Wali Kota Bingung Pasien Corona Terus Meningkat

MENINGKAT : Kewaspadaan di Mataram makin ditingkatkan menyusul terus bertambahnya jumlah pasien positif covid-19 di kota ini. (ALI MA’SHUM/RADAR LOMBOK)
MENINGKAT : Kewaspadaan di Mataram makin ditingkatkan menyusul terus bertambahnya jumlah pasien positif covid-19 di kota ini. (ALI MA’SHUM/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Jumlah pasien positif Covid-19 asal Kota Mataram terus melonjak. Kota Mataram masuk lima besar nasional sebagai daerah dengan risiko tinggi penyebaran kasus Covid-19.

Data tersebut dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD). Kota Mataram berada diurutan kelima dengan tingkat risiko 201,10 per 100 ribu jumlah penduduk. Sedangkan untuk tingkat Provinsi NTB, Kota Mataram berada diurutan pertama sebagai daerah yang paling banyak terkonfirmasi positif covid-19. Hingga Kamis siang (11/6), 340 warga kota positif virus corona.  

Paparan BNPB itu tidak membuat kaget Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh. Karena pemerintah pusat tentu punya data sebagai acuan. Meski demikian, pihaknya tetap bekerja untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. ‘’Ini kan bukan dari sisi jumlahnya. Tapi dia persentase per 100 ribu. Oke lah berapa pun itu, yang jelas kita kerja keras dengan program-program yang kita kerjakan. Walaupun faktanya kita nambah terus,’’ ujarnya, kemarin (11/6).

Dia pun mencoba menganalisis secara pribadi. Walaupun kapasitasnya bukan sebagai ahli epidemologi dan medis. Tapi dirinya cukup heran dengan penambahan positif yang semakin banyak. Khusus dengan orang tanpa gejala (OTG) menjadi perhatiannya. ‘’Orang-orang yang sehat dan mau keluar daerah. Kemudian melalukan swab mandiri malah positif. Ada ibu-ibu yang masu melahirkan dan tadinya sehat. Datang ke rumah sakit periksa dan swab kemudian positif. Ini kan orang mau melahirkan. Ada juga warga kita yang sama sekali tidak pernah keluar rumah. Tapi memang sakit sesak dan diabet. Tapi tidak pernah keluar rumah dan kontak siapapun. Ini saya tidak mengerti kenapa bisa seperti itu,’’ katanya.

Dia semakin heran dengan jumlah pasien positif. Sementara jajarannya tidak berhenti bekerja keras. Tapi wacana tatanan baru atau new normal banyak diartikan berbeda oleh masyarakat. Terbukti dengan warga yang menormalkan diri. ‘’Coba lihat sendiri aktivitas warga itu. Di jalan, pusat perbelanjaan dan lainnya. Karena itu kita tekankan dan kita mengerti warga terlalu lama di rumah. Kita tetap ingatkan. Kapan pun dimana pun untuk melaksanakan protokol covid dengan serius dan disiplin tinggi. Maskernya jangan lupa,’’ ungkapnya.

Meski jumlah pasien positif terus meningkat. Pihaknya belum berencana merbah kebijakan. Dirinya masih mengandalkan program penanganan covid-19 berbasis lingkungan (PCBL). Program tersebut masih akan dikawal. Untuk itu, dia menolak untuk melakukan upaya yang lebih tegas. ‘’Nah kalau itu sudah cerita lama kalau begitu. Yang penting tetap kita jalan dan tetap kita mempunyai kewaspadaan tinggi. Karena penyebaran di Mataram masih terjadi,’’ terangnya. 

Belum lagi Kota Mararam yang menjadi pusat epicenterum di NTB. Kota ini makin banyak dikunjungi. Sehingga trend penurunan jumlah pasien positif masih lamban. Kondisi ini kata Ahyar sesuai dengan prediksi ahli epidemologi. Yaitu bulan Juni akan terjadi peningkatan. ‘’Kota Mataram ini tentu beda dengan daerah lain di NTB. Tapi ini tidak lepas dari prilaku kita semua. Kita kurang disiplin. Itu yang terjadi,’’ pungkasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr H Usman Hadi juga mengakui, trend penyebaran covid-19 di Kota Mataram terus meningkat. Walaupun memgaku cukup kesulitan mendeteksi penyebaran virus tersebut. Pihaknya tetap bekerja keras dan bekerja lebih maksimal kedepannya. ‘’Kita akan bekerja lebih maksimal lagi,’’ katanya. (gal)

Komentar Anda