GIRI MENANG – Pemerintah Desa Senggigi Kecamatan Batulayar mengangkut sendiri sampah warga setempat ke TPA Kebon Kongok. Ini dilakukan oleh Pemdes Senggigi karena armada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lobar dianggap kurang optimal mengangkut sampah kawasan Senggigi. ” Kita angkut sendiri langsung ke TPA Kebon Kongok, ” kata Mastur, Kades Senggigi.
Langkah ini dilakukan agar Senggigi yang merupakan sentral pariwisata tetap terjaga keasrian dan kebersihannya, sehingga wisatawan nyaman berwisata.
Pengangkutan sendiri dilakukan mulai kemarin baik sampah yang berasal dari masyarakat maupun yang berasal dari hotel, restoran dan sebagainya. Ini dilakukan setelah mendapatkan izin dari DLH Provinsi NTB sebagai pengelola TPA Kebon Kongok.
Mastur mengatakan pengangkutan sampah ini seharusnya menjadi tugas dan tanggung jawab Dinas LH Lombok Barat. Tetapi katanya, dinas tidak sanggup, dan tidak maksimal dalam mengangkut sampah baik sampah di pinggir jalan maupun sampah rumah tangga. Sedangkan Senggigi dituntut agar selalu bersih dari sampah sebagai daerah wisata. Akhirnya Pemdes punya inisiatif sendiri untuk mengangkut ke TPA setelah ada rekomendasi dari pengelola TPA. “Sebenarnya kami tidak ingin melangkahi DLH Lobar. Kami ingin berkoordinasi dan berbicara serius terkait sampah di Senggigi ini dengan kepala DLH. Akan tetapi, sampai sekarang beliau sama sekali tidak memberikan respon. Berkali-kali saya hubungi agar mendapatkan tanggapan terhadap keluhan masalah sampah, namun tidak ada jawaban. Saya telpon tidak diangkat, di WA (WhatsApp) tidak dibalas. Sehingga, kami langsung berkoordinasi dengan DLH NTB supaya penanganan masalah sampah dapat dilakukan dengan cepat oleh pihak Desa Senggigi. Dan itu sudah disetujui,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini Kepala DLH Lobar, Hermansyah, meluruskan bahwa memang sedianya terkait rekomendasi pengangkutan sampah yang sifatnya mandiri, maka rekomendasi itu langsung dikeluarkan oleh pihak TPA Regional Kebon Kongok. “Karena sifatnya mandiri, artinya pengangkutan yang dilakukan Desa Senggigi adalah mengangkut sampah di kawasan Sengggigi terutama hotel dan restoran. Ini sifatnya pengangkutan yang berbayar, maka kewajiban Desa Senggigi untuk minta rekomendasi ke TPA Regional (Kebon Kongok), DLH Lobar sendiri hanya memberikan rekomendasi bagi armada desa yang kemudian armadanya dimiliki oleh desa, sehingga operasionalnya bersumber dari desa,” ungkapnya.
Kalau sifatnya mandiri, ungkapnya mengulang, itu sudah menjadi kewajiban desa setempat untuk melakukan pengangkutan dan pembuangan ke TPA regional. Tentu kewajibannya itu disesuaikan dengan regulasi yang ada di TPA regional Kebon Kongok. “Jadi, kami bukan tidak pernah berkomunikasi dengan pihak Desa Senggigi. Sudah beberapa kali utusannya datang dan kami jelaskan, dan utusan dari Desa Senggigi sudah memahami apa yang kami sampaikan. Saya kira persoalan ini sudah selesai, jadi tak perlu dipermasalahkan. Sudah disampaikan juga di WA group DMO dengan Kades Senggigi, memang terjadi miskomunikasi,” jelasnya.
Dilanjutkan Hermansyah, begitu persoalan pengangkutan sampah di kawasan Senggigi muncul, dirinya langsung dipanggil Sekda Lobar, dan dirinya sudah menjelaskan duduk persoalannya. “Dan Pak Sekda Lobar memahami apa yang dilakukan DLH Lobar menurut Sekda sudah pas. Dan kami ulang, pengangkutan sampah secara mandiri ini sesuai dengan komunikasi DLH Lobar dengan Kepala TPA regional Kebon Kongok, dan DLH Lobar tidak perlu mengeluarkan rekomendasi, kecuali untuk armada desa yang dikelola desa, baru DLH mengeluarkan rekomendasi,” ungkapnya seraya menambahkan bahwa pengangkutan sampah secara mandiri dari pelaku usaha dan pihak ke tiga dengan menarik retribusi maka kewajibannya langsung meminta rekomendasi ke TPA regional.
Terlepas dari persoalan itu, mantan Camat Kediri itu menyampaikan bahw DLH Lobar melakukan pengangkutan sampah bagi pelaku usaha yang sudah lakukan MoU dengan DLH. Sejauh ini, kata dia, ada 6 hotel yang sudah melakukan MoU. “Dan itu kami angkut, pun saat event-event yang ada di Senggigi, kami selalu membantu, gotong-royong pun kami selalu menyediakan armada. Kalau dikatakan kami tidak peduli, itu salah, kami selalu maksimal,” tutupnya. (ami)