Wali Kota Mataram Lepas Pawai Ogoh-Ogoh

Perayaan Nyepi Berjalan Aman

PAWAI-OGOH-OGOH
PAWAI OGOH-OGOH: Ratusan Ogoh-Ogoh (patung) raksasa di arak sepanjang Jalan Pejanggik, untuk menyambut perayaan Hari Raya Nyepi, Rabu kemarin (6/3). (SUDIR/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh secara resmi melepas 120 ogoh-ogoh (patung) raksasa. Peserta pawai ogoh-ogoh yang digelar oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Mataram, untuk menyambut Hari Raya Nyepi, Rabu lalu (6/3). Ratusan ogoh-ogoh turun ke jalan, dengan berbagai ciri khas ditampilkan kalangan Banjar se-Kota Mataram.

Dihadapan seluruh peserta pawai yang memadati ruas Jalan Pejanggik, Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh menyatakan rasa syukurnya untuk dapat kembali hadir pada kegiatan yang menjadi rangkaian pelaksanaan Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu Kota Mataram tersebut. “Sudah menjadi tradisi tahunan, dan setiap tahun selalu menjadi animo masyarakat,” kataya.

BACA JUGA: Ratusan Ogoh-Ogoh akan Meriahkan Kota Mataram

Dikatakan, momentum pawai ogoh-ogoh yang diikuti oleh umat Hindu, serta diramaikan pula oleh warga Kota Mataram dari beragam etnis dan agama, memiliki makna yang sangat khusus. Pasalnya, sebagai sebuah momentum dimana toleransi, kebersamaan, dan saling menghargai antarumat beragama tampak jelas.

“Inilah yang harus terus dipelihara, ditingkatkan, dan ditularkan ke daerah lain. Inilah Kota Mataram yang harus terus kita bangun menjadi kota yang maju, religius, dan berbudaya,” katanya.

Pawai Ogoh-Ogoh yang mengawali Hari Raya Nyepi lanjut Wali Kota, adalah bagian dari ritual umat Hindu yang mengandung makna penting secara filosofis. Secara keseluruhan, rangkaian kegiatan ritual yang diakhiri dengan ritual Catur Brata Penyepian yang terdiri dari Amati Geni (tidak menghidupkan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian) dan Amati Lelanguan (tidak mendengarkan hiburan), yang bertujuan untuk menyucikan diri.

BACA JUGA: Siswa Bolos Dihukum Lari Keliling Pendopo

Hal tersebut dikatakan Ahyar, sangat penting dan menjadikan umat Hindu memiliki peran sangat besar untuk memberikan keseimbangan antara Bhuana Alit atau alam manusia, dengan Buana Agung atau alam semesta, di tengah kondisi alam yang mulai tidak ramah. “Bagi seluruh umat Hindu Kota Mataram, silahkan laksanakan dengan khidmat. Saya yang akan berkeliling untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.

Ada 120 ogoh-ogoh raksasa dari seluruh Banjar (Lingkungan) di Kota Mataram yang mengikuti Pawai Ogoh-Ogoh tahun ini. “Bukan ritualnya, namun maknanya yang kita ambil. Tidak wara-wiri, dan mari kita berikan dukungan kondusifitas di Kota Mataram,” pungkasnya. (dir)

Komentar Anda