Waspada Demam Berdarah! 31 Warga Terjangkit, 1 Meninggal Dunia

Kepala Bidang P3KL Dikes Lombok Tengah, Hasyim (M.HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA–Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Tengah (Loteng), mencatat selama dua bulan terakhir, Januari-Februari tahun 2021, terdapat 31 warga yang dinyatakan positif terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Bahkan satu di antaranya diketahui meninggal dunia akibat gigitan nyamuk itu.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dikes Lombok Tengah, Hasyim menjelaskan untuk bulan Januari warga yang terjangkit DBD ada 14 orang, dan selanjutnya mengalami peningkatan pada Februari lalu, mencapai 17 orang, termasuk satu di antaranya meninggal dunia.

“Sementara untuk Maret ini kita belum menerima laporan. Dan perlu diketahui juga, bahwa jumlah kasus DBD saat ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun dengan bulan yang sama. Pada tahun 2020 lalu, untuk Januari ada 33 kasus, dan Februari 78 kasus,” ungkap Hasyim, saat ditemui di Kantor Bupati Lombok Tengah, Selasa kemarin (16/3).

Dijelaskan, DBD menjadi rentan pada Maret ini, karena memang kondisi masih hujan, sehingga membuat kubangan-kubangan air yang dapat menjadi media bertelur atau sarang nyamuk mematikan ini. “DBD rentan terjadi di perkotaan seperti Praya. Karena penduduk padat dan irigasi atau tempat sampah yang terisi air hujan juga sangat banyak. Ditambah lagi pemukiman yang kumuh,” tambahnya.

Hasyim menegaskan, tidak menutup kemungkinan juga warga yang dinyatakan terjangkit DBD ini adalah mereka yang terkena dari luar Lombok Tengah. Karena rata-rata yang terjangkit ini memiliki kesibukan dan mobilitas yang tinggi. “Selain faktor kekumuhan, perilaku hidup tidak bersih dan sehat, juga mobilitas tinggi, menjadi penyebab utama warga Praya banyak terjangkit DBD. Ke dua baru di wilayah Kuta,” tambahnya.

Pihaknya menegaskan, pada Maret ini memang musimnya DBD, dan bulan ini nyamuk produktif bertelur di kubangan-kubangan karena hujan. Untuk itu pihaknya berharap agar masyarakat tetap waspada.

“Apalagi bulan Februari sudah ada satu kematian penderita DBD. Maka kita harus tetap hati-hati. Foging (pengasapan) merupakan jurus terakhir, karena jentik ini yang perlu dibersihkan. DBD ini rentan terjadi di berbagai wilayah, dan kita tetap intens untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait betapa pentingnya dalam mencegah kasus DBD ini,” tegasnya. (met)

Komentar Anda