

SELONG – Pemkab Lombok Timur menaikkan status penanganan bencana kekeringan dari siaga menjadi tanggap darurat 15 September lalu. Dari 21 kecamatan di Lombok Timur sampai saat ini masih ada delapan kecamatan terkena dampak bencana kekeringan. Dimana Kecamatan Jerowaru merupakan wilayah yang terkena dampak yang paling parah.
Diketahui sejak penanganan bencana kekeringan dinaikkan statusnya, pendistribusian bantuan air bersih ke wilayah Kecamatan Jerowaru sudah mencapai ratusan tangki oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Jumlah tersebut belum dihitung bantuan air bersih yang disalurkan oleh instansi terkait lainnya termasuk pihak swasta.” Petugas kita setiap hari keliling ke sejumlah titik menyalurkan bantuan air bersih. Paling banyak di wilayah Kecamatan Jerowaru dan Keruak,” kata Kepala BPBD Lombok Timur Lalu Muliadi.
Untuk Kecamatan Jerowaru tercatat ada sekitar 120 tangki bantuan air bersih yang didistribusikan. Sedangkan Kecamatan Keruak sekitar 40 tangki lebih. Selebihnya dibagi ke enam kecamatan terdampak sesuai kebutuhan. “ Wilayah terdampak kekeringan di Lombok Timur tersebar di delapan kecamatan, 43 desa di 253 dusun. Wilayah paling parah yaitu Kecamatan Jerowaru dan Keruak,” ungkap Muliadi.
Ia berharap dampak el nino ini bisa segera selesai dan perkirakan puncaknya pada akhir November 2023.” Kalau akhir Oktober puncaknya sudah maka SK tanggap darurat bisa kita cabut,” tutupnya.(lie)