Warga Gili Belek dan Gili Re Minta Dibangunkan Jembatan

Minta Dibangunkan Jembatan
MINTA JEMBATAN : Perjuangan dua siswa dari Gili Beleq saat berangkat sekolah belum lama ini. Warga Gili Belek dan Gili Re Desa Paremas Kecamatan Jerowaru mengaku hingga saat ini belum merdeka. Pasalnya, hingga saat ini mereka belum memiliki akses jalan yang menghubungkan gili dengan daratan. .( Janwari Irwan/Radar Lombok)

SELONG-Warga Gili Belek dan Gili Re Desa Paremas Kecamatan Jerowaru mengaku hingga saat ini belum merdeka. Pasalnya, hingga saat ini mereka belum memiliki akses jalan yang menghubungkan gili dengan daratan.

Salah satu warga Gili Belek, Rizal, mengaku sudah lama menunggu realisasi jembatan yang menghubungkan daratan menuju gili.  Karena selama ini banyak warga yang meninggal akibat terkendala akses. “Kalau air sedang kering, kita tidak bisa membawa keluarga kita berobat, karena salah satu akses kita selama ini hanya mengunakan perahu saja,”ungkapnya.

Jarak laut dari gili ke daratan hanya 480 meter saja. Sehingga jika dibuatkan jembatan oleh pemerintah tidak akan memakan anggaran yang besar jika dibandingkan dengan manfaat yang akan didapat. “Saya rasa tidak perlu mewah jembatan ini, yang penting ada, karena jujur selama ini masyarakat kita benar – benar mengalami kesulitan,” katanya.

Disampaikannya, keberadaan jembatan akan sangat membantu masyarakat terutama anak-anak bersekolah. Karena selama ini anak-anak sekolah hanya menggunakan perahu dayung. Perbuatan seperti ini katanya, tentunya membahayakan mereka.” Dan keberadaan jambatan ini saya rasa tidak akan mengganggu masyarakat, bahkan masyarakat siap membantu jika pemerintah membutuhkan tenaga masyarakat,” katanya.

Disampaikannya, pada tahun 2012 ada masyarakat yang meninggal karena tidak bisa tertolong, karena pada saat warga mengalami sakit, kondisi air laut sedang kering, sehingga warga itu tidak bisa dibawa ke rumah sakit. “ Pada saat seperti itu masyarakat kita merasa belum merdeka dan merasa tidak ada pemerintah yang mau berkorban untuk warganya,”ungkap mantan kepala dusun ini.

Sementara itu Kepala Dusun Gili Belek, Samsul, mengaku pada saat Camat Jerowaru dijabat Purnama Hadi, jembatan ini menjadi salah satu program yang diharapkan dapat terwujud. Hanya saja, jembatan itu tidak bisa terwujud.” Pada saat itu, penah ada wacana jambatan ini akan dibangun, dimana Lombok Timur rebutan dengan Sumbawa. Tapi yang dapat itu Sumbawa,” ungkapnya.

Ada beberepa keuntungan jika jambatan dibangun. Salah satunya dapat mengurangi biaya hidup warga yang ada di gili, karena jumlah penduduk di Gili Belek 160 KK atau sekitar 600 Jiwa. Sedangkan di Gili Re jumlah penduduknya  sebanyak 112 KK. “ Kalau memang pemerintan berharap membangun jambatan ini masyarakat akan berterima kasih, dan itu akan selalu dikenang oleh masyarakat,”katanya.

Karena sambungnya, untuk membuat rumah saja, biaya yang harus dikeluarkan bagi warga sangat tinggi.  Karena harga pasir satu truk pada saat ini sekitar Rp 3,5 juta. Sementara harga batu mencapai Rp 3,5 juta sampai Rp 4 juta. “ Kalau warga kita disini mau buat rumah harus menyiapkan minimal Rp 200 juta baru bisa bangun rumah, karena itu semua dibawa menggunakan perahu, makanya masyarakat mengatakan kalau ada pemimpin yang mampu membuat jembatan, maka namanya kita jadikan nama jembatan itu,” ungkapnya.

Sementara itu Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PU Lombok Timur, Makrifatullah, mengatakan, sudah ada program dari Kementerian  Pembangunan Daerah tertinggal untuk jembatan penghubung. Karena aktivitas anak- anak pulau ini terganggu pada saat air naik.”Salah satu caranya adalah dengan membangun jambatan bambu, dengan harapan kita semoga segera ditinjau,”katanya.

Ia mengaku akan bertemu dengan pejabat di pusat soal ini. “ Estimasi anggaran saya rasa tidak besar, karena material yang kita gunakan untuk menghubungkan menggunakan bambu, saya rasa bambu ini akan sangat kuat,”ungkapnya.(wan)

Komentar Anda