
PRAYA – Lautan manusia memadati Pantai Seger di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah pada Rabu (19/2) subuh untuk Bau Nyale atau menangkap cacing laut
Namun, warga banyak yang kecewa karena tangkapan Nyale di malam puncak ini sangat minim, bahkan ada yang tidak mendapatkan sama sekali. Dari pantauan Radar Lombok, warga yang sudah menyisir pantai sejak subuh harus pulang dengan kecewa pada pagi harinya. Warga kecewa karena harapannya pulang membawa Nyale pupus. “Kita pulang saja karena Nyale sudah pindah ke darat. Ini tidak ada Nyale sama sekali,” ungkap Muhammad Ali saat ditemui ketika pulang, Rabu (19/2).
Ia mengaku datang bersama rekan-rekannya dengan membawa ember dan sorok dengan harapan bisa pulang membawa banyak Nyale. Namun, Nyale malah keluar lebih banyak di hari-hari sebelumnya. “Sangkep Warige meleset, malam puncak perayaan Bau Nyale malah tidak ada Nyale,” ketusnya.
Sementara itu, Sekda Lombok Tengah, H. Lalu Firman Wijaya, menyampaikan bahwa ada beberapa evaluasi yang akan dilakukan untuk event Nyale ini. Selain karena minimnya kehadiran pejabat eselon II dan III, ke depan diharapkan berbagai kegiatan akan dilakukan lebih meriah lagi karena lokasi kegiatan berada di wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
“Kita akui meski ramai, tapi tidak seramai Nyale sebelum covid-19 dan beberapa pejabat yang tidak hadir sudah kita catat. Bagaimana kita mau menyuruh rakyat hadir memeriahkan sementara kita sendiri tidak mau hadir,” jelasnya.
Saat membuka kegiatan, pihaknya juga menyampaikan bahwa masyarakat berkumpul untuk menyambut satu acara yang sangat spesial bagi Lombok Tengah, NTB, dan seluruh masyarakat Indonesia, yaitu malam puncak Pesona Bau Nyale 2025.
Bau Nyale adalah salah satu tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Lombok Tengah, dan merupakan bagian dari budaya dan kebudayaan yang kaya dan khas dari daerah ini.
“Setiap tahunnya, masyarakat Lombok Tengah menyambut datangnya Bau Nyale dengan antusias dan kebahagiaan yang luar biasa. Event Pesona Bau Nyale 2025 ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi kita semua untuk berkenalan dan mengenal lebih jauh tentang budaya dan tradisi masyarakat Lombok Tengah, serta untuk mempromosikan kebudayaan kita kepada dunia luar,” jelasnya.
Di malam puncak, masyarakat juga dapat menikmati berbagai kegiatan yang menyenangkan, seperti pemandangan indah, pertunjukan budaya, dan banyak lagi. Tetapi dalam kesempatan itu pihaknya mengingatkan di balik semua kebahagiaan dan kemeriahan acara, masyarakat juga harus memperhatikan dan mempertahankan tradisi dan budaya.
“Kita harus memastikan bahwa kita tidak hanya menikmati acara ini, tetapi juga memastikan bahwa budaya dan tradisi kita diteruskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, marilah kita semua bersatu dan bekerja sama untuk memastikan bahwa event Pesona Bau Nyale 2025 ini menjadi acara yang berkesan dan membawa banyak manfaat bagi masyarakat,” terangnya. (met)