Renovasi Kantor Gubernur Dikritik Dr Zul, Pj Sekda: Tidak Korbankan Beasiswa

DESAIN KANTOR GUBERNUR: Sejak terakhir kali diperbaiki tahun 1977 silam, Kantor Gubernur NTB akan direnovasi dengan anggaran Rp 40 miliar tahun 2024 ini. Tampak desain bangunan Kantor Gubernur NTB. (Ist)

MATARAM—Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, Ibnu Salim menanggapi kritikan mantan Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah terkait renovasi Kantor Gubernur NTB senilai Rp 40 milliar, yang mengorbankan program beasiswa.
Ditegaskan Pj Sekda, proyek renovasi Kantor Gubernur NTB sejatinya sudah lama direncanakan oleh Pemprov NTB.

Tapi baru terealisasi saat Lalu Gita Ariadi menjabat sebagai Pj Gubernur NTB. Selain itu, tujuan renovasi Kantor Gubernur NTB itu murni untuk kebutuhan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan fasilitas publik sebagai kawasan destinasi wisata. “Itu kan kondisi bangunannya memang sudah harus dibenahi,” jelas Ibnu kepada Radar Lombok, Kamis (14/3).

Ibnu juga menyangkal jika pemerintah disebut telah mengorbankan program unggulan Zul-Rohmi, program beasiswa demi proyek revitalisasi Kantor Gubernur NTB. Mantan Kasat Pol PP NTB itu menegaskan bahwa program beasiwa besutan Zul-Rohmi hingga kini masih tetap ada. Bahkan Pemprov juga masih membiayai mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di luar negeri tersebut. “Beasiswa tidak dikorbankan, coba di cek saja,” tegas Ibnu.

Pj Sekda juga tidak menutup kemungkinan bakal ada perekrutan mahasiwa baru penerima program beasiswa NTB. Hanya saja sambung Ibnu, untuk saat ini masih ada sistem dalam penerapan beasiswa NTB yang perlu dibenahi Pemprov.

“Nanti (perekrutan mahasiswa baru penerima beasiswa NTB, red) sembari dibenahi sistemnya. Kemarin sempat ada koreksi, itu yang kita mau benahi,” ujarnya.
Ibnu melihat renovasi Kantor Gubernur NTB memang sudah urgent (penting) dilakukan, melihat dampak dari Kantor Gubernur NTB yang juga sudah banyak mengalami kebocoran. Pasalnya, bangunan pemerintah itu terakhir kali diperbaiki tahun 1977 silam, atau sekitar 47 tahun yang lalu.

“Bahwa pembanguan kantor itu dalam rangka melengkapi fasilitas publik sebagai destinasi wisata MICE. Kita sering kehadiran tamu nasional maupun internasional, yang mana Kantor Gubernur NTB itu adalah etalase dan ikon daerah kita. Etalase ya harus diperbaiki depannya,” tegas Ibnu.

“Jadi begini, pembangunan rehab Kantor Gubernur NTB adalah kebutuhan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan publik sebagai kawasan destinasi. Selain juga menjadi ikon daerah kita, sehingga kondisi bangunannya ya harus dibenahi,” sambungnya.

Pemprov ingin agar Kantor Gubernur ini dapat menyediakan ruang yang lebih representatif. Misalnya ketika ada tamu yang datang untuk mengakses informasi, sudah ada pusat layanan informasi yang tersedia di lobi Kantor Gubernur. Karena selama ini pihaknya melihat tamu yang datang ke Kantor Gubernur tidak tertuju pada satu layanan administrasi saja.

“Salah satu contoh misalnya kalau masyarakat mau ke Biro Umum, kadang masyarakat bingung mau lewat mana kalau ke Kantor Gubernur. Itu salah satu yang mau kita benahi. Sehingga kalau di depan ada lobinya, tamu masuk disitu sudah ada pusat informasi, mau cari apa dan siapa. Sekarang ini ada yang lewat belakang, kanan dan kiri,” beber Ibnu.

Sebelumnya, mantan Gubernur NTB periode 2018-2023, Dr Zulkieflimansyah melayangkan kritikan terhadap Pemprov NTB terkait penghapusan program beasiswa, dan diganti dengan proyek renovasi kantor Gubernur senilai Rp 40 miliar.

Alasan Dr Zul, Kantor Gubernur NTB itu disebut sudah pernah direnovasi sebelumnya, yakni ketika dirinya menjadi Kepala Daerah. “Ya kalau tentang rencana Pemda sekarang memperbaiki kantor Gubernur ya, sebenarnya agak tanggung ya. Karena saya sendiri punya kantor itu sudah bagus ya, baru direnovasi lagi,” tuturnya.

Karena itu, politikus PKS ini sangat menyayangkan alasan Pemprov NTB untuk melakukan renovasi Kantor Gubernur dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp 40 miliar, serta mengorbankan program beasiswa NTB yang dinilai lebih memiliki dampak yang sangat bagus untuk jangka panjang.

“Ya sayang aja, nanti kalau mau memperbaiki Kantor Gubernur sekalian yang bagus gitu. Kalau Rp 40 miliar itu dengan mengorbankan beasiswa dan lain-lain, tanggung,” kritik Dr Zul.
Karena itu lanjut Dr Zul, tak heran jika nanti ada pihak-pihak lain yang menaruh kecurigaan terhadap rencana Pemprov memperbaiki Kantor Gubernur NTB, yang menelan anggaran cukup fantastis tersebut.

“Mudah-mudahan saya kira ini nggak tambal sulam, sehingga betul-betul memperbaiki untuk kebaikan kita bersama,” harapnya. (rat)

Komentar Anda