Wisatawan Meninggal Lagi, Standar Keselamatan Perlu Evaluasi

EVAKUASI: Evakuasi jenazah wisatawan asal Australia yang meninggal di perairan Gili Air, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, KLU, Senin (9/6).

TANJUNG -Wisatawan meninggal saat snorkeling terjadi lagi di Gili, Lombok Utara. Pemerintah daerah dan pelaku wisata diharapkan melakukan evaluasi terhadap standar keselamatan aktivitas laut, termasuk ketersediaan petugas penjaga pantai, peralatan evakuasi, dan sistem tanggap darurat.

Senin siang (9/6), wisatawan asal Australia berinisial DR (72) ditemukan meninggal saat snorkeling di pantai depan Hotel Sandy Beach, Dusun Gili Air.

Kasat Reskrim Polres Lombok Utara, AKP Punguan Hutahaean, mengatakan bahwa korban diduga meninggal dunia akibat penyakit bawaan yang diperparah oleh faktor usia.

“Korban sedang melakukan snorkeling di perairan sekitar 8 meter dari bibir pantai depan Hotel Sandy Beach. Saat itu, anak korban yang juga berada di lokasi melihat ayahnya mendadak pingsan di air,” jelasnya.

Melihat kondisi tersebut, anak korban segera meminta bantuan kepada warga dan wisatawan lain di sekitar. Upaya cepat dilakukan untuk mengevakuasi korban ke Klinik Gili Air (Clinic Center). Namun, setelah diperiksa oleh petugas medis, korban dinyatakan telah meninggal dunia. “Korban diduga mengalami serangan mendadak akibat penyakit bawaan yang diperparah oleh kondisi fisik. Usianya berdasarkan identitas adalah 72 tahun,” tambahnya.

Baca Juga :  Calo Diduga Potong Dana PIP di SDN 1 Sigar Penjalin

Petugas hotel segera berkoordinasi dengan kepolisian dan tim medis setempat. Setelah proses evakuasi, jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sesuai prosedur yang berlaku terhadap WNA. Pihak berwenang sudah berkoordinasi dengan Konsulat Australia yang ada di Bali. Pihak keluarga korban telah dihubungi, dan koordinasi dengan Konsulat Australia juga telah dilakukan.

Kasus ini menambah deretan kejadian WNA meninggal di Gili. Sebelumnya, seorang WNA asal Inggris berinisial Mr. TH (81) ditemukan meninggal dunia saat melakukan snorkeling di perairan depan Wah Resort, Dusun Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, pada 26 Maret 2025.

Kemudian WNA Taiwan Fang Jhih Jie meninggal saat snorkeling di Gili Air pada 25 Juni 2024. Selain itu Puput asal Wonogiri, Jawa Tengah meninggal saat snorkeling di Gili Air 30 Desember 2024).

Kasat Polairud Polres Lombok Utara, AKP Sugi Jaya, menyampaikan bahwa berkaca pada beberapa kasus, korban rata-rata sudah berusia lanjut. Hal ini, kata dia, harus menjadi catatan bagi pengusaha jasa penyewaan alat snorkeling maupun diving untuk lebih selektif.

Baca Juga :  BUMD Cetak Laba, Pemda Diingatkan Penyertaan Modal

“Faktor usia harus dipertimbangkan demi keselamatan wisatawan. Kemudian juga faktor kesehatan. Jangan sampai kejadian serupa terjadi lagi,” ungkapnya.

Selain pengusaha, wisatawan juga, kata dia, harus lebih sadar diri. Jangan sampai nekat melakukan snorkeling maupun diving dalam kondisi kurang sehat. “Seperti yang terjadi sekarang, kan korban ini punya penyakit bawaan. Makanya baru beberapa menit snorkeling, kemudian didapati tidak sadarkan diri,” ucapnya.

Dari pihak kepolisian, kata dia, sudah sering melakukan patroli darat maupun laut sembari memberikan imbauan kepada wisatawan untuk tetap berhati-hati. “Tetapi namanya musibah, tidak bisa dicegah. Kita hanya bisa mengingatkan saja,” pungkasnya.

Kepala Dinas Pariwisata KLU, Dende Dewi Tresni Budi Astuti, menyampaikan bahwa pihaknya ikut prihatin atas musibah yang menimpa wisatawan. Untuk meminimalkan kejadian serupa, pihaknya bakal meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, terutama pelaku wisata dan masyarakat. “Kita perlu melakukan evaluasi guna memastikan bahwa keselamatan dan pelayanan menjadi prioritas,” ungkapnya. (der)