Wacana Dr Zul-Gede Syamsul Sulit Terealisasi

pilkada 2018
pilkada 2018

MATARAM–Ada wacana dari ketua umum DPP Partai Hanura, Osman Sapta Odang menduetkan Dr. Zulkiflimansyah-Gede Syamsul dalam Pilkada NTB. Namun wacana ini dianggap sangat sulit direalisasikan.

“Saya kira ini wacana itu sangat sulit terealisasi,” kata pengamat politik NTB, Dr. Kadri, kepada Radar Lombok, Senin kemarin (29/5).

Menurutnya ada beberapa faktor menyebabkan wacana itu sulit direalisasikan. Pertama, koalisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Hanura masih belum memenuhi persyaratan dukungan kursi di DPRD provinsi NTB. Sementara parpol lain ada yang sudah mulai mengerucut arah dukungan.

Kedua, lanjutnya, parpol yang ada dukungan lebih mengarah kepada figur yang dinilai memiliki tingkat elektabilitas atau daya keterpilihan serta potensi kemenangan lebih besar. Ketiga, Gede Syamsul selain kader Partai Hanura juga kader ormas NW Anjani. Disisi lain, NW Anjani menjagokan Lalu Gede Sakti sebagai cagub/cawagub dalam kontestasi di Pilgub.

Karena itu, kecil kemungkinan NW Anjani akan memberikan restu kepada Gede Syamsul maju di kontestasi Pilkada NTB mendampingi bacagub PKS, Dr. Zulkiflimansyah. “Tapi saya kira ini bagian komunikasi politik dijajaki para aktor politik,” ujar pria asal Bima tersebut.

Baca Juga :  Jelang Pilkada, TGB Beri Nasihat untuk Bang Zul

Ia pun melihat wacana duet Zulkiflimansyah-Gede Syamsul bagian dari pressure politik dilakoni bacagub PKS tersebut. Akibat dari ada sinyal kemungkinan tidak terealisasi duet Zulkiflimansyah-Siti Rohmi dengan koalisi PKS dan Partai Demokrat sebagai parpol pengusung.

Dengan ada wacana duet Zulkiflimansyah-Gede Syamsul untuk membuka ruang atau mencari celah baru untuk membangun dan menjajaki komunikasi politik dengan lain. Itu juga sebagai sinyal dikirimkan Zulkiflimansyah kepada Partai Demokrat dan NW Pancor bahwa dirinya bisa berpasangan atau bergandengan dengan siapa saja.

“Namun ini adalah hal sangat wajar dalam proses komunikasi politik ada,” terangnya.

Sementara itu, Ketua DPW PKS NTB, Abdul Hadi menilai hal sangat wajar dan merupakan bagian dari dinamika politik yang berkembang. Apalagi mengingat, baik parpol maupun figur masih saling menjajaki siapa berpasangan dengan siapa.

Terlebih, bacagub PKS, Dr. Zulkiflimansyah dipersilahkan untuk membangun komunikasi politik dan menjajaki koalisi baik parpol maupun figur bakal digandeng sebagai bacawagub. “Pak Zul  memang kita persilahkan pro aktif membangun komunikasi politik dengan siapapun,” ujarnya.

Baca Juga :  Dr Zul dan Johan Bersaing Rebut Tiket PKS

Sebelumnya,  Dr. Zul – panggilan akrab bacagub PKS, Zulkiflimansyah ngaku ditawari ketua umum DPP Partai Hanura, Osman Sapta Odang sebagai calon Gubernur di Pilkada NTB melalui Partai Hanura. “Saya pun sempat terkejut dengan tawaran Pak OSO  yang mempersilahkan saya maju di Pilgub NTB melalui Partai Hanura,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, OSO disebutnya meminta dirinya menggandeng kader Partai Hanura juga anggota DPR RI dapil Provinsi NTB, Lalu Gede Syamsul Mujahidin sebagai calon wakil. Kendati demikian, ia mengaku, belum memberikan tangapan dan respon terkait tawaran ketua umum DPP Partai Hanura tersebut.

Bahkan, ia meminta pengurus DPD Partai Hanura NTB untuk menanyakan kebenaran terkait hal tersebut kepada ketua umumnya.

“Silahkan DPD Hanura cek kebenaran kepada Pak OSO,” ucapnya. (yan)

Komentar Anda