Wisatawan Keluhkan Minimnya Fasilitas Umum di Taman Wisata Pusuk Sembalun

MINIM FASILITAS : Kondisi Taman Wisata Pusuk Sembalun, minim fasilitas menjadi keluhan wisatawan, seperti tidak adanya musala. (RATNA / RADAR LOMBOK)

SELONG – Libur panjang lebaran Idul Fitri 1443 Hijriyah dimanfaatkan masyarakat untuk mengunjungi sejumlah destinasi wisata favorit. Di Lombok Timur, sejumlah obyek wisata favorit ramai dikunjungi, seperti halnya destinasi wisata yang sudah populer di wisatawan nusantara dan internasional, yakni taman wisata alam Sembalun, Lombok Timur. Sebelum memasuki wilayah Sembalun, biasanya para wisatawan menyempatkan diri singgah untuk berswafoto di Pusuk yang menjadi favorit pengunjung, sebelum turun ke Sembalun.

“Alhamdulilah, hari pertama buka pada Selasa (3/5) sudah mulai ramai pengunjung. Makin ramai meski belum musim strawberry. Karena Pusuk Sembalun kita tutup selama bulan puasa Ramadan,”  kata Ketua Pengelola Taman Wisata Pusuk Sembalun Dodi kepada Radar Lombok kemarin.

Dodi menyebut jumlah pengunjung Taman Wisata Pusuk Sembalun pada libur lebaran kali ini mencapai 75 persen dibanding tahun sebelumnya. Disamping karena libur panjang, juga karena tahun ini warga sudah diperbolehkan mudik oleh Pemerintah, sehingga animo kunjungan ke daerah wisata Sembalun sangat tinggi.

“Banyak sekali tahun ini wisatawan yang datang, sehari itu bisa seratus hampir dua ratus yang datang atau naik kurang lebih 75 persen. Ternyata pengunjung itu banyak yang datang dari luar daerah,” tuturnya.

Dodi mengaku jika kunjungan wisatawan ke daerah Sembalun mengalami penurunan, bahkan nihil selama dua tahun terakhir, akibat aturan penutupan sejumlah destinasi termasuk Sembalun yang ditetapkan Pemerintah, akibat  pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.  Begitu juga saat gelaran event MotoGP Mandalika tidak memberikan dampak sama sekali terhadap angka kunjungan wisatawan ke daerah wisata Sembalun. Untuk itu libur lebaran pada tahun ini, sebagai angin segar bagi warga sekaligus awal mulai bangkitnya pariwisata di Sembalun.

Baca Juga :  Keluarga Terduga Teroris Dapat Bantuan Modal

“Sekarang di Sembalun sudah banyak tempat wisata yang mulai dibangun. Seperti area agro ekowisata strawberry, sayur dan tempat wisata lainnya sebagai andalan Sembalun,” terangnya.

Siti Hajar Sholatiyah, salah satu pengunjung mengaku baru pertama kali mengunjungi  Taman Wisata Pusuk Sembalun. Meski ia sebenarnya warga Lombok Timur asli,  ia mengaku sengaja memboyong keluarga besarnya ke Sembalun. Karena baru berkesempatan mudik tahun ini, di mana tahun sebelumnya hanya bisa berlebaran di Kepulauan Riau.

“Sengaja liburan ke sini bersama keluarga, kebetulan ada libur juga sehingga bisa mudik ke Lombok dan baru pertama juga ke Sembalun,” ujarnya.

Meski begitu, Siti sapaan akrab wanita berhijab ini sedikit mengeluhkan tidak adanya fasiitas pendukung, seperti musala di sekitar area destinasi, sehingga perlu waktu untuk pindah lokasi sekedar mencari tempat istirahat salat dan makan. Mestinya tiap-tiap destinasi harusnya sudah dibangun fasilitas, seperti musala, toilet untuk mendukung kenyamanan wisatawan yang berkunjung.

“Niat liburan mau lama-lama kan terhalang, karena harus pindah dulu cari lokasi buat salat. Itu sih yang kurang di sini, musala tidak ada,” keluhnya.

Baca Juga :  Mik Edy Gondrong Jadi Pendaftar Pertama

Dodi sekaligus pemilik Villa Mata Rinjani Sembalun ini mengakui jika tingginya angka kunjungan wisatawan ke Taman Wisata Pusuk Sembalun tidak sebanding dengan fasilitas yang didapat pengunjung. Dodi mengakui, tidak sedikit tamu yang mengeluhkan tidak adanya fasilitas, seperti musala untuk sekedar istirahat dan beribadah.

Di rest area memang tidak dibolehkan untuk penambahan spot foto dan fasilitas lainnya. Boleh kecuali di luar rest area, selama tidak menganggagu pengunjung. Karena banyak tamu mengeluh tidak ada musala.

“Kita yang malu, padahal hampir sebagian besar pengunjung taman wisata Pusuk Sembalun adalah muslim,” ungkapnya.

Dodi menyebut jika pihaknya sudah sering menyampaikan keluhan terkait fasilitas dan kondisi Taman Wisata Pusuk Sembalun ke Dinas Pariwisata selaku pengelola destinasi dan juga ke Dinas Perhubungan selaku pengelola area parkir. Namun sampai saat ini, belum ada realisasi dari Dinas yang terkait. Padahal, untuk iuran setiap bulan sudah disetorkan. Ia berharap sebagai pengelola, destinasi rest area sekaligus destinasi spot foto ini direnovasi atau  temboknya di percantik sedikit, sehingga menampilkan kesan baru yang lebih segar.

“Masak gini-gini aja tampilan sembalun tidak pernah berubah,” ucapnya. (cr-rat)

Komentar Anda