Zul-Rohmi Bakal Makin Terpojok di Parlemen

Yek Agil (AHMAD YANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Mundurnya Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah dari Ketua DPW NasDem NTB, dipastikan akan memengaruhi dinamika politik di DPRD NTB.

Praktis, hanya tersisa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai parpol pendukung Gubernur-Wakil Gubernur NTB, Zulkieflimansyah-Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) di parlemen. Namun demikian, Hal itu tidak dikhawatirkan oleh PKS. “Kami tidak khawatir soal itu,” kata Ketua DPW PKS NTB Yek Agil, kepada Radar Lombok, Senin kemarin (28/11).

Wakil Ketua DPRD NTB ini berpendapat, politik itu tidak seperti hitungan matematis. Pihaknya pun terus membangun komunikasi dengan semua kekuatan politik di Udayana. “Fraksi PKS dengan Fraksi yang lain, sampai saat ini hubungan kita cukup baik,” tandasnya.

Baca Juga :  Pj Gubernur NTB Terpilih Dilantik 19 September

Namun Yek mengakui, dalam sejumlah dinamika politik di Udayana, memang parpol pendukung Zul-Rohmi yakni PKS dan NasDem kalah. Misalnya beberapa waktu lalu terkait penentuan Alat Kelengkapan Dewan (AKD). PKS dan NasDem tidak diberikan jatah sama sekali sebagai pimpinan di AKD. Apalagi saat ini hanya ada PKS.

Sebab itu, PKS ke depan dalam menyikapi dinamika politik di DPRD NTB, akan lebih mengedepankan politik komunikasi sehingga bisa menjembatani perbedaan-perbedaan pandangan. “Dan kalau semua dihajatkan untuk rakyat NTB, insyaallah semua bisa kompak,” terangnya.

Terkait buyarnya koalisi PKS-NasDem untuk mengusung Zul-Rohmi Jilid II, yang ditandai dengan hengkangnya Rohmi dari NasDem, Yek Agil mengaku sama sekali tidak merisaukan hal tersebut. Baginya, masih banyak opsi yang memungkinkan.

Baca Juga :  Sudah Tujuh Balon DPD RI Serahkan Dukungan

Sementara itu, Pengamat Politik UIN Mataram, Dr Agus menilai hengkangnya Rohmi dari NasDem, tentu dipastikan akan berpengaruh terhadap dinamika politik di DPRD NTB.

Ia memperkirakan, satu tahun ke depan sebelum berakhir masa jabatan Zul-Rohmi pada September 2023, pemerintahan Zul-Rohmi bakal  makin kesulitan dan terpojok dalam menghadapi dinamika politik di parlemen.

Agus menilai, saat ini ada dua polarisasi kekuatan politik di Udayana. Yakni parpol pendukung pemerintahan Zul-Rohmi dan oposisi. “Dengan hanya ada PKS, tentu bakal makin menyulitkan Zul-Rohmi di legislatif,” lugasnya. (yan)

Komentar Anda