MATARAM-Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional ke-26 sudah resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo Sabtu malam lalu (30/7).
Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh mengaku puas dengan pembukaan MTQ yang berjalan dengan meriah dan sukses sesuai yang diharapkan. Saat pembukaan MTQ kemarin, Ahyar datang ke lokasi MTQ dengan berjalan kaki didampingi sang istri Hj Suryani Ahyar Abduh. Tidak lama Ahyar tiba di lokasi, Presiden Jokowi tiba di lokasi acara MTQ di Islamic Center (IC).
Usai pembukaan, Ahyar mengaku sangat puas dan terkesan dengan kesuksesan pembukaan MTQ yang disaksikan oleh ratusan ribu masyarakat dari segala penjuru NTB." Saya bersyukur dan puas dengan pembukaan MTQ yang kemeriahannya yang sangat luar biasa," ujar Ahyar.
Rasa syukur atas suksesnya pembukaan MTQ ini, karena semuanya berjalan dengan lancar. Cuaca sangat mendukung. Yang paling utama lagi karena dukungan dan kehadiran masyarakat Lombok terutama warga Kota Mataram yang sudah sejak beberapa malam lalu meramaikan lokasi MTQ." Ini yang membuat saya merasa bangga dan bersyukur," paparnya.
Ia berharap semoga kemeriahan dan kehadiran masyarakat ini tidak hanya pada malam pembukaannya saja , tetapi setiap malam." Saya imbau masyarakat untuk selalu meramaikan acara MTQ," harapnya.
Ahyar tidak lupa juga berpesan agar masyarakat Kota Mataram untuk tetap menjaga keamanan dan kenyamanan Kota Mataram. Terutama dengan tetap mengedapankan keramahtamahan kepada para semua peserta atau kafilah maupun tamu undangan.
Jika wali kota puas, justru Warga banyak yang kecewa saat pelaksaan pembukaan MTQ kemarin. Pasalnya masyarakat tidak dapat menyaksikan langsung dari panggung utama MTQ karena tertutup tribun penonton. Layar lebar yang disiapkan oleh panitia tidak ditunjang dengan suara yang maksimal. Sehingga penonton atau masyarakat hanya melihat gambar saja, tanpa bisa mendengar suara. Ditambah lagi dengan kurangnya layar yang disediakan oleh pelaksana kegiatan.
Salah satu penonton, Wahyudin 30 tahun mengakui kekecewaannya ini, karena tidak bisa melihat langsung. Kalaupun ada layar ia tidak bisa mendengar suaranya." Saya di depan layar, tapi suaranya tidak ada," ungkap Wahyudin kecewa.
Atas berbagai keluhan dari masyarakat, Ahyar mengakui hal ini karena dirinya juga sudah menduga dengan penataan lokasi utama yan menggunakan tribun akan menghalangi masyarakat untuk bisa menonton secara langsung." Saya sudah perkirakan dengan sistem tribun masyarakat tidak bisa masuk dan menonton langsung,''paparnya.
Keluhan masyarakat ini akan jadi evaluasi dan diharapkan kepada pelaksanan Event Organizer (EO) bisa secepatnya dirubah dan disediakan layar-layar yang lebih banyak dengan kualitas suara yang bagus." Mudahan bisa secepatnya disiapkan agar masyarakat tidak kecewa," harapnya.(ami)