Warga Minta Air PDAM Digratiskan

Warga Minta Air PDAM Digratiskan
DEMO: Warga Desa Langko Kecamatan Lingsar Lombok Barat saat akan berangkat berunjuk rasa ke kantor PDAM Giri Menang di Mataram, kemarin.( DERY HARJAN/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Ratusan warga Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat berunjuk rasa di Reservoir PDAM Giri Menang, Senin (25/11).

Unjuk rasa tersebut dipicu atas ketidakpuasan warga terhadap pelayanan PDAM selama ini. Unjuk rasa dimulai sekitar pukul 09.00 Wita dengan berkumpul terlebih dahulu di simpang tiga masjid Desa Langko. Selanjutnya dengan menggunakan beberapa kendaraan roda dua dan roda empat, warga menuju ke kantor PDAM dengan dikawal aparat kepolisian dari Polresta Mataram. Sesampainya di Reservoir PDAM Giri Menang, warga menunjukkan selebaran-selebaran bertuliskan bahasa Sasak.

Selain itu melalui pengeras suara, salah satu warga yaitu Syamsudin berteriak meminta pihak PDAM untuk tidak memaksa warga Langko membayar air yang diambil dari desa mereka. “Jangan paksa kami membayar yang seharusnya kami tidak bayar,“ teriaknya. “Gratiskan pembayaran air PDAM,” lanjutnya.

Ia mengaku bahwa selama ini PDAM hanya menyedor air di desa mereka namun warga tidak pernah mendapat ada kontribusinya bagi warga sekitar. Selain itu, dana tanggung jawab sosial juga tidak pernah diberikan kepada warga. “Masyarakat Desa Langko tidak pernah mendapat pelayanan pada saat gempa tahun lalu. Kami tidak pernah merasakan manfaat dan CSR,” sesalnya.

Warga lainnya, Khotib juga menyampaikan bahwa beberapa tahun lalu, warga Desa langko mengharapkan agar fasilitas PDAM ini dikelola pihak pemerintah Desa Langko untuk kesejahtraan warga desa. Namun hal itu ternyata tak dirasakan selama ini. Padahal menurut Khotib, sudah ada ketentuan di dalam perundang-undangan. “Hal ini sesuai UU tata ruang yang tertera pada pasal 4 yang isinya pemberian kesejahteraan kepada masyarakat atas pemanfaatan wilayahnya menjadi tata ruang agar di berikan kepada warga,” ungkapnya.

Setelah beberapa menit berunjukrasa, suasana semakin memanas karena tidak ditemui pihak PDAM. Warga pun memaksa masuk dan akhirnya terlibat aksi saling dorong-mendorong dengan aparat kepolisian.  

Kabag Ops Polresta Mataram, Kompol Taufik, yang memimpin pengamanan langsung menenangkan masa aksi dengan menyampaikan himbauan, agar massa aksi bisa menyampaikan orasinya dengan cara-cara yang baik. Tak lama setelah itu, Dirut PDAM, HL Ahmad Zaini pun datang ke lokasi.

Namun, ia tak menemui langsung para pengunjuk rasa, melainkan hanya meminta beberapa perwakilan saja untuk menemuinya di dalam ruangan. Akhirnya ada 5 orang warga yang masuk ke ruangan untuk menyampaikan aspirasinya.

Setelah aspirasi disampaikan, Dirut PDAM HL Ahmad Zaini kemudian menyampaikan bahwa terkait dengan tuntuan dari masyarakat selama ada aturannya akan dipenuhi. Tetapi persoalan apa yang menjadi tuntutan itu sampai saat  ini tidak ada aturannya. “Sehingga kami tidk bisa tepati. Kami bisa penuhi yang sifatnya insidentil, seperti saat puasa masjid dan musaala bisa di gratiskan itu bisa terjadi,” tegas Zaini.

Demikian juga tuntutan soal tidak menggunakan meteran air, ini juga tidak bisa dipenuhi. Penggunaan air tidak menggunakan meteran tidak akan berjalan. PDAM dapat memberikan kompensasi kepada masyarakat yang tidak mampu dengan memberikan tarif rendah 750 rupiah per meter.

Terkait dengan pembayaran waktu gempa, Zaini meminta kepada masyarakat memberikan daftar nama yang membayar dengan jumlah besar, sehingga nantinya dapat dicek kembali oleh PDAM.

Mendengarkan penyampaian dari Dirut PDAM tersebut Kepala Desa Langko, Mawardi menyampaikan keberatan dan tidak terima. “Ini merupakan daerah kami sebagai sumber air kami yang diambil oleh PDAM. Dan kami wajib untuk mendapatkan kompensasi, apabila tidak maka lebih baik Reservoir PDAM ini dibubarkan,” cetusnya.

Karena tidak ada titik temu, perwakilan masyarakat keluar dari lokasi pertemuan. Sebelum membubarkan diri sempat melakukan perusakan sejumalah pagar di lokasi reservoir. (der)

Komentar Anda