Warga Ancam Hentikan Proyek Jalan

GIRI MENANG—Proyek pembangunan jalan Dasan Griya-Ketapang Orong yang berlokasi di Desa Gegerung, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat dipelototi warga. Terhitung sejak beberapa hari lalu, proses pengerjaan proyek ini sudah dimulai.

Tokoh pemuda Desa Gegerung, M Nasir mengatakan, sejak mulai dikerjakan proyek ini, masyarakat menyambut antusias. Harapannya, akses jalan yang semula rusak parah dan menghubungkan sejumlah desa dan dusun akan mulus dilewati.

“Tapi sejak beberapa hari terakhir ini, kami mulai mempertanyakan kualitas proyek ini,” ujarnya, Kamis (25/8).

Dipertanyakan proyek jalan ini lantaran situ (tanah urug) yang digunakan diduga tidak sesuai kualitas. Sirtu yang digunakan terlihat seperti tanah kebun dan mengandung sedikit batu padat.

Dengan kontur tanah jalan sepanjang proyek itu yang cenderung labil dan berpasir, sirtu yang digunakan akan cepat tergerus air. Belum lagi jika proyek jalan sudah kelar dikerjakan, diprediksi usia jalan akan sangat singkat.

Apa yang dilontarkan Nasir sangat beralasan. Andai proyek ini tuntas dikerjakan, tidak menutup kemungkinan potensi penurunan badan jalan akan cepat terjadi. Kondisi ini bisa dipicu oleh lapisan sirtu yang jauh dari harapan. “Kalau seperti ini, paling usia jalan belum sampai setengah tahun sudah rusak,” sambungnya.

Besar kemungkinan, kata Nasir, jika musim penghujan tiba, potensi lapisan sirtu tergerus air sangat besar. Imbasnya, proyek yang dihajatkan untuk kemaslahatan warga tidak bisa dinikmati dalam jangka panjang.

Baca Juga :  Masyarakatkan Layanan 4G LTE, Telkomsel Gelar Jalan Sehat

Lantaran itu, pihaknya meminta kepada pengawas proyek dan dinas terkait intensif memantau proses pengerjaan proyek tersebut. Sejauh ini dari hasil pantauannya, tidak terlihat sedikit pun petugas dari dinas terkait yang menyambangi proyek itu.

Proyek pembangunan jalan yang akan menghubungkan Dusun Orong Utara, Orong Selatan dan Orong Puncak di Gegerung dan Murpeji, Murpadang dan Paok Dodol di Dasan Griya ini harus dipantau ketat. Andai proyek ini terus dibiarkan, pihak memastikan akan memboikot proyek itu. Pemboikotan dengan menghentikan paksa aktivitas proyek.

Agar tidak terjadi pemboikotan, ungkapnya, pihak pelaksana proyek hendaknya memiliki iktikad baik dengan menggunakan sirtu yang sesuai spesifikasi. Pihaknya tidak ingin masyarakat dirugikan dengan ulah pihak pelaksana yang hanya ingin mencari untung besar.

Terpisah, anggota DPRD Lobar asal Gegrung, Jumarti mengatakan, sirtu yang sedang dikerjakan saat ini masih proses dasar. Jika lapisan dasar sudah kelar baru kemudian akan dilapisi sirtu padat.

“Saya bukan membela siapa-siapa. Saya juga tidak kenal dengan pemborongnya. Tapi itu tahapan proyek yang saya ketahui,” ungkapnya melalui sambungan selulernya..

Jumarti mengakui bahwa struktur tanah di lokasi proyek itu terdiri dari tanah labil dan berpasir. Terlebih lokasi proyek berada di dataran tinggi. Bukan tidak mungkin usia badan jalan akan sangat singkat jika tidak menggunakan sirtu padat.

Baca Juga :  Tim Pilkada Provinsi Terima Hasil Penjaringan Pilbup Lobar

Pihaknya pun memastikan akan menegur pihak pelaksana proyek jika setelah pengurugan dasar tidak dilapisi sirtu padat. “Kita akan bertindak kalau seperti itu,” ujarnya.

Idealnya, jelasnya Jumarti, paket jalan Dasan Geriya-Ketapang Orong harus dibarengi dengan pembangunan drainase. Lapisan dasar drainase pun diminta permanen agar usia jalan bisa lebih lama.

Sebagai wakil warga di wilayah itu, sambungnya, 2017 mendatang siap mengusulkan perbaikan bahu jalan. Itu pun jika dalam proyek ini tidak satu paket dengan pengerjaan bahu jalan. “Tapi mudah-mudahan satu paket dengan bahu jalan agar usia jalan lebih lama,” tandasnya.

Pantauan Radar Lombok, proyek ini dikerjakan oleh PT Kesawa Karya Abadi sebagai pelaksana. Sementara konsultan proyek yakni CV Anugerah Rancang Selaras. Proyek ini dianggarkan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk perbaikan jalan kabupaten. Nilai anggaran yang akan dihabiskan sebesar Rp 5,3 miliar.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (PU) Lobar, Made Arthadana mengatakan, pihaknya baru menerima laporan soal proses pengerjaan jalan tersebut. Tanpa menunggu lama, pihaknya akan memanggil pihak pelaksana dan pengawas proyek tersebut.

“Bukan hanya mereka berdua, tapi PPK juga akan kita panggil untuk kita mintai keterangan,” ungkapnya.

Dirinya mengaku bersyukur dengan adanya laporan warga seperti ini. Selaku dinas terkait, pihaknya tidak ingin jika warga sampai dirugikan. (rzq)

Komentar Anda