Waspada Penyakit Cacar Monyet di NTB

Lalu Hamzi Fikri ( RATNA/RADAR LOMBOK )

MATARAM—Pemprov NTB telah meningkatkan kewaspadaan dan deteksi dini terhadap kasus Monkey Pox (MPOX) atau cacar monyet di semua wilayah Kabupaten/Kota di NTB. Hal ini menyusul laporan adanya salah seorang perempuan berusia 22 tahun, asal Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, yang suspek atau mengalami gejala cacar monyet.“Pengambilan sampel telah dilakukan dan saat ini spesimen telah dikirim ke pusat, dan sedang menunggu hasil apakah terkonfirmasi monkey pox atau tidak. Tetap waspada dan salam sehat,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM.MARS di Mataram, Kamis (9/11).

Mantan Direktur Umum (Dirut) RSUP NTB itu menceritakan gejala cacar monyet yang dialami perempuan 22 tahun tersebut. Dikatakan pada hari Sabtu, (21/10) lalu, pasien sempat mengeluh bengkak di bibir. Lalu pada hari Minggu (22/10), keluar cairan bening walau tidak dirasakan nyeri, tetapi terasa keras di bagian yang terkena luka.Selanjutnya pada Senin (23/10) pagi, pasien mendatangi Puskesmas Ubung, untuk menerima pengobatan. Tapi karena tidak kunjung membaik, maka dua hari setelahnya, pasien kembali datang Puskesmas Ubung untuk kontrol, yang kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Patut Patuh Patju Gerung di Kabupaten Lombok Barat.“Di rumah sakit ini pasien sudah diberikan obat-obatan, dan lukanya pun telah dibersihkan, serta mulai mongering,” ujar Fikri.
Hanya saja selang lima hari setelah pulang dari Rumah Sakit Patut Patuh Patju Gerung. Pasien kembali merasa sesak, keluar bintik-bintik merah dipunggung, lengan, kaki dan bibir.Kemudian pada Senin (30/10), pasien dirujuk ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB, tetapi keluarga pasien memilih isolasi mandiri. “Kondisi terkini pasien sudah membaik alias sehat, dan saat ini sedang isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan Puskesmas,” terangnya.

Kendati demikian, Dinkes kata Fikri, terus melakukan berbagai upaya antara lain untuk mengantisipasi menyebarnya kasus Monkey Pox (MPOX) atau cacar monyet di NTB.Mulai dari memaksimalkan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dan juga Puskesamas Ubung. Tidak kalah penting adalah melakukan tata laksana kasus dengan pengobatan simptomatik, memantau perkembangan kasus penderita, melakukan komunikasi risiko pada penderita agar tidak banyak kontak dengan orang lain dan tertib melakukan isolasi, melakuan pemantauan atau surveilans ketat pada wilayah puskesmas,serta penyiapan alat pengambilan specimen (VTM).Sebelumnya Kepala Dikes Lombok Tengah, Suardi mengaku menerima laporan kaitan dengan gejala cacar monyet yang menimpa warganya ini. Namun pihaknya belum berani memastikan apakah itu penyakit cacar monyet atau tidak karena oleh Dikes masih akan terus melakukan pendalaman.“Kita sudah menerika laporan tapi ini masih suspek dan belum pasti itu cacar monyet tapi dari tanda dan gejala memang ada kemiripan seperti adanya pembesaran getah bening kemudian deman dengan suhu hingga 38 derajat dan ada bercak merah. Makanya kita masih melakukan penyelidikan dulu,” ungkap Suardi.Ia menegaskan, warga yang suspek ini masih melakukan isolasi agar penyakit yang diderita tidak menular. Isolasi dilakukan sembari dilakukan penyelidikan oleh tenaga surveilans. Oleh dikes juga menghimbau kepada masyarakat untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk mengantisipasi penyakit ini menular.
“Jadi ini baru hanya indikasi saja, dan kita masih melakukan penyelidikan epidemologi untuk mengetahui kapan, dimana dan siapa yang kena. Kita berharap agar masyarakat tetap mengantisipasi penyebaran cacar monyet ini, tentunya dengan menggunakan APD,” tegasnya. (rat)

Komentar Anda