuk pasar. Dia menuntut ketegasan dari kepala pasar untuk menegakkan aturan. ‘’Di sini pagah-nya (ngeyel) kepala pasar harus digunakan. Saya akan tutup pasar itu kalau tidak dilakukan,’’ ancamnya lagi.

Ahyar juga menerangkan, jajarannya sudah tiga bulan bekerja menangani penyebaran Covid-19. Namun tanggapan segelintir orang terus bermunculan tentang kinerja Kota Mataram. Oleh karena itu, jajarannya diminta untuk menunjukkan kerja yang sudah dilaksanakn kepada masyarakat. ‘’ Bermacam tanggapan orang tentang kinerja kita. Mari tunjukkan bahwa kita bekerja serius dan terus berupaya melakukan pencegahan terhadap Covid-19,’’ ungkapnya.

Pihaknya siap menyebar 150 satgas di 19 pasar tradisional di Kota Mataram. Upaya tersebut sebagai bentuk keseriusan Kota Mataram untuk pencegahan. ‘’Karena ini kuncinya kedisiplinan masyarakat. Saya tidak ingin terjadi seperti di daerah lain yang ada penyebaran di pasar tradisional,’’ terangnya.

Ahyar tidak hanya memberikan ancaman namun siap menutup pasar jika sulit diatur. Kepala Dinas Perdagangan diminta untuk lebih giat melaksanakan pengawasan. Karenanya, dari pada sulit diatur untuk disiplin. Penutupan pasar siap dilaksanakan. ‘’Dari pada terjadi hal yang tidak diinginkan, masyarakat itu harus lebih disiplin lagi,’’ tegasnya.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram, H Amran M Amin menyatakan, arahan wali kota sudah jelas. Jika tidak patuh dan bersikeras tidak menjalankan protokol kesehatan. Maka pasar tradisional tersebut bisa ditutup. ‘’Kalau Pak Wali sudah menyampaikan seperti itu, beliau sangat berharap dengan sungguh-sungguh apa yang menjadi persoalan kita untuk bisa diminimalisir dan bisa ditekan. Penegasan itu dari Pak Wali,’’ katanya.   

Kepala Pasar Kebon Roek, Malwi mengakui, Pasar Kebon Roek terus menjadi sorotan. Karena sebelumnya dianggap lalai menjalankan protokol kesehatan. Namun dipastikannya, kondisinya saat ini sudah berubah. Dia sudah melakukan berbagai upaya tegas. Pedagang dan pengunjung yang tidak menggunakan masker langsung disuruh keluar pasar. ‘’Itu sudah kita tindaklanjuti. Karena tidak bisa hanya sekedar imbauan. Itu harus kita tindak,’’ katanya.

Kedisiplinan pedagang dan pengunjung diklaimnya membaik. Sementara dari hasil rapid tes, tidak ada petugas dan pedagang yang reaktif. ‘’Kalau ditutup itu kan ada yang positif. Sekarang kita masih aman. Disiplin masyarakat juga membaik,’’ ungkapnya. (gal)

Komentar Anda