SELONG – Warga Sembalun tegas menolak masterplan daya tarik wisata Cemara Siu yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Masterplan ini dinilai tidak sesuai dengan harapan dan aspirasi masyarakat setempat serta menuai kritikan dari berbagai pihak.
Baiq Srimulya, seorang praktisi pariwisata sekaligus Manajer Destination Management Organization (DMO), menyampaikan kekecewaannya terhadap rencana tersebut. Menurutnya, penyusunan masterplan dilakukan secara formalitas tanpa melibatkan berbagai elemen penting, termasuk masyarakat lokal, dunia usaha, akademisi dan media. “Saya melihat pemerintah tidak berniat menyelesaikan masalah. Master plan ini hanya menjadi formalitas,” ungkap Srimulya.
Ia menilai bahwa minimnya pelibatan masyarakat setempat mencerminkan kurangnya niat serius dari pemerintah untuk mendengarkan kebutuhan masyarakat. Masyarakat Sembalun menilai bahwa pengembangan wisata di kawasan tersebut seharusnya dilakukan secara menyeluruh, bukan hanya terbatas pada lokasi Cemara Siu yang luasnya hanya 1,4 hektare. Mereka menyebut bahwa dampak dari master plan Cemara Siu terhadap peningkatan kunjungan wisata maupun ekonomi masyarakat tidak akan signifikan.
Mertawi, anggota Majelis Adat Kepaeran Sembalun, mengkritik keputusan pemerintah yang mengabaikan masukan masyarakat selama Forum Group Discussion (FGD) pertama di Sembalun. Selain itu, keputusan pemerintah untuk menggelar FGD kedua di luar Sembalun dinilai sebagai langkah yang semakin menguatkan dugaan ketidakseriusan dalam melibatkan masyarakat.n“Masukan yang kami berikan pada FGD pertama diabaikan. Keputusan menggelar FGD kedua di luar Sembalun menunjukkan pemerintah tidak serius. Kalau hanya bicara Cemara Siu, cukup pemerintah pusat dan daerah saja, tanpa perlu melibatkan majelis adat yang besar ini,” ungkap Mertawi.
Hasil akhir dari masterplan tersebut dinilai monoton karena hanya mengulang pendekatan komersial yang telah ada sebelumnya. Pemerintah daerah juga disorot karena dianggap kurang proaktif dalam memastikan master plan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Meskipun kecewa, masyarakat tetap berharap agar pemerintah dapat menyusun ulang master plan kawasan Sembalun dengan melibatkan masyarakat secara lebih serius. “Seharusnya pemerintah daerah menjadi fasilitator yang baik,” tambah Mertawi.
Warga Sembalun berharap agar pengembangan pariwisata di kawasan tersebut dilakukan secara holistik dengan mempertimbangkan potensi dan kebutuhan lokal. Sebagai bagian dari Geopark Rinjani yang memiliki nilai budaya dan alam tinggi, masyarakat meminta pemerintah untuk lebih serius melibatkan mereka dalam setiap langkah perencanaan. ” Aspirasi masyarakat adalah agar master plan wisata tidak hanya fokus pada satu titik kecil, tetapi mampu mengangkat kawasan Sembalun secara keseluruhan ” tutupnya.
Sementara itu Pj Bupati Lombok Timur, HM. Juaini Taofik menerima dokumen Masterplan Cemara Siu langsung dari Menteri Pariwisata beberapa waktu lalu. Dalam acara tersebut, Taofik menegaskan komitmen Pemkab Lombok Timur untuk segera memanfaatkan dokumen tersebut demi pengembangan pariwisata daerah.“Keberadaan master plan ini akan semakin meningkatkan semangat stakeholder pariwisata di Lombok Timur, terlebih mengingat tren kunjungan wisatawan yang terus meningkat,” ujar Taofik.
Namun, kondisi tersebut bertolak belakang dengan aspirasi warga Sembalun yang merasa bahwa penyusunan master plan Cemara Siu tidak menyentuh kebutuhan mendasar masyarakat dan hanya menjadi dokumen administratif.(lie)