Wapres Pastikan Seluruh Korban Gempa Tertangani

JUSUF-KALLA
KORBAN GEMPA : Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat menyambangi warga korban gempa di Desa Teratak Kecamatan Batukliang Utara Lombok Tengah, Sabtu (6/4). (M. HAERUDDIN/ RADAR LOMBOK)

PRAYA – Wakil Presiden RI Jusuf Kalla kembali menemui korban gempa di NTB, Sabtu (6/4). JK datang kembali untuk meninjau progres penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi korban gempa. JK menjamin seluruh korban gempa yang terdata tertangani dengan baik.

Tiba di Bandara Internasional Lombok (BIL) sekitar pukul 13.10 Wita, JK disambut oleh Gubernur Dr. Zulkieflimansyah. Ia langsung menuju Desa Desa Teratak Kecamatan Batukliang Utara guna meninjau langsung rekonstruksi pasca gempa. Di Tratak JK disambut oleh Bupati Lombok Tengah, Suhaili FT bersama ratusan warga dengan antusias.

Di sini JK meninjau satu persatu rumah korban gempa yang sudah mulai dibangun. Bahkan sudah ada yang ditempati. JK menjelaskan bahwa Pemerintah akan selalu hadir untuk masyarakat. Dimana pemerintah akan terus memberikan bantuan kepada masyarakat yang tertimpa musibah. “Pemerintah tentu memperhatikan apa yang terjadi pada masyarakat. Baik pemerintah pusat dan daerah selalu siap sedia untuk membantu masyarakat ketika terjadi bencana, tapi mudah- mudaha tidak lagi terjadi bencana ini,”ungkap Wapres di hadapan warga.

BACA JUGA: Janji Zulkieflimansyah Menangkan Jokowi Ditagih

Bagi warga yang rumahnya sudah jadi, JK berharap warga dapat menjaga dan memeliharanya dengan baik. “Apa yang diberikan agar dipelihara dengan baik, dan juga tentu kita doakan bagi semua yang membantu. Untuk yang belum, Insya Allah akan selesai pada waktunya, rumah ini bagus sekali. Mari kita bantu bupati, kita bantu tentara, PU dan fasilitator. Sekali lagi selamat dan terima kasih,” ungkapnya.

Kepala Pelaksana BPBD NTB, H. Muhammad Rum, menjelaskan, hingga saat ini jumlah dana yang sudah ditransfer oleh pemerintah pusat ke daerah mencapai Rp 5,1 triliun. Dana yang sudah disalurkan ke masyarakat Rp 5 triliun lebih, Rp 2 triliun lebih sudah dikirim ke rekening Pokmas dan sisanya Rp 2,9 triliun masih di rekening warga.

Baca Juga :  Dihadang Petugas, Warga Keluhkan Kunjungan Wapres

Secara keseluruhan jumlah rumah yang sudah jadi mencapai 11.678 unit. Terdiri dari rumah rusak berat 2.594 unit, rumah rusak sedang 2.105 unit, dan 6.979 unit rumah rusak ringan. Sementara 41.981 unit rumah masih dalam proses pengerjaan. “Jumlah Pokmas terbentuk 6.991 buah dengan anggota 134.345 KK. Proses rehab rekon dibantu 3.241 orang personel tenaga fasilitator dan 1.000 personel TNI dari satuan Zeni,” tegasnya. 

Dalam kunjungannya, Wapres didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, Kasetwapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi Azyumardi Azra dan lain-lain.

BACA JUGA: Bupati Suhaili Yakin Jokowi-Ma’ruf Menang di Loteng

Sementara itu Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR RI, Danis Sumadilaga, menyampaikan, saat ini pembangunan sudah berjalan dengan baik. Dimana masyarakat sudah membangun rumahnya dengan menggunakan besi ukuran 12 mili dan gelang menggunakan ukuran 8 mili. Sebelumnya pembangunan terkendala karena kekurangan dari besi itu.” Ini ada kesadaran dari masyarakat untuk membangun rumah tahan gempa itu memerlukan teknis yang baik. Sementara adanya perubahan data yang awalnya rusak sedang menjadi berat itu tinggal diverifikasi saja dan tinggal bupati mengajukan SK,”terangnya.

Masih banyak persoalan yang ada dalam proses penanganan korban gempa. Diantaranya puluhan ribu korban yang sudah terdata belum menerima bantuan karena belum adanya uang tambahan dari pemerintah pusat. Masalah berikutnya, lambannya pembangunan rumah hunian tetap yang disebabkan proses administrasi yang berbelit. Kemudian mahalnya harga material bahan bangunan yang bisa menyebabkan uang Rp 50 juta tidak cukup. Belum lagi uang jaminan hidup (Jadup) yang tidak kunjung cair, uang bagi korban luka-luka dan lain-lain.

Baca Juga :  Dihadang Petugas, Warga Keluhkan Kunjungan Wapres

Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov NTB Najamudin Amy yang dimintai keterangannya menyampaikan, kedatangan Wapres ke Desa Teratak Lombok Tengah karena tidak sempat dikunjungi Jokowi. “Wapres memastikan satu lokasi yang tidak sempat dikunjungi presiden. Memang sempat dijadwalkan akan ke desa Teratak, tapi tidak sempat Presiden kesana. Padahal sudah disiapkan, makanya Wapres datang kesana,” terang Najam.

BACA JUGA: Sandiaga Uno Kampanye di Lombok 9 April

Untuk korban gempa yang belum terima bantuan, belum ada kejelasan. Wapres hanya pastikan seluruh fasilitas umum akan dibantu. “Kalau proyek-proyek lain untuk NTB, tidak ada info. Mungkin Pak Gubernur sempat bicara. Yang jelas, pusat akan back-up untuk penyelenggaraan MotoGP,” kata Najam.

Lalu bagaimana dengan dana tambahan yang dibutuhkan untuk korban gempa? Sama sekali tidak ada kejelasan. “Kalau dana tambahan dari pusat, nanti akan rapat di pusat. Berapa jumlah kekurangan dana, belum bisa kita sebutkan. Karena ada korban gempa yang baru dengan hak sama. Biar gak salah kalau saya bicara soal angka, nanti saja kalau sudah dihitung,” kata Kepala BPBD NTB H. Muhammad Rum.

Hingga saat ini, terdapat 33.364 Kepala keluarga (KK) yang belum sama sekali menerima bantuan. Baik untuk rumah rusak berat, sedang dan rusak ringan. Hal itu disebabkan kurangnya anggaran dari pemerintah pusat. Jumlah rumah rusak berat akibat gempa sebanyak 75.138 unit. Namun korban gempa yang telah menerima bantuan hanya 68.976 KK. Terdapat 6.162 KK korban rumah rusak berat belum menerima bantuan. Selanjutnya korban rumah rusak sedang sebanyak 33.075 unit. Jumlah penerima bantuan hingga saat ini sebanyak 26.709 KK. Artinya 6.366 KK belum pernah menerima bantuan. Begitu juga dengan korban rumah rusak ringan yang mencapai 108.306 unit. Korban yang belum menerima bantuan cukup banyak mencapai 20.836KK. Hal itu terlihat dari jumlah penerima dana yang hanya 87.470 KK.(met/zwr)

Komentar Anda