WNA Aljazair Bantah Punya Senpi

Saad Saud Abdellali
Saad Saud Abdellali (IST For Radar Lombok)

MATARAM—Setelah cukup lama terdiam, Saad Saud Abdellali (26 tahun) warga Negara Asing (WNA) asal Aljazair yang melapor dikeroyok oleh beberapa warga Dusun Batu Bolong Desa Batu Layar Kecamatan Batu Layar Lombok Barat beberapa waktu lalu akhirnya buka suara.

Ia mengklarifikasi beberapa pemberitaan terkait  peristiwa yang menimpanya. Melalui istrinya Hafizah, Abdellali mengaku beberapa pemberitaan yang berkembang tidak sesuai dengan peristiwa yang sebenarnya. ‘’ Jadi saya mewakili suami saya untuk mengklarifikasi pemberitaan yang berkembang selama ini,’’ ujarnya saat memberikan keterangan Jumat kemarin (25/8).

Ada beberapa hal yang ingin diklarifikasi. Antara lain, suaminya tidak pernah memiliki senjata api (senpi) seperti yang diberitakan. Menurutnya, salah seorang warga pernah melihat suaminya dan salah satu rekan bisnisnya menembak kelapa. Namun senjata yang digunakan jenis senapan angin. Senapan angin itupun disebutnya bukan milik suaminya. Melainkan rekan bisnisnya.  Ia juga heran perihal bagaimana senapan angin tersebut dipersoalkan saat ini. ‘’ Kejadiannya sudah beberapa bulan  lalu. Kenapa tidak dilaporkan waktu itu?. Kenapa sekarang kejadiannya berbarengan dengan pemukulan terhadap suami saya?. Itupun bukan senjata api tapi senapan angin,’’ katanya.

Suaminya juga disebutnya tidak pernah melakukan pemukulan terhadap Kadus Batu Bolong. Abdelalli juga tidak pernah mengamuk dan memukul warga sekitar. Malah suaminya yang terkena pukulan terlebih dahulu. ‘’ Suami saya pun waktu itu tidak membalas. Dia hanya menangkis. Kalau dia membalas saya yakin Pak Kadus akan jatuh. Karena tangan suami saya itu besar dan berat,’’ ungkap perempuan yang berstatus WNI ini.

Baca Juga :  Warga Negara Inggris Ditangkap

Villa yang ditempati di BTN Green Land saat ini kata dia miliknya pribadi. Bukan milik suaminya. Abdelllai saat itu hanya datang ke Indonesia untuk mengunjungi dirinya. Mengenai pengeboran sumur yang dijadikan alasan  oleh warga ditampiknya. Menurut Hafizah, sebelumnya sudah ada kesepakatan dan mendapat izin untuk melakukan pengeboran sedalam 50 meter. Namun setelah dilakukan pengeboran 30 meter sudah mendapatkan air. ‘’ Saya yang menyetop karena dibuatkan tandon dulu. Karena kan rencananya memang mau mengebor 50 meter. Kita ingin pastikan dulu airnya bagaimana. Jadi tidak benar kami tidak meminta izin saat melakukan pengeboran. Kami juga tidak mengganggu masyarakat,’’ sebutnya.

Ia menceritakan, suaminya berprofesi sebagai model di Aljazair. Paska pengeroyokan Abdellali  disebutnya mengalami luka yang cukup serius. Setelah dirawat di RSBH Mataram, suaminya dirawat di Bali dan selanjutnya dibawa ke sebuah rumah sakit di Malaysia. ‘’ Sekarang dia masih berada di Malaysia,’’ katanya.

Baca Juga :  Imigrasi Diminta Perketat WNA Masuk Lotim

Kasus dugaan pemukulan tersebut saat ini sudah ditangani oleh Polres Lombok Barat. Ia pun mengaku sudah dimintai keterangan oleh kepolisian. ‘’ Saya dan beberapa saksi juga sudah dimintai keterangan oleh kepolisian. Suami saya tidak merasa kecewa atau sakit hati. Karena dia ini merasa adanya kesalahpahaman dan difitnah. Dia cuma pengen tahu saja siapa dalang ini semua. Karena dia merasa tidak punya musuh dan senang di Indonesia,’’ tandasnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda NTB AKBP Tribudi Pangastuti saat dikonfirmasi mengatakan, awalnya kepolisian menerima informasi mengenai Abdellali yang diduga memiliki senpi. Informasi tersebut kemudian diteruskan dengan melakukan pemeriksaan. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh personel Polsek Senggigi, hasilnya meman tidak ditemukan senpi milik Abdellali. ‘’ Sudah dikroscek, ternyata yang bersangkutan memang tidak mempunyai senpi,’’ katanya.

Sedangkan untuk kasus dugaan penganiayaan yang dialami, prosesnya saat ini ditangani oleh Polres Lombok Barat. ‘’ Ada dua laporan yang ditangani oleh Polres Lobar. Masing-masing dari yang bersangkutan dan Kadus Batu Bolong. Keduanya sama-sama melapor ke kepolisian,’’ terangnya.(gal)

Komentar Anda