Wisuda Terakhir, STKIP Cetak 1.348 Sarjana

Tampak para wisudawan terakhir STKIP Hamzanwadi Selong sebanyak 1.348 mahasiswa (GAZALIE/RADAR LOMBOK)

SELONG—Sebanyak 1.348 Mahasiswa STKIP Hamzanwadi Selong di wisuda Minggu (11/10). Wisuda STKIP ke XXX yang terakhir ini setelah perubahan status kelembagaan menjadi Universitas Hamzanwadi. Para wisudawan, mereka merupakan Mahasiswa dari berbagi program studi yang dimiliki STKIP sebelumnya.

Acara Wisuda dihadiri sejumlah pejabat penting. Baik dari pusat dan provinsi, seperti anggota DPR RI, Dr. Zukiflimansyah, pejabat dari Dirjen Menristek Dikti, Kopertis II Surabaya, Kadis Dikpora NTB, Suruji, Pembina YPH PPD NW Pancor, Hj. Siti Rauhun, semua civitas Universitas Hamzanwadi, dan para orang tua serta pendamping wisudawan yang memadati arena kegiatan yang bertempat di Gor Kampus Universitas Hamzanwadi.

“Manajemen Universitas Hamzanwadi menyampaikan selamat dan sukses kepada seluruh wisudawan yang dilantik pada wisuda STKIP Hamzanwadi ke  XXX ini,” kata Rektor Universitas Hamzanwadi, Ir. Hj. Siti Rohmi Djalilah, M.Pd.

Disampaikan, wisuda yang diselenggarakan terakhir di bawah institusi STKIP Hamzanwadi Selong. Dan kelembagan perguran tinggi sendiri kini telah berubah menjadi Universitas Hamzanwadi, tertanggal 23 September 2016 lalu.

“Karena seluruh transaksi wisudawan kali ini masih menjadi Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD DIKTI) periode 2015-2016 dengan masa pelapor terakhir 31 Oktober 2016,” jelasnya.

Karenanya, kata dia, masih ada transisi untuk penyiapan data sebagai bahan migrasi data dari STKIP Hamzanwadi ke Universitas Hamzanwadi. Dengan demikian, maka lembaga yang meluluskan wisudawan sama sekali tidak ada masalah, karena mereka tetap diluluskan melalui Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan (LPTK). Sehingga lulusannya sama dengan lulusan IKIP dan FKIP di bawah Universitas. “Dengan kerjasama ini kami ucapkan teriam kasih ke para wali, orang tua, dan pendamping atas kepercayaan untuk mendidik putra-putrinya di STKIP,” ucapnya.

STKIP memiliki sejarah panjang dan pengabdian untuk membangun pendidikan di negara ini, khususnya di NTB. Sejarah ini berawal dengan didirikannya Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Hamzwandi yang dirikan sang kakek, Maulana Syeikh pada tahun 1978. Sehingga  Universitas Hamzwandi yang ada saat ini lanjutnya, merupakan pengulangan sejarah nama yang terus dikawal sejal tahun 1978.

“Sejarah terus berlanjut. Tahun 1982 FIP Universitas Hamzanwadi berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan (STIP) Hamzanwadi. Selanjutnya tahun 1984 berubah menjadi STKIP Hamzanwadi. Ini semua sejalan dengan kebijakan pemerintah. Tahun 2002 STKIP pertama kalinya memiliki status akreditasi program studi, sebanyak 6 progam studi yang terakreditasi. Kemudian tahun 2013, ada 15 pprogram studi yang terakreditasi. Dan yang paling membanggakan, STKIP tahun 2014 mendapatkan akreditasi Baik Sekali (B), dan ini tercatat sebagai  perguruan tinggi yang pertama mendapat akreditasi tersebut,” terang Rohmi.

Baca Juga :  Cetak Sawah di KLU Jadi Sampel

Seiring perjalanan dan sejarah yang cukup panjang, akhirnya STKIP secara kelembagaan bergabung dengan STT Hamzanwadi, ditambah dengan Fakultas Kesehatan dan MIPA, sehingga bertransformasi menjadi Universitas Hamzanwadi sejak 23 September 2016 lalu. “Kurun waktu 38 tahun, sebagai penerus sejarah perjuangan pendidikan. Kita bersyukur kepada para peletak sejarah perjuangan, yaitu Maulana Syaikh,” ujar Rohmi.

Saat ini lanjutnya, Universitas Hamzanwadi sendiri mengembangkan empat Fakultas. Diantaranya FKIP dengan 15 program Studi S1, Biologi, Matematika, Fisika, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Geografi, BK, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, PGSD, PAUD, Teknologi Infomasi, Pendidikan Jasmani Kesehatan, dan Rekreasi, Seni Drama Tari dan Musik. Selanjutnya Fakultas Kesehatan S1 Farmasi, Fakultas Teknis sebanyak 5 program studi, dan fakultas MIPA, satu Program Studi S1 Statistik.

“Sejarah yang dilalui STKIP hingga menjadi Universitas prosesnya penuh dinamika. Namun semua itu dapat kita lalui hingga bisa eksis seperti sekarang ini. Capaian ini bukanlah karya mandiri, namun karena kerja kolaboratif yang melibatkan semua pihak,” ujar Rohmi.

Dikatakan, dengan perubahan kelembagaan ini menjadi Universitas, pihaknya pun akan melakukan penyesuain dan perubahan mendasar dalam kebijakan pengembangan pendidikan tinggi sehingga bisa sejalan dengan kebijakan yang dimiliki yayasan. Namun semua itu  tetap akan berpedoman pada standar nasional pendidikan tinggi.

“Dua arah dan orientasi tri dharma perguruan tinggi yang akan kami kembangkan. Pertama program hilirisasi keilmuan. Arah orientasinya dipengaruhi olah kondisi eksternal yakni kompleksitas pembangunan masyarakat yang menuntut kerja , kolaborasi berbagai disiplin ilmu, dan didukung dengan berbagai disiplin ilmu di masing-masing Prodi yang dimiliki Universitas ini,” ulasnya.

Sementara Kopertis wilayah II Surabaya, Selamat Widodo  merasa kagum dan bangga melihat kemajuan yang dimiliki Universitas Hamzanwadi. Kwalitas Univesritas ini lanjutnya tidak perlu diragukan lagi. Bagi orang tua yang  menyekolahkan anaknya di kampus ini merupakan keputusan yang sangat tepat. “Karena  Perguruan Tinggi ini telah mendapatkan legitimasi khusus dari pemerintah. Sekolah disini, dijamin putra-putri anda akan menjadi pintar dan cerdas,” sebutnya.

Baca Juga :  Banyak Sarjana Jadi Pengangguran

Sambutanya disampaikan pihak dari Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti Kementerian Risert, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Dikti), Tato Sudiarto. Ia  menyampaikan, bagi semua lulusan perguruan tinggi di Indonesia, khususnya Universitas Hamzanwadi supaya bisa mamusuki semua pelaung di pasar kerja di wilayah Asean.

Mengacu pada undang-undang lanjutnya, maka semua Lembaga pendidikan perguruan tinggi diharuskan memiliki otonomi secara mandiri untuk mengelola lembaga pendidikannya masing-masing. Itu semua sangat diperlukan, sehingga dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di perguruan tinggi tersebut bisa diberlakukan kebebasan akedemik, mimbar akademik dan otonomi ke ilmuan. Sehingga Perguaran Tinggi yang dimaksud bisa mengembangkan budaya akademik, civitas akademik yang berfungsi sebagai komunitas ilmiah yang berwibawa. Dengan itu maka perguruan tinggi itu akan  mampu melakukan intraksi yang bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa.

“Karena keberadaan perguruan tinggi sebagaimana diamanatkan undang-undang, lulusan bisa menguasai segala cabang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan daya saing bangsa,” terangnya.

Untuk perguruan tinggi, khususnya Universitas Hamzanwadi diharapkan bisa menghasilkan lulusan dan SDM berkwalitas dan memenuhi kwalitas nasional maupun Internasional.

“Dalam upaya meningkatkan daya saing bagsa, perguruan tinggi di tuntut selalu mengikuti perkembangan global, terutama terkait dengan perekembangan di ilmu pengtehuan, perkembangan regulasi di bidang pendidikan dan perkembangan teknik dan metode pembelajaran,” jelasnya.

Saat ini STKIP telah mengalami perubahan bentuk menjadi Universitas Hamzanwadi. Dan lulusan serjana yang telah dicetak kampus ini diyakini memiliki kwalitas dan disiplin ilmu yang mumpuni. Baik itu kualitas ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan.

“Semua lulusan S1 nya dipastikan memiliki kualitas, sebab setelah mereka lulus dipastikan akan terjun ke masyarakat dan akan bersaing dengan lulusan dari peguruan tinggi yang lain. Baik secara nasional maupaun internasional untuk memenangkan persaingan global. Lulusan Universitas Hamzanwadi menjadi kebanggaan NTB Khususnya, dan untuk bangsa secara umum,” tutupnya. (lie/adv)

Komentar Anda