MATARAM – Pasangan calon wali kota-wakil wali kota Mataram nomor urut 2, H Mohan Roliskana-TGH Mujiburrahman (HARUM) mengumumkan hasil real count internal berdasarkan surat C1 hasil di Pilkada Kota Mataram 2024. Berdasarkan hasil rekapitulasi internal dari C1 ini, HARUM unggul dengan persentase suara 56,7 persen atau meraih 113.027 suara. Sementara pasangan nomor urut 1, H Lalu Aria Dharma-H Weis Arqurnain (AQUR) meraih 86.360 atau 43,3 suara. Dari data tersebut, pasangan HARUM unggul dengan selisih 26.667 suara.
Masih berdasarkan real count internal pasangan HARUM, dari enam kecamatan di Kota Mataram. Pasangan HARUM hanya kalah di satu kecamatan, yakni di Kecamatan Cakranegara. Di Kecamatan Cakranegara, pasangan AQUR memperoleh 16.060 suara, sedangkan pasangan HARUM memperoleh 15.257 suara. Sedangkan di 5 kecamatan lain, pasangan HARUM unggul.
Rinciannya, di Kecamatan Ampenan pasangan HARUM mendapatkan 20.349 suara, unggul dari pasangan AQUR dengan perolehan 19.177 suara. Di Kecamatan Sekarbela pasangan HARUM mendapatkan 16.094 suara, sementara pasangan AQUR 20.381 suara. Di Kecamatan Mataram, Pasangan HARUM mendapatkan 23.597 suara unggul dari pasangan AQUR dengan perolehan 12.362 suara. Di Kecamatan Selaparang, pasangan HARUM mendapatkan 19.852 suara unggul dari pasangan AQUR dengan perolehan 14.963 suara. Terakhir di Kecamatan Sandubaya, pasangan HARUM memperoleh 17.877 suara dan unggul dari pasangan AQUR yang mendapatkan 13.434 suara.
Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan rekap suara oleh Desk Pilkada Pemerintah Kota Mataram. Dari 204.261 suara yang masuk di Desk Pilkada Kota Mataram, tingkat partisipasi pemilih di Kota Mataram 63,71 persen. Pasangan HARUM unggul dengan perolehan 115.513 atau 56,55 persen. Sedangkan pasangan AQUR mendapatkan 88.748 atau 43,45 persen. “Hasil real count internal kami tidak jauh berbeda dengan Desk Pilkada Kota Mataram,” ujar Calon Wali Kota Mataram nomor urut 1, H Mohan Roliskana saat memberikan keterangan terkait hasil real count internal pasangan HARUM di Mataram, Kamis (28/11).
Meski demikian, perolehan suara ini cukup jauh dari target yang ditetapkan pasangan HARUM. Di mana pasangan HARUM menargetkan perolehan suara di atas 70 persen. Tetapi berdasarkan real count internal, perolehan suara terkunci di angka 56,7 persen. “Kalau target memang tidak tercapai. Karena situasi politik menurut sya tidak normal. Kami kan memperkirakan di posisi itu (70 persen) pesta demokrasi berjalan dengan jujur dan partispasi pemilih tinggi. Sementara dua variable itu tidak berjalan kami tetap bersyukur dengan posisi ini,” katanya.
Hasil juga dipengaruhi oleh tingkat partisipasi masyarakat Kota Mataram di pilkada serentak 2024 terbilang rendah. Merujuk data Desk Pilkada Pemkot Mataram, tingkat partisipasi masyarakat di angka 63 persen. Tingkat partisipasi ini menurun dibandingkan pelaksanan pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) Februari lalu di angka 67 persen. “Pasti ini juga mempengaruhi suara lah. Ini juga menurun dari pelaksanaan pemilu lalu,” ungkapnya.
Dari hasil evaluasi, rendahnya partisipasi pemilih salah satunya disebabkan oleh pola penempatan TPS yang jauh dari domisili pemilih. Ini berdampak pada warga memilih tidak datang ke TPS untuk menggunakan hak politiknya. “Itu pasti akan memberikan dampak terhadap keinginan orang berpartisipasi. Mungkin itu variabel rendahnya partisipasi pemilih. Padahal saya melihat sosialisasinya sudah cukup masif KPI susah bekerja maksimal dan sebenarnya sudah terbantu dengan sebaran APK-APK kami,” terangnya.
Dia juga menilai, potensi kejenuhan dari warga karena jarak pilpres dan pileg tidak terlalu jauh dari pilkada serentak. “Barangkali juga karena berdekatan sekali peristiwa politik dan dampaknya masih kerasa dari pileg dan berakibat pada pilkada sekarang. Dampaknya tentang keputusan memilih itu. Tapi terlepas dari semua itu, kami menghargai dan mengapresiasi penyelenggara pemilu dan kami yakini sudah bekerja keras karena ini tolak ukur penyelenggaraan pemilu,” imbuhnya.
Dari pelaksanaan pilkada Kota Mataram yang berjalan kondusif patut disyukuri. Dia berharap melalui peristiwa politik, masyarakat semakin tercerdaskan karena memiliki literasi politik yang semakin baik dalam memilih pemimpin. “Di sini dibutuhkan ketauladanan kita sebagai kontestan bagaimana kita memberikan pelajaran yang penting bagi masyarakat dalam berpolitik. Gunakanlah cara-cara yang bermartabat dan yang baik demokrasi yang sehat sehingga masyarakat menilai proses demokrasi ini tidak sekedar bagi mereka menggugurkan kewajiban. Tapi tanggung jawab secara moril dalam mendapatkan peminpin yang mereka harapkan,” jelasnya.
Kepada pendukung dan warga Kota Mataram. H Mohan Roliskana meminta tetap menjaga kondusifitas. Lalu mengawal proses perhitungan suara yang berjenjang sampai nanti berakhir ke Kota Mataram. “Jangan euforia berlebih. Kita tunggu sampai proses perhitungan suara di KPU nanti,” pungkasnya.
Ketua KPU Kota Mataram, Edy Putrawan mengatakan, terkait tingkat partisipasi warga yang rendah. Dirinya belum bisa berkomentar banyak karena belum perhitungan akhir di KPU nanti. “Masih berjenjang apa-apa ini termasuk rekap dan lainnya. Nanti akan kita lihat secara ril di ujung baru kita tahu. Memang ada quick count banyak beredar. Tapi secara resmi akan kita keluarkan setelah perhitungan di tingkat kota,” katanya.
Soal penyebab rendahnya partisipasi pemilih, Edy mengatakan belum melakukan penelusuran. Termasuk soal penyebaran TPS yang jauh dari domisili warga belum bisa dijadikan acuan. “Karena fokus kita masih di pungut hitung dulu. Kalau cerita-cerita yang beredar ada yang seperti itu (penyebaran TPS). Ada juga yang memberikan kami masukan, tapi kita bicara soal TPS ini diakses 600 orang, maka tentu akan ada yang lebih jauh ketimbang yang dulunya maksimal itu 300 orang dalam satu TPS. Ini situasi logis karena jumlah pemilih semakin bertambah pasti akan lebih jauh lokasi TPS itu,” ungkapnya. (gal)