MATARAM – Tim Safety Riding Astra Motor NTB memberikan edukasi keselamatan berkendara atau Safety Riding kepada karyawan TRAC Astra Lombok. Edukasi berisikan teori, praktik, mini games, quiz dengan menghadirkan Instruktur Safety Riding Astra Motor NTB Satria Wiman Jaya.
Sambil menjelaskan dan menghadirkan seorang pengendara saat berboncengan menggunakan Honda CB150 X, Satria mengingatkan untuk tetap harus memperhatikan kelengkapan saat berkendara atau Safety Riding, seperti helm, jaket, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu untuk menjaga keselamatan, baik saat berkendara sendiri maupun saat berboncengan.
Tidak hanya itu kesehatan kendaraan juga harus diperhatikan, seperti pemeriksaan radiator, oli, baut, ban, baterai, bahan bakar, lampu, rem, spion. Postur berkendarapun juga penting diperhatikan agar bisa merasa nyaman dan aman saat berkendara, seperti posisi kepala, bahu, siku, tangan, pinggul, lutut dan kaki.
“Keselamatan berkendara selalu diawali dari hal kecil. Seperti selalu memakai helm, jaket, glove, celana panjang dan sepatu. Kita mungkin tidak dapat menghindar dari takdir kecelakaan, tapi kita bisa merubah akhir dari takdir dengan mengurangi dampak kecelakaan tersebut dengan menggunakan Riding Gear,” jelas Satria.
Terkait berkendara Slow in Fast atau berkendara versi pelan, Satria menerangkan berkendara seperti ini ketika kondisi jalan raya ramai dan jalan berlubang, berbatu dan jelek, jadi dibutuhkan keseimbangan. Orang mungkin tahu cara berkendara tapi cara menyeimbangkan diri itu masih kurang paham apalagi menghadapi jalan yang banjir dan becek.
GA TRAC Mataram Ivanovich Perdana Kusuma mengatakan kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk karyawan, termasuk juga warga sekitar. Edukasi keselamatan berkendara bersama Astra Motor NTB telah beberapa kali diselenggarakan, namun kali ini yang sangat lengkap sekaligus praktek yang langsung di ikuti oleh peserta dari karyawan TRAC.
“Kegiatan Edukasi Safety Riding ini mudah-mudahan dapat diimplemantasikan dimanapun karyawan berada saat berkendara, tidak hanya menerima teori saja,” tutup Ivano. (luk)
