Wargai Diminta Waspada Demam Berdarah

Ilustrasi Demam berdarah

GIRI MENANG– Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melalui Dinas Kesehatan menghimbau warga agar mewaspadai kasus demam berdarah menyusul tibanya musim hujan kali ini. Demam berdarah disebabkan oleh penyebaran nyamuk berbahaya. Warga harus tetap menjaga lingkungan tetap bersih. Sementara dalam rangka pencegahan, Dikes melakukan pengasapan (fogging) di sejumlah titik yang tingkat penyebaran nyamuknya tinggi. Ini juga untuk menekan kasus DB dimana jumlah kasus tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat Rahman Sahnan Putra kemarin.  Ia menegaskan saat ini pihaknya tengah menggencarkan fogging di beberapa titik di Lobar berdasarkan tingkat kepadatan jentik nyamuk. Terlebih tahun ini, jumlah penderita DBD di Lobar lumayan lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. “ Kita gencarkan pengasapan,” ungkapnya.

Baca Juga :  RSUD Akui Naik, Dikes Justru Klaim Turun

Rahman juga meminta warga membantu tugas pemerintah yakni dengan aktif melakukan 3M (Menutup, Menguras dan Mengubur) benda yang menjadi tempat genangan air.

Sementara itu salah seorang staf Dinas Kesehatan Lombok Barat bernama Putu Tangkas Wintara meninggal saat sedang melakukan supervisi fogging di wilayah Lembar, Kamis (3/11).

Kadis Kesehatan Rahman Sahnan Putra sendiri belum mengetahui pasti penyebab meninggal stafnya. Namun informasinya karena serangan jantung dan bukan terkena racun fogging. “ Katanya akibat panyakit jantung, tapi saya tidak bisa memastikan. Saat itu beliau sedang melakukan supervisi fogging di sekitaran Lembar,” ungkapnya.

Baca Juga :  Kena Demam Berdarah, Mohan Dirawat di RSUD

Kepala Bidang Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Gerung dr. Ahmad Taufiq Fathoni mengatakan, penyebab meninggalnya Putu lebih mengarah ke penyakit jantung. Karena berdasarkan riwayat penyakit, Putu diketahui mengidap penyakit jantung. “ Jadi kalau keracunan karena fogging saya kira ndak, karena keracunan itu efeknya lain, tidak seperti yang meninggal ini,” jelasnya.

Kemudian perlu diketahui kata Taufiq, meninggalnya Putu juga tidak di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Patut Patuh Patju, melainkan sebelum sampai di IGD. “Jadi meninggalnya itu tidak di IGD RS, tetapi sebelum sampai di RS,” ungkapnya.(zul)

Komentar Anda