Walhi Pertanyakan Pengiriman Limbah Medis

MATARAM- Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTB mempertanyakan pengiriman limbah medis yang dihasilkan rumah sakit dan Puskesmas di daerah ini oleh pihak swasta atas kerjasama dengan Pemerintah Kota Mataram melalui (BLH).

Walhi mempertanyakan apakah limbah-limbah medis yang jumlahnya berton-ton tersebut benar-benar di musnahkan di luar daerah atau disimpan lagi dan dimusnahkan di Lombok. Karena pemerintah tidak pernah mengawal pengiriman limbah.” Emang pemerintah mengawal ya sampai ke lokasi pengelolaan. Kalau tidak sangat kami pertanyakan pengiriman limbah ini," ungkap Direktur Eksekutif Walhi NTB, Murdani, saat ditemui di Mataram kemarin.

Jika memang pemerintah ikut mengawal pengiriman limbah ke Jawa Barat, Walhi mempertanyakan bagaimana proses pemusnahan dan lain-lainnya.” Jangan-jangan hanya akal-akalan pihak swasta," terangnya.

Baca Juga :  Masyarakat Selatan Pertanyakan Kelanjutan Pemekaran KLS

Daripada menjadi masalah di belakang hari, Walhi menyarankan Pemkot membuat Insinerator terpadu khusus limbah medis. Skemanya dibuat sama dengan bekerjasama dengan semua klinik atau rumah sakit yang ada.  Nantinya semua rumah sakit, klinik atau Puskesmas harus bergabung dengan Pemkot dalam hal pengelolaan limbah medis.

Sebelum membuat insinerator ini tentunya Pemkot harus membuat kajian dulu mana yang lebih efektif apakah mengirim limbah atau dikelola sendiri." Kalau bangun insinerator lebih efisien, Pemkot harus buat insinerator terpadu," tegasnya.

Kalau ini sudah dibuat, nanti Pemkot tinggal menyesuaikan saja berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah sakit. Kalau rumah sakit itu lebih besar tentunya jumlah limbah yang dihasilkan lebih banyak dan bayarannyapun harus lebih besar.

Baca Juga :  Walhi Ancam Gugat Pemkot Mataram

Selama ini, pihak rumah sakit yang ada di Mataram tidak ada yang memiliki insinerator pengelolaan limbah medis, alasannya karena pemerintah yang tidak mau mengeluarkan izin. Sekarang kalau pemerintah tidak mengeluarkan izin, maka Pemkot harus bangunkan rumah sakit itu insinerator yang sifatnya terpadu. “Kalau semua rumah sakit punya insinerator sendiri mungkin tidak bagus, makanya Pemkot yang harus bangunkan," pintanya.

Sebaimana data yang dimiliki BLH Kota, setiap bulan limbah medis mencapai 2 sampai 3 ton yang dikirim ke luar daerah. Limbah medis tersebut terdiri dari bekas botol obat, jarum suntik dan lain-lain.(ami)

Komentar Anda