Warga Minta Kejelasan Penanganan Pasca Banjir

DATANG : Warga mendatangi kantor Pemkab Lombok Barat kemarin meminta kejelasan sikap Pemkab terkait pemulihan infrastuktur pasca banjir di Kecamatan Sekotong dan Lembar, Senin (10/4) (ZUL/RADARLOMBOK)

GIRI MENANG– Warga Desa Labuhan Tereng Kecamatan Lembar mendatangi kantor Pemkab Lombok Barat kemarin. Mereka meminta kejelasan sikap Pemkab Lombok Barat terkait penanganan pasca banjir di desa setempat mengingat kondisi infrastruktur masih belum diperbaiki pasca terjadinya banjir belum lama ini.

Mereka ditemui di aula kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Barat oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lobar I Made Arthadana, Kepala Dinas Sosial Lobar drg. Made Ambaryati dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lobar M. Najib. Namun beberapa saat kemudian setelah diterima, warga keluar karena menganggap ketiga pejabat tersebut tidak mampu memberikan solusi yang diharapkan. “Kami menganggap mereka tidak memiliki kewenangan menentukan kebijakan. Kami inginkan bupati yang menemui kami. Tetapi sangat disayangkan Pak Bupati sedang ada acara,” jelas Korlap, Erwin Sumiardi Atmajaya.

Erwin menginginkan agar ada kejelasan sikap dari Pemkab Lobar menangani pasca bencana di Sekotong dan Lembar khususnya pemulihan bidang infrastruktur, tidak hanya berhenti setelah membantu memberikan mie instan. Jika tetap tidak ada respon kata Erwin, maka pihaknya siap menggagalkan acara Forest Trekking di Sekotong 12 April 2017.

Baca Juga :  Jembatan Rampung, Aktivitas Masyarakat Sambelia Mulai Pulih

[postingan number=3 tag=”banjir”]

Berkaitan dengan pernyataan Sekda Lobar H. Moh. Taufiq yang menyatakan dana tidak terduga senilai Rp 1 miliar sepertinya sudah habis sehingga tidak bisa dipergunakan untuk membantu pemulihan pasca bencana khususnya di Labuhan Tereng ditanggapi, seharusnya Pemkab sudah menghitung potensi bencana di masing-masing wilayah kemudian disesuaikan dengan anggaran yang ada. Kalau anggarannya habis, jelas tidak ada perhitungan semacam itu.

Warga lainnya, Faisal mengatakan, kondisi pasca banjir di Sekotong dan Lembar sangat memprihatinkan. Di Labuhan Tereng saja masih ada yang mengungsi ke masjid karena rumahnya ambruk. Sementara tidak ada kejelasan dari Bupati berkaitan dengan bantuan infrastruktur.

Selain itu juga, warga dijanjikan kompor gas, namun dari 400 KK yang ada, hanya realisasi 40 KK yang mendapatkan masing-masing satu unit. Faisal sendiri berharap ada dana taktis (tidak terduga) yang dimiliki untuk menangani persoalan ini. Namun apabila pemkab mengklaim dana tersebut habis, itu dipergunakan untuk apa? Jangan sampai dipergunakan untuk hal-hal yang tidak penting.

Faisal pun mendesak agar pemulihan infrastruktur disegerakan, jika tidak, maka acara Forest Trekking akan digagalkan. “Saya katakan demi Allah saya akan mengadakan demo besar-besaran. Saya bukan mengancam, bukan memberikan shock therapy, tidak. Kita buktikan. Karena ada selentingan yang saya dengar bahwa ada oknum di lingkaran bupati, menantang seolah-olah silakan datang dengan jumlah massa lebih banyak. Kami merasa ditantang,” jelasnya sembari menegaskan aksi yang dilakukan tidak ditunggangi kepentingan politik apapun.

Baca Juga :  Garuda Indonesia Kirimkan Bantuan Korban Banjir Bima

Sementara itu Kepala BPBD Lobar M. Najib mengatakan, untuk logistik sudah diberikan bantuan.  Tetapi masalah pemulihan infrastruktur tidak bisa dijawabnya, karena harus bertemu bupati lebih dulu. Hal yang sama diungkapkan Kepala Dinas PUPR Lobar I Made Arthadana. “Mohon maaf, harus ketemu pak Bupati dulu. Baru bisa dikomentari,” tandasnya.

Sementara itu Kabag Humas dan Protokoler Setda Lobar H. Syaiful Ahkam mengatakan, korban banjir sudah ditangani dalam konteks kedaruratan. Insya Allah warga menerima keadaan bahwa perbaikan infrastruktur butuh proses dan prosedur. “Kita komit untuk membantu sesuai dengan prosedur aturan,” jelasnya.

Kemudian berkaitan dengan wacana penolakan Forest Trekking di Sekotong diterangkannya, pihaknya akan melakukan komunikasi. “Forest Trekking dan Mekaki harus jalan terus. Itu untuk kemaslahatan Sekotong,” tandasnya. (zul)

Komentar Anda