Wajah Kota Tua Ampenan Mulai Hilang Jati Diri

Kota Tua Ampenan
MAKIN HANCUR: Kota Tua Ampenan semakin hancur lantaran banyak bangunan tua yang sudah dirubah pemiliknya. (Sudir/Radar Lombok)

MATARAM — Kota Tua Ampenan tercatat sebagai salah satu ikon kota tua di Pulau Lombok. Sayang bangunan berarsitektur eropa masa lampau ini mulai banyak berubah bentuk.

Imbasnya, wajah  bangunan kuno kawasan ini semakin punah. Tak heran jika banyak pihak menilai kota tua tersebut mulai kehilangan wajah jati dirinya.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Mataram HM Faesal mengatakan, kondisi kota tua Ampenan saat ini cukup memperihatikan. Bangunan yang memiliki nilai situs bersejarah ini mulai banyak berbubah bentuk. Padahal, Pemerintah Kota Mataram bahkan beberapa kali melakukan revitalisasi, namun tidak tercapai. Beberapa bangunan tua, masih milik perorangan seperti para pengusaha asal Cakranegara.

BACA JUGA: Kontraktor Monumen Kota Mataram Didenda

Sampai saat ini, belum ada langkah penataan yang lebih serius. Terutama mempertahankan bangunan kuno yang bernilai sejarah. ”Saya sayangkan sekali, banyak bangunan kuno yang mulai berubah bentuk. Kota tua Ampenan ini salah satu ikon wisata di Pulau Lombok,” katanya, Rabu (26/12), kemarin.

Baca Juga :  Menjaga Keunikan Bangunan Kota Tua Ampenan

Kawasan kota tua ini sudah dihuni sejak ratusam tahun silam. Penghuninya terdiri dari beragam etnis ras dan agama. Diantaranya yakni, Arab, Melayu dan China. Ketiga ras ini membangun tempat tinggal masing-masing dan hidup rukun berdampingan.

Mestinya, kata politisi Nasdem ini, wajah kota tua harus dipertahankan Pemerintah Kota Mataram. Dengan begitu akan menjadi obyek wisata di kawasan tengah Kota Mataram seperti di Jakarta.

”Kita harapkan ada langkah cepat sebelum bangunan tua banyak dirobohkan,” ucapnya.

Dinas Pariwisata disebutnya harus lebih aktif melakukan sosialisasi. Apalagi beberapa kawasan bangunan Kota Tua Ampenan yang sudah berubah.

Baca Juga :  Menjaga Keunikan Bangunan Kota Tua Ampenan

Terpisah, Sekertaris Dinas Pariwisata Kota Mataram, HL Abdul Hamid mengatakan, untuk destinasi Kota Tua Ampenan memang telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata. Tapi selama ini, Pemkot selalu mendapatkan kendala seperti bangunan tua.

BACA JUGA: Salon dan Spa “Esek-Esek” Menjamur

”Itu bangunan tua milik pribadi, sudah beberapa kali kita lakukan pertemuan tapi ada pemilik yang mau merubah,” katanya.

Untuk penataan, lanjutnya, selama ini tetap dilakukan seperti di Jalan Pabean, pintu masuk eks Pelabuhan Ampenan. Sementara beberapa ruas jalan seperti Saleh Sungkar, banyak toko yang berdiri. ”Kita tidak bisa berbuat banyak karena bangunan tua. Masih bersifat milik pribadi bukan aset daerah,” singkatnya. (dir)

Komentar Anda