MATARAM–Anggota DPR RI dapil Provinsi Banten, Dr. Zulkiflimansyah mendapat tempat tersendiri dalam hati kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di NTB. Sosok yang satu ini mendominasi dukungan untuk dicalonkan dalam Pilkada NTB 2018.
Ketua DPW PKS NTB, Abdul Hadi mengakui, Zulkiflimansyah mendominasi aspirasi dan dukungan dari kader dan pengurus partai yang dipimpinnya. "Dari aspirasi kader dan pengurus, Pak Zul (Zulkiflimansyah) paling dikehendaki,” ungkapnya, Senin kemarin (22/8).
Meski dukungan terhadap Zulkiflimansyah mendominasi, jelasnya, ada tahapan dan mekanisme berlaku di internal PKS dalam penjaringan calon kepala daerah. Misalnya, dengan dilakukan survei mengetahui tingkat elaktabilitas atau tingkat keterpilihan kandidat.
Tahapan ini sambungnya, lantaran, PKS menghendaki figur yang bisa memenangkan perebutan kursi orang nomor satu di NTB. Karena itu, pihaknya sedang mempersiapkan survei internal terkait bakal calon gubernur tersebut.
"Tidak ada parpol yang ingin kalah. Semua pasti ingin menang," ucapnya.
Kekalahan pada pilkada NTB 2013, ujarnya, menjadi pengalaman berharga bagi PKS. Tak mau terulang kembali, PKS pun sejak dini mempersiapkan diri menghadapi pertarungan di Pilkada NTB.
Meski demikian, tak ditampiknya PKS sebagai partai kader memberikan prioritas kepada kader bisa didukung dan diusung. Pihaknya tak gegabah dalam memutuskan kandidat bakal calon gubernur/wakil gubernur yang akan didukung dan diusung.
Sementara itu, pengamat politik IAIN Mataram, Dr Kadri berharap, bakal lebih banyak lagi politisi nasional asal NTB bisa berpartisipasi atau ambil bagian dalam pertarungan menuju kursi NTB 1 dan NTB 2 kedepan. Dengan rentang waktu tersisa dua tahun ini, masih ada kesempatan bagi politisi asal NTB berkiprah di tingkat nasional untuk makin dekat dengan kalangan pemilih. Tak terkecuali, figur Zulkiflimansyah.
Zulkiflimansyah, lanjut Kadri, sudah banyak berkontribusi bagi NTB. Mesk begitu, dia menilai, Zulkiflimansyah hanya populer di kalangan kelas menengah perkotaan. Namun belum cukup populer di tingkat pemilih pedesaan. Padahal, pemilih di NTB sebagian besar di pedesaan. (yan)
