Wagub Akui Kerap Kali Dikibuli Investor

H Muhammad Amin (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Investor yang datang ke NTB tidak semuanya benar-benar merealisasikan investasinya.

Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin mengatakan, selama ini ada investor yang datang ke NTB hanya mengumbar janji saja. Setelah berbagai persiapan dan pertemuan dilakukan namun malah menghilang. “Kita akui itu, mungkin Pak Ali BD (Bupati Lombok Timur) juga punya pengalaman dengan investor penipu. Tapi tentu tidak semua,” ujarnya, kemarin.

Investor yang datang ke NTB banyak juga benar-benar menanamkan modalnya. Namun, prinsip kehati-hatian memang harus diterapkan agar daerah tidak tertipu oleh mafia investasi. Apalagi, daerah NTB saat ini menjadi salah yang paling dilirik oleh para investor.  Pernah beberapa waktu lalu, tutur Wagub, ada investor yang datang menemui dirinya dan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi. “Dia serius kelihatannya, tapi setelah itu tidak ada realisasi.Tidak usah dah saya sebut investor mana itu,” ceritanya.

Satu hal yang harus disadari oleh semua pihak, daerah NTB sangat membutuhkan investor. Oleh karena itu, semua pemerintah kabupaten/kota harus berlomba-lomba mendatangkan investor yang benar-benar memiliki modal.

Jumlah APBD provinsi maupun kabupaten/kota masih kecil. Untuk membangun daerah tidak bisa hanya mengandalkan diri sendiri. Peran pihak luar dalam hal ini investor tentunya sangat dibutuhkan. Mengingat, ruang fiskal daerah juga masih sempit untuk bisa melakukan banyak hal.

Baca Juga :  Investor Korea Kaji Proyek Kereta Gantung Rinjani

Membangun jaringan harus dilakukan semua Pemda di NTB. Upaya itu juga harus diikuti dengan memperbaki tata kelola internal SKPD masing-masing dalam menyiapkan perangkat dan sistem kerja yang dibutuhkan untuk memberi kenyamanan para investor. “Biar investor yang serius juga nyaman dan mau menanamkan modalnya,” kata Wagub.

Iklim investasi yang baik akan membuat investor datang sendiri. Oleh karena itu, pemda harus menjamin akses transportasi, infrastruktur, listrik dan air. Sarana dan prasarana pendukung sangat dibutuhkan oleh investor dan menjadi salah satu pertimbangan utama.

Terkait dengan data realisasi investasi yang dikritisi oleh Ali BD karena realisasi investasi Lombok Timur paling rendah di semester satu ini, Wagub tidak ingin berdebat. Amin yakin Badan Koordiansi Penanaman Modal dan Perizinan Terapdu (BKPM-PT) NTB menyusun data yang bisa dipertanggung jawabkan. “Tidak perlu kita berpolemik, saya yakin data realisasi investasi kita bisa dipertanggung jawabkan. Silahkan saja dibuktikan,” ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Lombok Timur H Ali Bin Dahlan mengkritisi data realisasi investasi yang dikeluarkan oleh BKPM-PT NTB karena menempatkan Lombok Timur terendah. Menurut Ali BD, data pemprov tidak valid. “Lombok Timur itu realisasi investasinya terbanyak ya, BKPM tidak tahu apa-apa,” ujarnya.

Baca Juga :  Kenyamanan Investasi Genjot Pertumbuhan Ekonomi

BKPM-PT Provinsi NTB melansir jumlah realisasi investasi pada semester pertama dari bulan Januari sampai Juni tahun 2016 sebesar Rp 4,2 triliun. Jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 4,1 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 184 miliar lebih. Sementara realisasi  investasi di Lombok Timur hanya sebesar Rp 2,8 miliar. Angka ini terendah di NTB.

Ali BD sendiri mempertanyakan data tersebut, pasalnya selama ini daerah NTB hanya didatangi oleh investor yang tidak jelas namun ternyata dicatat oleh Pemprov NTB sebagai realisasi investasi. “Bagaimana bisa kita katakan daerah ini investasinya maju, kan yang datang itu penipu saja. Mereka lekak (bohong)  ya,mau ngibul  (menipu) saja,” katanya dengan gaya khasnya.

Seharusnya lanjut Ali BD pemprov bisa lebih cerdas dalam hal menjaring investor. Bukan malah sebaliknya, siapapun yang datang langsung dipercaya akan menanamkan modalnya di wilayah NTB. Untuk mengetahui fakta sebenarnya, BKPM harus jujur menyampaikan ke publik jumlah investasi yang sudah terealisasi di NTB. Jangan sampai orang yang hanya sekedar sudah mengurus izin dan bermulut besar akan berinvestasi triliunan langsung dicatat oleh BKPM sebagai realsiasi investasi. (zwr)

Komentar Anda