
MATARAM — Penyelenggaraan Sholat Idul Adha 1442 Hijriyah, di Lapangan Umum Perumnas Tanjung Karang Permai, Mataram diikuti ribuan jemaah masjid Al Mujahidin Perumnas dan warga di sekitar Ampenan, Selasa (20/7). Sholat Idul Adha dipimpin langsung oleh Ustadz Ahmadji Ahmad sebagai imam sekaligus bertindak sebagai khotib.

Sejak pagi sebelum pukul 07.00 Wita, jemaah dan warga sudah berduyun-duyun datang ke lapangan. Warga mengikuti protokol kesehatan secara ketat untuk bisa masuk tempat penyelenggaraan sholat Idul Adha. Jemaah wajib memakai masker dari rumah ataupun disediakan langsung panitia. Mereka yang nekad tidak mau memakai masker diminta pulang agar tidak membahayakan warga lain.
Petugas juga menyiapkan tempat cuci tangan, pengukuran suhu dan mengatur shaf antara jemaah. Takmir masjid dan pantitia meminta jemaah yang berasal dari warga setempat membawa perlengkapan shalat sendiri serta menghindari kontak fisik. Selain itu , penyampaian khutbah diberikan secara singkat yakni maksimal 15 menit.
Protokol kesehatan dalam sholat Idul Adha sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan Walikota Mataram Nomor 117/KK.18.07/1/KS.02.2021, tentang pelaksanaan ibadah hari Raya Idul serta pemotongan Hewan Kurban dalam PPKM skla Mikro di Mataram. Ketatnya aturan penyeleggaraan sholat Idul Adha ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menetapkan Mataram sebagai salah satu daerah rawan penularan covid 19, di mana daerah ini ditetapkan sebagai PPKM Darurat.
Selain menggelar Sholat Idul Adha 1442 H, takmir masjid Al Mujahidhin dan panitia juga melaksanakan penyembelahian hewan qurban di lapangan sebelah UtaraPerumnas. Hewan kurban yang berasal dari jemaah dan warga sekitar, berjumlah 17 ekor sapi dan 25 ekor kambing. Dari beberapa hewan kurban itu, sebagian di antaranya disembelih di sekitar lingkungan Perumnas.
Daging kurban itu nantinya akan dibagikan ke seluruh warga Perumnas Tanjungkarang dan warga lainnya yang berhak. Untuk menghindari berkumpulnya warga dalam satu tempat yang akan mendapat daging kurban, panitia mensiasatinya dengan membagikan langsung daging kurban ke masing-masing rumah warga melalui ketua lingkungan dan ketua rukun tetangga.
Sementara itu Ustadz Ahmadji Ahmad dalam kesempatan tersebut menjelaskan hikmah Idul Adha. Menurutnya, hikmah yang bisa dipetik dari Idul Adha adalah kesungguhan dalam beribadah kepada Allah SWT. Keiklasan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putera sesuai petunjuk Allah, maka Allah menggantikan anak nabi Ibrahim dengan sembelaihan yang dipercaya sebagai seekor domba. Dalam kehidupan sehari-hari, makna yang dapat direnungkan kembali adalah keiklasan Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail rela berkorban demi menjalankan perintah Allah SWT.
Dijelaskannya, ibadah kurban memang menekankan latihan ketaqwaan. Ketaqwaan direalisasikan dalam bentuk totalitas dalam berkurban. Kurban sebagai ibadah dimensinya sangat menyeluruh, yakni adanya cerminan keteladanan. Ada pendidikan keikhlasan dan peningkatan interaksi sosial, dan yang terpenting kesemuanya bernilai ibdah, sosial dan individual. (tn)