Warga Pohgading Keluhkan Sampah

SELONG—Warga Pohgading, Kecamatan Pringgabaya, Lotim mengeluhkan sampah yang hampir setiap hari memenuhi parit atau saluran air di sepanjang jalan Pasar Pohgading menuju Dusun Dedalpak. Keberadaan sampah ini sangat mengganggu, khususnya di wilayah Dusun Gubuk Tengah dan Gubuk Lauk, serta Gubuk Daya.

Paling parah terjadi di sepanjang parit di Kekadusan Gubuk Lauk, terutama di sepanjang parit dari SDN 4 dan SDN 5 Pohgading. Parit atau selokan di depan sekolah ini penuh dengan sampah, hingga meluber ke jalan dan tentu saja mengganggu pengguna jalan. Tidak itu saja, polusi yang disebabkan sampah ini juga sangat mengganggu.

“Beginilah kondisinya hampir setiap hari, semua warga Pohgading  membuang sampah di saluran air ini hingga saluran mampet dan naik ke jalan,” kata salah satu warga setempat, Samsun, Sambil berupaya mengorek sampah yang menumpuk di saluran depan SDN 5 Pohgading.

Baca Juga :  Dikritik, Perda Sampah tak Atur Sampah Mataram

Akibat ceceran sampah tersebut, selalu yang menjadi korban adalah warga sekitar saluran. Karena tidak ada yang mengangkut, terpaksa sampah-sampah yang naik ke jalan ditimbun di pinggiran jalan saja, sehingga menimbulkan bau tak sedap. “Kita terpaksa menghanyutkan kembali sampah-sampah ini lantaran tidak adanya TPA, sehingga selalu yang menjadi korban adalah para petani dan juga warga Dusun Dedalpak yang berada di hilir,” jelasnya.

Setelah sampah-sampah rumah tangga ini dihanyutkan, maka yang selanjutnya menjadi korban adalah para petani. Lantaran sampah-sampah ini akan masuk bersama air ke sawah-sawah mereka, hingga menyebabkan kerusakan pada tanaman mereka.

Hal tersebut dibenarkan Amaq Ridwan, salah satu petani yang mengaku memiliki sawah di Kesubakan Telabah. “Sampah-sampah ini sangat mengganggu dan juga merusak tanaman, sehingga kita berharap segera ada solusi dari pemerintah,” harapnya.

Baca Juga :  Banyak Operator Sampah Langgar Aturan

Banyak warga Pohgading berharap ada solusi bagi penanganan sampah ini dengan pembangunan TPA di Dusun Dedalpak, yaitu di lokasi pinggir pantai yang merupakan tanah GG. “Kami berharap ada upaya dan solusi yang diberikan oleh pemerintah desa, dengan pembangunan bak penampungan di lahan pinggir pantai, sehingga ini (sampah) segera teratasi,” pinta warga lain menimpali.

Selain itu dia juga berharap pemerintah desa mampu menghidupkan budaya gotong-royong, sehingga segala persoalan kemasayarakatan segera bisa teratasi. Budaya gotong-royong di Desa Pohgading telah lama mati, dan sayangnya tidak ada pihak yang berupaya menumbuhkan ini kembali, termasuk pemerintah desa. Sementara Kades Pohgading, M Mukti saat didatangi di kantornya sedang tidak ditempat. (lal)

Komentar Anda